Kode Gagal Bayu

22.1K 1.7K 21
                                    

Setelah kejadian di minimarket itu berakhir Weni di antar pulang oleh Bayu dengan mobil pesanan Gani. Weni tidak pernah lagi bertemu dengan Gani. Saat itu memang lucu dan aneh sekali. Hujan semakin malam kian lebat, Weni sudah berkali-kali mengeluh. Lalu tiba-tiba saja sebuah Taxi Online berhenti di depan mereka dan keluar dua orang lelaki dari kursi belakang.

"Bayu, kau temani pulang Weni ya, motor kau sama motor Weni biar aku, Galih dan Saga yang ngurus," ucap Gani saat itu membuat Weni menampilkan wajah bodoh.

Tanpa banyak bertanya ini itu Bayu langsung setuju, dia meminta kunci motor Weni dan menyerahkan kunci tersebut pada Gani. Setelahnya dia langsung menggandeng Weni pulang. Sudah begitu saja.

"Weni!!"

Teriakan dari luar membuat Weni tersentak kaget. "Iya Mah!" sahut Weni dengan suara serak sehabis bangun tidur.

"Bangun Weni, hari ini Kiara menikah, kenapa kamu belum siap-siap juga?!" teriak Mamahnya kembali.

Weni cemberut. "Iya Mah, Weni udah bangun kok," ucap Weni menggaruk rambutnya .

"Kalau begitu cepat, kamu enggak mau ketinggalan lihat akad nikah Kiara."

"Iya Mah, Weni mau siap-siap dulu," kata Weni dengan malas-malasan.

Tidak mendengar sepata kata pun ucapan Mama, Weni memutuskan kembali merebahkan diri. Langit masih gelap, Weni yakin ini belum sampai pukul enam pagi. Masih sangat banyak waktu untuk bersantai.

Weni menyentuh jantungnya yang berdebar kencang. "Ada apa ini, kenapa perasaanku tidak enak," ucap Weni.

Sudah dua hari ini perasaannya  tidak enak. Dan hari ini perasaannya menjadi semakin tak menentu. Weni juga gelisah, sudah tiga kali ia bermimpi buruk. Menangis dan meraung, menatap seseorang lelaki.

Lelaki yang entah siapa, karena Weni tidak pernah berhasil melihat wajahnya dengan jelas.

"Apa ini karna aku belum bisa sepenuhnya melupakan mas Gani ya?" tanya Weni. "Tapi kan aku sudah ikhlas melihat mereka bahagia." Weni mengaruk rambutnya. Sumpah mati ia kebingungan.

Menghela napas panjang, Weni terdiam  lalu menutup kedua mata. "Maafkan aku, Ki. Maafkan aku." Weni terisak. Berpikir ia sangat jahat pada Kiara.

Sahabatnya akan menikah, dan bisa-bisanya ia merasa gelisah.

.
.

Pukul 7 pagi, Weni sudah dalam perjalanan menuju gedung tempat Kiara dan Gani akan melakukan Ijab serta Resepsi pernikahan mereka.

Ijab akan dilakukan pukul 9 pagi lalu istirahat beberapa jam dan lanjut resepsi sore harinya.

"Kamu kenapa Wen, kok diam aja?"

Weni melirik Bayu dan tersenyum. "Aku cuman lagi mikir aja, Mas. Gimana nanti ijabnya. Pasti Kiara sama Mas Gani gugup banget."

Bayu terkekeh mendengar ucapan Weni. "Gugup pasti. Tapi Gani sudah lancar mengucap ijab, dia udah siap banget kayaknya."

"Syukurlah kalau gitu," ujar Weni tersenyum tulus.

Obrolan mereka terhenti begitu tiba di hotel. Weni turun lebih dulu, menunggu Gani sesaat lalu mereka melangkah beriringan masuk ke dalam.

"Pagi, Buk." Weni tersenyum, ia menyalami Ibu Kiara. "Ibu cantik banget hari ini."

"Weni! kenapa baru sampai? Kiara dari semalam uring-uringan karena kamu enggak mau diajak menginap," ucap Ibu Kiara merangkul tangan Weni. "Kamu juga cantik, loh. Dan apa ini? Kayaknya bakal ada yang nyusul nih sebentar lagi." Goda Ibu Kiara menatap Weni dan Bayu yang tersenyum malu.

Gaun Pengantin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang