Bagian 9

9.2K 656 184
                                    

Waktu berjalan begitu cepat, bahkan hari, minggu, bahkan bulan terlewati begitu saja. 7 bulan setelah operasi berlalu, entah ini hukuman bagi Jaejoong menyia-nyiakan ketulusan Yunho atau apa? Ketulusan bahkan kesetiaan Jaejoong sangat di uji saat ini.

"Operasi berjalan dengan baik, tumor tersebut sudah sempurna kami angkat. Tetapi, butuh waktu cukup lama untuk sadar, tergantung dari pasien itu sendiri. Mungkin ada beberapa hal yang perlu kita cemaskan nanti setelah pasien tersadar, tetapi tetaplah berdoa akan kesembuhannya."

Jaejoong hanya diam. Ia pun menundukan kepalanya. Kapan Yunho akan sadar?

Jaejoong beranjak dari tempat duduknya setelah ia selesai bercermin pastinya. Jaejoong keluar kamar dan menghampiri Eunhye dan Seohyun di meja makan.

"Pagi." Ujar Jaejoong. Keduanya pun tersenyum.

"Pagi Oppa, ayo sarapan. Si kembar pun pasti lapar didalam sana." Ujar Seohyun. Jaejoong pun tersenyum dan duduk perlahan, perutnya sudah sangat besar, bahkan ia sendiri berat untuk melakukan kegiatan.

"Makanlah nak, dan minum susumu." Jaejoong tersenyum.

"Terima kasih Umma." Ujar Jaejoong. Semua berubah setelah kejadian itu. Semua seakan sakit mendengar Yunho tak kunjung sadar. Mereka yang menyiakan Yunho menyesal, mereka yang baru bertemu pun sangat terpukul. Jaejoong tetap memilih tinggal bersama Eunhye dan Seohyun walau Tuan Kim mengajak Jaejoong kembali pulang saat itu.

"Pulang bersama Appa nak. Apalagi saat ini kau sedang hamil." Ajak Tuan Kim. Jaejoong hanya menggeleng.

"Biarkan Joongie tinggal bersama kami Tae pyung-ah. Dia sudah menjadi menantu kami." Ujar Jihoon. Jaejoong pun tersadar, ia telah sempat menghina Yunho, tetapi kenyataan sesungguhnya Yunho tak pantas untuk itu semua.

"Tidak perlu. Joongie akan tinggal bersama Eunhye ajhuma dan Seohyun. Disana Yunho tumbuh bukan? Joongie hanya ingin disana." Ujarnya, Eunhye dan Seohyun pun melirik Jaejoong. Apa benar yang mereka dengar?

"Benar?" Tanya Tuan Kim meyakinkan.

"Ya Appa. Tetapi, izinkan Joongie bekerja di tempat Appa, Joongie tidak mungkin membebani Appa lagi, bahkan Eunhye Ajhuma."

"Kau sedang mengandung nak, jangan membebani dirimu." Ujar Taehee yang khawatir akan Jaejoong dan cucunya.

"Joongie baik-baik saja, toh bukan pekerjaan berat umma. Joongie hanya tidak ingin menjadi anak manja yang mengandalkan uang tanpa bekerja. Bukankah itu alasan Appa menyuruh Yunho menikahi Joongie? Agar Yunho merubah Joongie?" Tuan Kim hanya terdiam, ia merasa bersalah akan hal ini.

"Maafkan Appa." Sesal Tuan Kim.

"Aniya. Appa tidak sepenuhnya salah, karena ini Joongie bertemu Yunho, Joongie mengenal cinta darinya, jadi Appa jangan merasa bersalah."

Can I Love You?✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang