This feeling, I wanna go with it, 'cause there's no way
We're hiding away from this tonight, oh, this tonight
Can tell you want me
By the way I see you starin' 'cross the room, babe
No shame in the game
Just cut the shit, be honest
Yeah, you know what you gotta do tonight, do tonight
I just want you to make me move ~ Britney SpearsClara's POV
Gue menggeliat dalam tidur karna ada sesuatu yang menguyek-nguyek pipi gue. Si mpus emang doyan ngusel-ngusel kalo pagi. Gue pun mengerang sambil menghindar dari serangan ndusel-ndusel dari si mpus. Tapi anehnya kok malah ada suara orang ketawa geli ya. Bentar-bentar. Si mpus kan udah minggat dari rumah gue karna jarang dikasih makan. Yaya gue emang majikan tiri yang tega. Mpus udah minggat ke rumah sepupu gue sebulan yang lalu. Berarti yang ndusel-ndusel...
Gue mengintip dari balik bulu mata gue. Bayangan senyum Aldo tepat di depan muka gue terpampang jelas. Mata gue langsung melotot saking shocknya. Gue mau teriak tapi langsung dibekap sama tangan dia. Oke ini emang yang kedua kalinya Aldo bobo di kamar gue tapi kan kemaren gue bangun duluan jadi gak ada acara kaget karna muka dia persis di depan komuk gue.
"Ssst jangan berisik Ra nyokap lo lagi masak di bawah." Aldo ngomong dengan suara berbisik yang serak-serak basah. Aduh suaranya aja udah bikin badan gue menggeliat gak nyaman. Entah kenapa kedekatan yang sekarang terasa berbahaya dibandingin dengan yang sebelum-sebelumnya. Gue menatap mata Aldo yang menyiratkan sesuatu. Mungkin hasrat? Masa iya dia tiba-tiba jadi napsu ama gue?
Perlahan Aldo menunduk menciumi pipi gue setelah yakin kalo gue gak akan teriak. Bibirnya menjalar dari pipi gue ke sudut bibir gue. Sengatan listrik mulai terasa disetiap sentuhannya. Sesaat dia natep gue untuk memastikan apa gue akan protes atau nggak. Tapi karna gue terlalu shock dan diem aja, dia jadi melanjutkan mengecup bibir gue dan diam beberapa saat tanpa melakukan pergerakan apapun. Gue yang bingung harus apa memutuskan untuk menutup mata.
Gilaa! Aldo kesurupan apa nyium gue? Gue penasaran apa yang bakal dia lakuin. Gue yakin dia gak bakalan berani ngapa-ngapain gue.
Aldo melepaskan kecupannya berbarengan dengan mata gue yang terbuka.
"Do.." ucapan gue terputus karena tiba-tiba dia mencium bibir gue penuh hasrat.
SHOCK! itu yang gue rasakan saat ini. Bingung harus apa karna For My Fucking Handsome Justin's sake this is my first kiss!
Tangan gue mencengkram bahu Aldo. Sedangkan tangan dia memegang perut gue dan pipi gue. Tangannya bergerak dari pipi gue menuju tengkuk gue agar dapat menengadahkan kepala gue. Dia memperdalam ciumannya. Gue memekik kaget karna ciuman ini terasa sangat intens. Kepala gue benar-benar pening merasakan ciuman dia sekaligus tangannya di bawah sana mengelus-ngelus perut gue yang bajunya sudah tersingkap ke atas.
Oh shit this is so fucking insane.
Tapi gue pun menikmati hal ini karna gimanapun gue cinta sama dia. Kayaknya gue rela ngelakuin apa aja buat dia dan gak akan bisa nolak bahkan kalaupun dia meminta itu sama gue sekarang.
Bibirnya masih sibuk bergerak di bibir gue dan lidah nya Ya Tuhan benar-benar mengeksplor keseluruhan mulut gue. Gak ada rasa jijik sedikitpun padahal dulu kalo lagi ngomongin hal beginian gue selalu bilang jijik tukeran saliva sama pacar. Tapi entah kenapa ini terasa nikmat.
Gue mulai merespon ciumannya dengan melakukan hal yang sama. Lidah kita saling membelit satu sama lain. Dengan napas yang terengah-engah Aldo memiringkan wajahnya dan menarik kepala gue agar memiringkan kepala berlawanan dengannya dan makin memperdalam ciumannya seakan akan ingin meraup keseluruhan dari bibir ini. Tangan gue yang tadinya mencengkram pundaknya mulai menaik meremas rambut lalu memeluk lehernya agar merapat ke tubuh gue. Entah sejak kapan Aldo berada di atas dan menindih gue dengan menempelkan keseluruhan tubuhnya. Kakinya mulai memisahkan kaki gue dan menekan sesuatu yang membuat gue mendesah. Oh God! It's so amazing. I feel so overwhelmed.
Setelah beberapa saat Aldo melepaskan tautan bibir kita dan menatap gue yang terengah-engah. Yakin 100% bibir gue bengkak karna rasanya benar-benar kebas. Dia menghapus salivanya yang tertinggal di bibir gue lalu mengecupnya sebentar sebelum melanjutkan ciumannya di leher yang otomatis membuat gue menengadahkan kepala agar dia lebih leluasa. Desahan tertahan keluar dari mulut gue karna ada sedikit rasa takut kalo nyokap bakal tiba-tiba buka pintu. But i don't want end all of this . Ini benar-benar hal terindah yang gue rasakan selama hidup.
"Ra, please stop me if you don't want it." desah Aldo di leher gue sambil terus mengecupi dari kuping hingga tulang selangka. Tangannya pun gak tinggal diam, perlahan-lahan naik dari perut hingga di bawah dada gue meremasnya perlahan.
"I-I want t-too." ucap gue gemetar menahan rasa gelisah antara takut dan hasrat.
Aldo menatap gue kaget tapi hasrat itu masih menari-nari di matanya yang gelap. Dia mengecup bibir gue "You sure baby?"
"Yeah." bisik gue.
Aldo pun melanjutkan aksinya dengan membuka satu-persatu kancing piama dan menampilkan bagian tubuh gue yang hanya berbalut bra. Dia menatap badan gue seakan-akan sedang mengagumi karya yang luar biasa indah. Padahal gue resah di bawahnya, takut kalau badan gue gak sesuai ekspektasi dia. Karna gue tau pasti selera Aldo itu sangat tinggi mengenai cewek. Tangan dia menyentuh dari leher turun melewati pertengahan dada hingga perut sedikit ke bawah dan berhenti disitu seakan dia ragu ingin meneruskan kemana.
Jantung gue sudah bertalu-talu gak karuan. Tangannya menyelip ke punggung dan mengangkat gue agar mudah untuk melepaskan piama ini. Kemudian dia pun melepaskan bra yang melingkupi dada gue hingga dia lempar ke sembarangan arah. Matanya sama sekali gak berkedip memandangi dada gue sampai rasanya badan gue memerah karna menahan malu.
"This is the most beautiful boobs i've ever seen." ucap Aldo dengan nada kagum. Tangannya menangkup sebelah dada gue yang membuat gue berjingkat kaget di pangkuannya. Aldo menatap gue tersenyum seksi dan merebahkan sambil mengecupi bibir gue.
"Relax babe, I won't hurt you."
Gue menghembuskan napas dengan gugup menunggu apa yang akan dia lakukan selanjutnya.
Aldo mulai meremas kedua payudara gue sedangkan gue memejamkan mata menikmati perlakuannya. Sampai akhirnya gue gabisa menahan desahan saat mulut hangatnya melingkupi sebelah dada gue dan meremas sebelahnya.
"You are so fucking delicious, i'm so fuckin' crazy for waiting this to happen in my life." ucap Aldo sambil terus memainkan kedua dada gue bergantian dengan mulutnya seakan dia tengah kelaparan. Hal yang bisa gue lakukan hanya mendesah dengan tangan menekan kepala Aldo memberi isyarat agar dia tak berhenti melakukan apapun pada tubuh gue.
Sayup-sayup gue mendengar langkah kaki dari tangga menuju ke kamar gue. Kewarasan gue mulai kembali menyebabkan gue mendorong Aldo.
"Do nyokap gue." ucap gue panik.
"Raaa sarapaann." teriak nyokap gue dari luar.
"Shitt." Aldo mengumpat sambil langsung buru-buru jalan ke arah jendela. Tapi sebelum meloncat Aldo menghampiri gue dan memberikan kecupan di bibir gue.
"Don't regret about this." ucapnya memberikan tatapan intens. Gue hanya menjawab dengan senyum sambil mengangguk.
Sebelum nyokap membuka pintu Aldo sudah meloncat ke kamarnya. Gue buru-buru pakai bathrobe untuk menutupi ketelanjangan gue. Nyokap masuk bingung melihat gue yang memakai bathrobe dan celana piama.
"Kamu udah mandi belum sih?" tanyanya heran.
"Belum, ini baru mau mandi tapi lupa samponya abis." jawab gue dengan cengiran.
Nyokap gue melihat wajah gue dengan teliti. Mampus emang ketauan banget gue abis cipokan astajim.
"Yaudah ambil di bawah sana." kata nyokap berbalik meninggalkan kamar gue.
Allahu Akbar ampuni dosa hamba ini tak bisa menolak pesona dari seorang Aldo Weston Kusuma. Gue emang cewek bego yang dengan gampangnya kerayu. Tapi lo juga kalo di posisi gue yang udah jatuh cinta dari kapan tau pasti gak akan bisa nolak kesempatan itu.
**********************************************************************************************************************************************************************************************
Tiba-tiba jadi hot begini yaa ulalaa maafkan hamba. Dari awal emang niatnya pengen dibikin hot tapi gak nemu-nemu idenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friend. Maybe?
Teen FictionSahabat? Yups itulah tahta tertinggi yang bisa gue dapetin saat ini. Aldo Weston Kusuma cowok playboy di SMA gue sekaligus sahabat gua dari kecil yang bikin gue merana selama ini akibat sikapnya yang ambigu. Orang-orang bilang kalo gue beruntung bis...