13. kepergian malaikat kecil

95 0 0
                                    

Maaf kalu banyak teypo

Setibanya di rumah sakit

Umi abi bunda, dan ayah chaca pun berlari menuju ruangan tempat di mana chaca dan faris di rawat, umi dan abi faris bergegas keruangan faris sedangkan bunda dan ayah langsung menuju ruangan chaca.
Ayah vop

Aku dan istriku tiba di depan pintu rawat chaca, beruntung sang dokter baru keluar dari ruangan chaca, jadi kami tak perlu lagi menunggu lama dokter itu, kami mendekat pada sang dokter itu.

"Dok, bagai mana keadaan putri kami dan cucu kami dok " tanya ku pada sang dokter

"Sebelumnya kami minta maaf pak, kami sudaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan keduanya, tapi mohon maaf kami hanya bisa menyelamatkan salah satunya yaitu ibu nya, sekali lagi kami mohon maaf, karna tidak bisa menyelamatkan bayinya" ucap sang dokter

Seketika seperti ada petir yang menyambar keduanya, sesak perih ya itu lah yg aku dan istriku rasakan, saat tahu cucunya tak bisa diselamatkan.

Bagai mana ini ? Bagai mana kalau chaca bertanya tentang anaknya ? Bagai mana jika chaca menayakan hal itu, aku tak bisa membayangkan akan begitu terpuruknya chaca jika dia tahu putrinya sudah tiada, fikiran itu terus saja berputar dikepala ku.

Kulihat istriku menangis karna mendengar kabar itu, aku tau hatinya sangat terpukul saat tahu bahwa cucunya tak bisa selamat, ku peluk diadengan erat, berharap dengan pelukan itu aku bisa menyalurkan sefikit kekuatan padanya, supaya dia tau bahwa dia tak hanya sendiri menghadapi ini.

"Dok Lalu bagai mana keadaan putri kami dok ?" tanya ku pada dokter itu

"Anak bapak dan ibu sekarang sedang dalam keadaan keritis.... " ucap sang dokter

"Allohu " ucap istriku seraya menangis

"Apa kami boleh melihat anak kami sekarang dok " ucap ku padanya

"Ya tentu silahkan, kalau begitu kami permisi dulu pak bu " ucap sang dokter yg pergi setelah berkata seperti itu

Aku dan istriku masuk kedalam ruangan chaca.

Melihat putriku yang terbujur lemas, dengan bibir yg terlihat pucat, aku merasa kasihan padanya, aku tak tega melihatnya dengan keadaan seperti ini, tak ada lagi keceriyaan di wajahnya, sungguh aku tak sanggup melihatnya seperti ini.

Aku dan istriku mendekatinya dan duduk di kursi yg berada di pinggir ranjang tidurnya.

"Assalamualaikum sayang, ini bunda na, kamu harus kuat ya sayang, kamu harus sembuh ya sayang , bunda gak sanggup liat kamu kaya gini nak " ucap nya lalu mencium keningnya dan mengusap kepalanya yg ditutupi jilbab

"Assalamualaaikum sayang, ini ayah sayang, kamu cepet bangun ya, ayah sama bunda pengen liat kamu kaya dulu lagi, jadi kamu cepet bangun ya sayang " ucapku lalu mencium keningnya juga.

Diruangan lain yang berbeda
Faris vop

Kepalaku terasa pusing saat aku terbangun, cahaya remeng remeng menyilawi mataku, kulihat sekelilingku yg berwarna putih, tercium dengan indra penciumanku terasa bau obat obatan.

tunggu ,tungu ? Obat -obatan ? Lah aku dimana ? Lalu chaca ku mana ? Kenapa dia tak ada bersama ku, sedang berada dimana aku sebenarnya, "argggg" semakin aku berfikir semakin denyut dikepalaku semakin terasa, kulihat di sisi kiri kuterdapat abi dan umi.

" umi" panggilku dengan suara paruhku

Umi dan abi menghampiriku.

"Iya sayang kenapa ? Kamu mau apa sayang ?" ucapumi ku

Hubby ImpianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang