5. Tangisan Dini....

15.9K 150 191
                                    

Malam harinya dikamarku, aku terus2 menerus menonton film yang ku rekam sendiri dirumah Dini tadi siang. Terangsangnya aku ketika melihat Dini sedang mengulum penis pria itu. Berandai2 andai aku yang jadi pria itu. Bagaimana terangsangnya Dini ketika si pria menjilati miss v nya, begitu bergairah, bernafsu. Dan bagaimana nikmatnya mereka bermain seks diumur mereka yang sekarang.

Keesokan harinya aku bertemu dengan Dini disekolah, seperti tidak terjadi apa2. Dini hanya mengucapkan terima kasih karna sudah mengantarkan barang kemarin. Aku yang tadinya penasaran dengan isi barang tersebut, sekarang jadi jauh lebih penasaran dengan video yang dari semalam aku tonton berkali2. Ingin rasanya menanyakan itu langsung ke Dini. Tapi apa tidak apa2 kalau aku tanyakan?? Aku takut itu akan merusak kedekatanku dengan Dini nantinya. Akhirnya aku tahan saja pertanyaan itu untuk nanti.

Selama beberapa hari berlalu sejak kejadian itu, kami disekolah seperti tidak ada yang beda. Kami tetap akrab seperti biasa. Sampai akhirnya Dini iseng menunjukan foto pacarnya kepadaku dan teman2 kami. Dan bisa aku pastikan bahwa pria itu adalah memang pria yang tempo hari ML dengan Dini dirumahnya. Namanya Andri. Hanya melihat fotonya aku bisa sedikit menyimpulkan bahwa pria itu adalah pria baik2. Tapi kenyataanya aku jauh lebih tau ketimbang teman2 kami yang lain Andri itu seperti apa. "sepertinya yang membangun imej goodboy bukan hanya aku" pikirku... ternyata Dini dan Andri juga begitu. Namun bedanya mereka sudah merasakan nikmatnya dunia hari itu, sementara aku belum. Aku masih berkeliaran seputaran kamarku dan kamar mandi untuk memuaskan anuku. Btw belum tentu juga mereka menikmati indahnya dunia hanya hari itu, sepertinya mereka sudah cukup sering bermain seks sebelumnya, bahkan sejak hari itu hingga sekarang pun mungkin mereka pernah melakukannya lagi.

Diantara aku, Dini dan teman2 kelompok kami yang lain. Boleh dibilang Dini memang lebih dekat denganku. Sampai suatu malam Dini menelponku sambil menangis.

Aku : "Halo..."

Dini : "Halo tom, lagi apa?"

Aku : "Ah lagi diem aja din, kenapa nih, tumben nelpon malem2? Nanyain PR kayanya ga mungkin deh hehehe" candaku

Dini : "haha mentang2 gw sering nyontek sama lo ya tom, penting banget mpe nanyain PR ditelepon" sudah mulai terdengar suara isak tangisnya

Aku : "kenapa din? Kaya abis nangis, atau memang lagi nangis?"

Dini : "gw pengen cerita tom, lo pernah bilang kan, kalau punya masalah, sebenernya ngga selalu solusi yg dibutuhin orang2, tp Cuma sekedar temen cerita pun udah cukup sedikit ngobatin daripada disimpen sendiri"

Aku : "iya sih, tp gw ga nyangka lo bakal inget kata2 gw itu. Emangnya kenapa din? Cowo lo? Kenapa dia?" berharap Dini nelpon sambil nangis karna putus sama pacarnya

Dini : "ngga tom, bukan andri, tapi kakak gw"

Aku : "yahhh..." gumamku dalam hati

Dini : "gw pernah cerita kan kalo gw punya kakak cowo yang tinggal diluar kota sambil kuliah"

Aku : "iyaa, terus??" jawabku singkat

Dini : "tadi ada bapak2 dateng kerumah, marah2 ke bokap, dia minta pertanggungjawaban dari kakak gw karna udah ngehamilin anaknya" Dini meneruskan ceritanya

Aku : "terus yang bikin lo nangis apa din? Kan itu kakak lo, kecuali lo juga udah hamil karna cowo lo" kataku sedikit aneh dalam hati

Dini : "bokap murka tom, dia bener2 marah sama kakak gw, bokap udah percaya banget sama kakak gw, tapi ternyata disiasiain gitu aja. Akhirnya semua orang rumah kena semprot bokap, termasuk gw"

Aku : "lah elo juga kan udah nyianyiain kepercayaan bokap lo. Malah ngajak cowo maen kerumah, dah gitu sempet2nya ngeseks pula" kataku dalam hati

Dini : "sekarang tinggal gw harapan bokap nyokap,, gw ga mau ngecewain mereka kaya kakak gw, tapi...." Dini terdiam

Aku : "tapi kenapa din?" tanyaku. Sepertinya Dini mau mengakui perbuatannya dengan pacarnya selama ini

Beberapa detik Dini terdiam.

Aku : "halo din,,,, din??? Masih disitu?" tanyaku

Dini : "tom, menurut lo gw ini kaya apa sih?"

Aku : "kaya apa gimana nih maksudnya?" aku tak mengerti arah tujuan pertanyaannya

Dini : "ya menurut lo gw ini cewe kaya apa?"

Aku : "ya menurut gw lo itu cewe baik, buktinya lo mau temenan sama gw. Malah kayanya lo lebih deket ke gw deh dari pada sama yang laen. Bener ga sih?" tanyaku

Dini : "baik?? Haha lo ga bener2 tau gw berarti tom. Gw ga sebaik itu. Gw Cuma pengen keliatan baik didepan orang2. Tapi sebenernya ga sebaik itu. Gw ini contoh orang munafik tom. Dan memang bener kalo lo lebih deket sama gw. Entah kenapa gw ngerasa seneng aja punya temen kaya lo. Lo itu yang orang baik, bukan gw"

Aku : "emang ga baiknya lo itu apa din?" pancingku, berharap dia menceritakan pengalaman seksnya tanpa aku yang mulai bertanya

Dini : "hmmm,,, udah malem tom, lo ga tidur?" mengalihkan pembicaraan

Aku : "belum ngantuk din, kan ga sopan juga kalo gw pergi saat lo lagi butuh temen buat cerita. Emang lo udah mau tidur?" tanyaku

Dini : "hmmm,,, thanks ya tom, gw suka sama lo, tapi gw ga tau sesuka apa gw sama lo, ditambah lagi lo tau sendiri kalo gw udah punya cowo, ga mungkin gw mendua setelah apa yang udah terjadi antara gw sm cowo gw..." Dini menghentikan ucapannya mendadak

Aku : "emang lo udah ngapain din?" tanyaku lagi (anuku sudah bangun)

Dini : "eehhh ga kok tom, ya udah tidur yuk, thanks ya tom udah nemenin gw malem ini" Dini mendadak pamit

Aku : "hmm ok deh din" sesalku

Telepon ditutup jam 9 malam. Aku pikir malam itu akan jadi pengalaman baru untukku karna Dini akan menceritakan semuanya kepadaku, namun ternyata Dini belum benar2 siap untuk bercerita tentang itu. Aku maklumi keputusannya. Bisa jadi Dini tidak benar2 percaya kepadaku.

Anuku yang tadinya bangunpun sudah lemas lagi. Padahal aku tidak sedang menonton film porno. Bahkantidak sedang menonton video Dini dengan Andri yang masih aku simpan di hp.Namun kepalaku rasanya pusing, seperti ada yang nanggung, karna tidak sampaituntas mendengar cerita Dini.

Friend's Diary ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang