Chapter 14

410 33 9
                                    


Sougo menghentikan mobil patrolinya dan berhenti di depan rumahnya. Dia turun dari mobil dan buru-buru masuk ke dalam rumah. Di belakangnya, mobil yang dikemudikan Tetsuro berhenti persis di belakang Sougo. Tetsuro pun turun dari mobil.

"Jangan masuk sebelum aku memerintahkanmu," ucap Sougo. Tetsuro mengangguk.

Sougo membuka pintu rumahnya dan melihat Kagura sudah berdiri di depannya sambil menggendong Souichiro yang tengah tertidur.

Sougo dan Kagura bertatapan. Sougo bisa melihat dengan jelas Kagura menelan ludah seraya menarik napas panjang.

"Apakah saat itu sudah tiba?" kata Kagura pelan.

Sougo tidak menjawab. "Siapkan barang-barangmu dan Ichiro. Sekarang."

Sougo menghampiri Kagura dan hendak meraih Souichiro. Namun, Kagura mundur perlahan.

"Kau akan meninggalkan kami, Sougo?"

Sougo menatap kedua mata Kagura. Kedua mata Kagura berair.

"Aku tidak punya waktu banyak," kata Sougo. "Berikan Ichiro padaku. Siapkan barang-barangmu dan Ichiro sekarang."

Sougo meraih Souichiro dan mendekapnya. Kagura berbalik dan masuk ke kamarnya.

Sougo bersandar di dinding. Punggungnya terseret hingga jatuh ke lantai hingga dia terduduk di sana. Sougo mendekap Ichiro, cukup erat hingga dia bisa merasakan detak jantungnya sendiri.

"Kau akan baik-baik saja dalam pelukan ibumu, Ichiro," bisik Sougo pada putranya yang masih tertidur. "Aku akan kembali menemui kalian."

Sougo menepuk-nepuk paha Souichiro pelan. Di kepalanya hanya ada wajah Kagura dan Souichiro. Wajah mereka tertawa, wajah Souichiro menangis. Hal itu membuat Sougo merasa tidak karuan secara tiba-tiba.

Sougo sadar bahwa dia tidak bisa memutar balik keadaan. Sougo sadar bahwa dia tidak bisa berbalik dan berkumpul dengan keluarganya di suatu tempat yang aman. Keselamatan dan keamanan Kagura dan Souichiro adalah prioritas utamanya sekarang.

Sougo mendekap Souichiro semakin erat. Matanya menatap kosong dinding di depannya. Dia berusaha mengatur napasnya karena tiba-tiba dadanya terasa sesak.

"Brengsek kalian, Shinsengumi," bisiknya pada dirinya sendiri. "Brengsek."

Kagura muncul dari depan pintu kamarnya dengan dua tas besar di kedua tangannya. "Sougo, aku sudah siap."

Sougo menatap Kagura sambil menelan ludah. Dia berdiri dan menghampiri Kagura. Tanpa bicara, dia mencium bibir istrinya, cukup lama, sambil menarik napasnya dalam-dalam.

"Jangan tanyakan keselamatanku," bisik Sougo pada Kagura. "Aku akan kembali untukmu."

Kagura tidak menjawab. Dia hanya menatap kedua mata Sougo dalam-dalam.

Sougo berbalik dan meraih pintu depan. Pintu terbuka dan dia mengisyaratkan Tetsuro yang sudah berdiri di depan pintu untuk masuk.

"Bawakan tas yang dipegang Kagura," perintah Sougo.

Tetsuro masuk ke dalam rumah dan membungkukkan tubuhnya pada Kagura. Kagura mempersilakan Tetsuro untuk membawa kedua tasnya. Tetsuro pun membawa dua tas tersebut untuk menaruhnya di mobilnya.

Sougo menatap Kagura dari depan pintu. Kagura menghampirinya tanpa suara. Sougo memberikan Souichiro pada Kagura. Matanya tak lepas dari putranya. Kini, dia menatap Kagura.

"Aku mencintaimu," kata Sougo. "Aku mencintai kalian."

Sougo memeluk Kagura. Cukup lama. Kagura mencium pipi Sougo dan melepaskan pelukannya. Tanpa diminta, Kagura masuk ke dalam mobil Tetsuro sambil menggendong Souichiro.

Mesin mobil dinyalakan dan Kagura membuka jendela. Dia menatap Sougo yang terdiam di depan pintu rumah mereka. Mereka saling menatap, tanpa suara, tanpa air mata.

Mobil yang ditumpangi Kagura melaju pergi. Sougo tidak mengikuti dan membiarkan sosok istri dan anaknya menghilang. Dia hanya menatap lantai sambil tersenyum kecil.

"Kau harus hidup, Sougo," katanya sambil menarik napas panjang. "Kau harus hidup."

Die Another Day 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang