BAB 4

935 44 2
                                    

Selamat membaca readers!

"Hah?!"

Firza merutuk pada bibirnya yang asal saja berbicara.

"Tak apa, lupakan! Saya ambilkan kamu susu hangat, tunggu di sini," Firza segera menuju ke dapur untuk mengambilkan segelas susu hangat untuk Annisa.

"Ini, minumlah!" Firza membantu Annisa duduk dan membantunya untuk memegangi gelas. Setelah susu tersisa setengah, Annisa meletakkan gelas susu tersebut di nakas dan kembali berbaring. Firza menyelimuti Annisa.

"Tidurlah, saya akan menjagamu di sini,"

"Makasih. Gue punggungin lo ya?"

"Hm," Annisa memunggungi Firza dan menaikkan selimut hingga sebahu.

Lima belas menit kemudian,

Firza menatap Annisa. Nafas gadis itu sudah teratur. Matanya pun sudah terpejam rapat. Firza memperbaiki letak selimut di tubuh Annisa. Ia mengusap kepala Annisa dengan lembut.

"Selamat malam." Dan Firza pun keluar dari kamar Annisa menuju ke kamarnya.

⚓⚓⚓⚓

Annisa terbangun sekitar pukul setengah enam pagi. Ia segera mandi dan mengenakan seragam tanpa kerudung. Lalu ia pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan.

Nasi goreng plus omlet menjadi menunya pagi ini. Setelah selesai, Annisa segera memakan sarapannya dan bersiap pergi ke sekolah. Tapi ketika keluar dari kamar, ia berpapasan dengan Firza yang juga baru keluar dari kamar. Ia melihat Firza sudah mengenakan seragam dinasnya. Firza terlihat lebih tampan dan maskulin di mata Annisa.

"Bagaimana perutmu?" Tanya Firza.

"Hah?! Ehhh...sudah lebih baik. Thanks, atas susunya semalam." Ucap Annisa sambil menggaruk leher bagian belakangnya.

"Oiya, lo...mau kemana?"

"Saya ada tugas di Makassar. Dua minggu saya di sana." Ucap Firza.

"Ohhh, begitu... Hati-hati ya! Lo jangan lupa makan, sholat, dan istirahat!" Ucap Annisa tanpa sadar memberikan perhatian pada Firza.

"Ehmm...sarapan sudah siap di meja makan. Gue berangkat dulu, assalamu'alaikum." Annisa meraih tangan kekar Firza lalu ia cium.

"Wa'alaikumsalam. Ini uang jajan kamu selama saya tidak ada di rumah," Firza memberikan tiga lembar uang seratus kepada Annisa.

"Tapi ini...."

"Ini kartu kredit, gunakan sebaik-baiknya untuk belanja kebutuhan rumah." Firza memberikan sebuah kartu kredit berwarna gold pada Annisa.

"Tapi...."

"Saya bisa saja pulang lebih lama. Pegang dan gunakan seperlunya. Maaf saya tidak bisa mengantarmu ke sekolah." Ujar Firza.

"Gak pa-pa kok, gue udah biasa pakai ojol. Gue....berangkat ya," Annisa segera keluar dari rumah dan berangkat ke sekolah.

⚓⚓⚓⚓

"Nisa," Annisa tersadar dari lamunannya ketika Hasna menyentuh bahunya.

"Eh, Hasna. Kenapa?"

"Lo kenapa? Tumben bengong," Ujar Hasna.

"Gak pa-pa."

"Pasti berhubungan dengan suami Lo kan?"

"Enggak!"

"Halah! Lo mana bisa bohong sama gue!"

"Ish! Iya, gara-gara dia!" Annisa memajukan bibirnya karena merasa kesal dengan Firza.

Kapten KapalkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang