Langkah Kedua

559 55 7
                                    

KRIIIIING

"Selamat da-," P'Big menghentikan sapaannya pada seseorang yang baru saja memasuki kedainya. Wajah yang semula ramah itu berubah masam seketika.

"Ku kira kau lupa denganku," Ia kembali berjalan ke belakang meja kerjanya, tempat ia menyajikan kopi untuk para pelanggannya.

"Bagaimana mungkin aku bisa lupa denganmu P'? Yang benar saja, bagaimana pun juga kau turut andil dalam hubunganku dengan dia," Perth mendudukkan dirinya di tempat yang sudah menjadi 'singgasana'nya di kedai itu. Pandangannya yang semula terpaku pada seseorang diseberang sana kini kembali teralihkan ke sang pemilik kedai.

"Hubungan? Sudah sejauh apa kau dengannya?"

Perth hanya terkekeh.

"Perth?"

"Aku tidak sengaja menciumnya tadi. Aku tidak bermaksud menciumnya sama sekali. Yang aku alami dengannya hanya sebuah 'kecelakaan'. Kau tau aku sangat menyukainya kan P'? Dan gara-gara kejadian itu, aku tidak tau apa yang harus aku lakukan padanya."

P'Big berjalan ke arah Perth dengan sebuah cangkir kopi ditangannya. Meletakkannya di hadapan Perth lalu kembali beranjak dari tempat Perth duduk.

"Ajak saja dia berkencan,"

"APA?"

P'Big terus berjalan tanpa menghiraukan teriakan Perth.

"Coba saja. Jika ia mengiyakan ajakanmu itu berarti dia juga menyukaimu. Namun jika ia menolakmu, sebaiknya kau berhenti," P'Big meraih kain lap yang berada di atas meja kerjanya, lalu membersihkan beberapa meja yang sudah ditinggalkan oleh pelanggannya pulang.

"Haruskah?"

P'Big menganggukkan kepalanya pasti.

"Lihat! Dia sudah bersiap-siap untuk menutup tokonya, kau bisa mengantarnya pulang jika kau mau," P'Big mengarahkan jari telunjuknya dan membuat Perth mengalihkan pandangannya ke arah Mark bekerja.







"Aku rasa, aku tau apa yang harus lakukan P'," Perth meraih cangkir kopinya, meniupnya sekilas lalu meneguk kopinya perlahan.

"Jika kau tau, lakukan!"

Perth mengangguk. Sesekali meneguk kopinya lagi tanpa mengalihkan pandangannya pada seseorang yang sedang bersiap-siap menutup toko bunganya, Mark Siwat.

***

"Kau tidak berpikir yang aneh-aneh tentangku kan P'?"

Perth mensejajarkan dirinya disamping Mark yang sedang berjalan. Membuat Mark menghentikan langkah kakinya karena terkejut melihat lelaki berpipi chubby itu tiba-tiba berada disampingnya.

"Perth?"

"Uh.." Perth turut menghentikan langkahnya saat Mark berhenti lalu menganggukkan kepalanya.

"Apa yang kau lakukan disini?" Mark kembali melanjutkan perjalanan pulangnya.

"Mengantarmu pulang," Perth terus mengekor dibelakang Mark. Tanpa peduli bahwa pertanyaan tadi belum dijawab oleh Mark.

"Pulanglah!"

"Na na naaaa!" Perth kembali memposisikan dirinya disamping Mark. Sedang Mark hanya melirik Perth sekilas.

"Terserah."

***

Wkwkwk
Makin kacau aja ini ff. Udah kacau, luama pula updatenya hahaha
Maafkeun ㅠ.ㅠ

Setangkai MawarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang