"P'PLANN!! KENAPA KAU MENYEBALKAN SEKALI HUH!!"
Perth baru saja mematikan laptopnya, menata beberapa berkas dan akan bersiap-siap untuk pulang. Tapi tiba-tiba sepupunya datang dan memberikannya sebuah map untuk segera dikerjakan.
"Hanya sebentar Perth, tidak akan lama. Cepat selesaikan, dan aku akan menunggumu di ruanganku!" Plann beranjak dari tempat Perth setelah ia selesai menyerahkan berkasnya.
"Aaarggghh!!"
Perth berteriak frustasi. Menggerutu kesal karena ulah sepupunya itu. Ia ingin segera menemui Mark, tapi karena Plann ia terpaksa pulang terlambat. Dan itu semakin membuatnya kesal.
***
"Ada apa lagi?"
Mark bersuara setelah ia mencoba mengabaikan Perth yang sejak 5 menit yang lalu berada di tempat ia bekerja. Perth tersenyum. Namun Mark tak melihatnya. Ia masih tetap fokus pada pekerjaannya.
"3 tangkai bunga mawar?" Perth bersandar pada meja kasir Mark. Memperhatikan Mark yang tengah sibuk merangkai buket bunga.
"Jika kau membelinya hanya untuk kau berikan padaku, sebaiknya simpan saja uangmu itu,"
"Aku tidak membelikannya untukmu, aku hanya bertanya padamu. Apa kau tau arti dari 3 tangkai bunga mawar?"
Mark menghentikan gerakan tangannya. Ia menatap Perth yang mulai berjalan ke arahnya.
"Aku cinta padamu," Perth tersenyum lagi. Sedang Mark hanya mengerutkan dahinya mendengar ucapan Perth.
"Kau boleh tidak percaya padaku, tapi apa boleh aku makan malam denganmu P'?"
"Hei.." Mark hampir saja protes, tapi ia mengurungkan niatnya saat Perth mengalihkan pandangannya pada jam dinding yang berada diatas pintu utama toko bunga itu.
"Lihat, sudah lewat dari jam makan malam," lanjut Perth.
Mark menatap jam dinding, lalu kembali menatap Perth yang masih berdiri di depannya.
"Aku sudah ma- "
"Kalau begitu kapan-kapan aku akan menjemputmu. Oke?"
"Perth?"
"Na na na," Perth meraih kedua tangan Mark, memasang tampang memelas pada seseorang yang sudah mencuri hatinya.
Mark meloloskan kedua tangannya dari tangan Perth. Ia menatap lelaki itu sejenak, dan setelah sedikit berpikir ia mengiyakan ajakan Perth.
"Ehm.. Oke. Sekarang pergilah. Aku harus kembali bekerja,"
Lagi. Perth tersenyum lebar. Ia meraih kepala Mark dan mengacak rambut Mark sekilas.
"Kalau begitu, aku pergi. Selamat bekerja," Perth tak henti-hentinya tersenyum. Ia bahkan sudah lupa dengan rasa kesalnya pada Plann. Meskipun ia tetep menggerutu karena terlambat menemui Mark.
Ia tak lagi peduli. Terlebih Mark sudah mau menerima ajakan makan malamnya. Yang ia pikirkan sekarang hanya ingin segera berbagi cerita dengan P'Big.
Senyum Perth terus merekah bahkan saat ia tiba di kedai P'Big. P'Big yang menatapnya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan Perth.
Dan apa kalian tau? didalam toko bunga itu, seseorang juga turut tersenyum. Ada sepotong perasaan bahagia yang mulai mengisi puzzle hatinya, yang beberapa tahun ini tak pernah ia rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setangkai Mawar
Fiksi PenggemarSecuil cerita tentang setangkai mawar. Terlihat indah, namun berduri. Halloooo~ ^°^ Gatau mau nulis apaan. Yang jelas aku benar² payah haha Ini cuma kehaluan seorang fujoshi gila yang sangat mencintai Perth sama Mark 🖤 Jadi, aku benar² minta tolong...