Lima

22 5 0
                                    

Keyla mencari tahu info mengenai Aksa lewat anak-anak 12 IPA 4. Tidak ada yang tahu jelas tentang Aksa. Yang mereka tahu hanyalah Aksa sedang sakit. Mendengar hal tersebut, Keyla berniat menjenguk Aksa sepulang sekolah nanti.

Bel pulang sekolah pun berbunyi. Keyla terburu-buru menuju mobilnya untuk segera bergegas ke rumah Aksa. Ia baru mengetahui alamat Aksa dari Pak Kardi. Ternyata, Pak Kardi adalah suami dari salah satu pembantu di rumah Aksa.

Ah, Keyla jadi makin sayang sama Pak Kardi

Sebelum ke rumah Aksa, Keyla sempat mampir sebenar ke toko buah membeli parsel buah untuk Aksa. Harapan Keyla hanya satu, semoga dengan ini Aksa melupakan kejadian kemarin dan segera memaafkannya. Satu hari tanpa dibuat kesal oleh Aksa membuat hari Keyla terasa hambar.

Toktoktok

Pintu terbuka, menampilkan sosok perempuan setengah baya yang manis dalam balutan kebaya lama dan batik sebagai roknya. "Siapa ya?"

"Eh, saya Keyla Nek. Temen Aksa."Keyla mencium tangan perempuan tersebut. Kepalanya dielus pelan penuh kasih.

"Aksa ada di kamarnya. Panggil saya Eyang Sum ya. Eyangnya Aksa."Sebenarnya Keyla sedikit terkejut. Eyang Sum? Apakah eyang Sum adalah Sumitra Adijaya? Wali dari Aksa?

"Iya eyang. Keyla permisi."Keyla sedikit membungkuk melewati Sumitra. Memasuki rumah megah keluarga Hanjoyo.

Ditengah-tengah ruangan, terdapat tangga spiral yang menuju ke lantai atas. Salah satu pembantu di rumah Aksa mengatakan bahwa kamar Tuan Muda mereka berada di lantai dua.

Toktok

Pintu kamar Aksa terbuka dengan sendirinya. Kepala Keyla menyembul kedalam. Memastikan bahwa Aksa benar-benar berada disana.

Aksa marah ga ya kalau Keyla masuk?

Keyla membuka pintu kamar Aksa lebih lebar. Melihat Aksa yang terbaring lemah di tempat tidurnya. Badannya tertutup selimut sampai ke dada. Di dahinya terdapat petakan kain setengah basa yang menjadi kompresan. Sepertinya, Aksa terkena demam.

Dengan memberanikan diri, Keyla mengambil tempat di tepian kasur Aksa. Memerhatikan raut wajah Aksa dengan seksama. Ia membayangkan, Aksara Melviano yang selalu dengan ekspresi tenang seperti sekarang.

"Aksa, jangan sakit dong,"Ujar Keyla sedih."Keyla ga ada temen berantem"
Tangan Keyla tak sengaja menyentuh lengan Aksa. Merasakan suhu tubuh Aksa yang masih panas."Ya ampun."

Keyla meraih baskom di atas nakas yang airnya sudah dingin. Ia berniat mengganti air tersebut dengan yang lebih hangat.

Keyla kembali ke bawah, bergerak menuju dapur untuk menunaikan niatnya.

"Eyangg"Sapa Keyla ramah ketika melihat Sumitra tengah menikmati teh di meja makan sambil membaca koran.

Sumitra tersenyum menanggapi. Keyla segera kembali ke kamar Aksa ketika dirasa air kompresannya sudah siap dipakai lagi.

"Panas banget Aksa."Tutur Keyla khawatir. Tangannya dengan gesit memeras kain lap dengan air hangat lalu ditempelkan ke dahi Aksa.

"Keyla?"Gumam Aksa pelan.

"Iya Aksa. Keyla disini"

"Hm"Aksa kembali menutup matanya. Tertidur lagi.

Keyla menatapnya sedu. Ia merasa sakit juga melihat Aksa. Hatinya mendadak sakit.

"Cepat sembuh Aksa,"Cicit Keyla pelan."Keyla kangen tau."

Uhuk

"Aksa!!"

Physics-thzamzdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang