Chapter sebelumnya
“Kau bisa ikut denganku akhir pekan ini Azura, jika kau ingin menemui ayah.” ajak Ayna.
“Benarkah? Apa boleh bu?” Tanya Azura pada ibunya, ibunya tahu ada nada memohon dari pertanyaan Azura.
“Baiklah, tapi ibu juga akan ikut, biar kita naik mobil saja oke?” Usul sang ibu. Kedua putrinya mengangguk setuju.
.
.
.
.'Ayna Azura'
~Akhir pekan
“Ayo masuk, maaf jika rumah kami sedikit berantakan.” Ajak Ayna kepada ibu dan juga Azura saat mereka sampai di halaman rumah Ayna dan juga ayahnya tinggal.
Ayna membuka pintu rumah tapi rumahnya kosong, tak ada siapapun di dalam bahkan Ayna tak menemukan ayahnya.
Ayna pikir ayahnya libur di akhir pekan tapi mungkin dugaannya itu salah karena buktinya ayah tak ada di rumah.
“Dimana ayah?” Tanya Azura saat ia ikut masuk ke dalam rumah.
“sepertinya ayah sedang bekerja di pertambangan.” jawab Ayna walau ia sendiri ragu.
Tiba – tiba ada yang mengetuk pintu, di bukanya ternyata tetangga sebelah rumah Ayna datang dengan secarik kertas di tangannya.
“Ayna kau sudah pulang?” Tanya tetangganya untuk basa – basi.
“Iya, apakah kau tahu dimana ayahku berada? Apakah ia tengah bekerja?” Tanya Ayna pada tetangganya.
Terlihat dari raut wajahnya, tetangganya itu seperti sedang memikirkan sesuatu, ia ingin menyampaikannya tapi ia ragu untuk mengatakannya.
“Sebenarnya ayahmu tak ada.” Sahut tetangganya itu.
“Apa maksudmu?” Tiba – tiba perasaan Ayna menjadi tak enak, ia takut terjadi sesuatu pada ayahnya.
“dua hari yang lalu ayahmu terjatuh dari atas tebing pertambangan Ayna, ia tewas di tempat. Sebelum itu ia menitipkan ini padaku.” Jawab tetangganya sambil menyerahkan selembar surat.
Di buka surat itu, ternyata di dalamnya tulisan ayahnya, kemudian ia membaca surat itu dengan perlahan.
‘Ayna, maafkan ayah karena ayah hanya bisa menyusahkanmu dan juga menyakitimu. Kau tahu ayah sangat menyayangimu, ayah ingin selalu menjagamu, gadis ayah. Ayah tahu ayah bukan ayah yang baik, tapi ayah ingin melihatmu bahagia walaupun tanpa ayah. Ayah pikir jika ayah pergi kau tak akan mempunyai beban lagi, kau akan fokus pada kuliahmu tanpa harus memikirkan ayahmu ini. Maafkan ayah, sungguh maafkan ayah. Berjanjilah kau akan selalu bahagia, ayah menyayangimu gadis kecil ayah.’
Ayna menagis saat membaca surat itu, ia tak menyangka jika ayahnya telah tiada. Melihat kakaknya menangis Azura langsung memeluk tubuh kakaknya dan juga mengucapkan kata – kata penenang.
Ayna harap ayahnya akan tenang di sana dan ia berjanji bahwa ia akan selalu bahagia.
Dua jam berlalu, kini Ayna dan juga ibunya tengah berdiam dengan pikiran masing – masing di ruang keluarga rumah Ayna. Azura datang dengan tiga cangkir teh hangat.
“Sebaiknya kau tinggal bersama kami dikota, tidak usah kembali ke flatmu itu. Tetang ayah barumu aku akan membicarakannya nanti.”
Mendengar saran ibunya Ayna memikirkan sesuatu yang mengganjal dihatinya, jika ia mengikuti saran ibunya ia takut ia tak akan diterima oleh ayah barunya itu terlebih ia masih berduka atas ayahnya yang belum lama meninggal.
“Bolehkah aku memikirkannya terlebih dahulu ibu? Aku rasa ini terlalu cepat jika aku harus meninggalkan semuanya di sini.” Sahut Ayna.
Ayna berjalan menuju sebuah kamar, kamar dimana lima bulan yang lalu ayahnya memeluk dan mengucapkan bahwa ia sangat menyayangi Ayna. Ayna memasuki kamar ayahnya dengan tangis yang sudah tak bisa ia tahan.
Keadaan kamar ayahnya sudah lebih rapi di bandingan lima bulan yang lalu saat ia menemukan ayahnya yang tengah terduduk di sudut ruangan.
Cat dindingnyapun berubah menjadi warna biru terang yang awalnya abu – abu, foto – foto memenuhi dinding kamar itu dimana terpampang wajah Ayna dengan ayahnya bahkan di atas nakas dekat ranjang Ayna menemukan sebuah foto berbingkai memperlihatkan keluarga mereka yang begitu bahagia.
Ayna yang tengah berada di pangkuan ibunya saat ia dan Azura berumur 4 tahun serta Azura yang ada di atas pangkuan ayahnya tengah tersenyum melihat pada kamera.
Udh chap ini mungkin bakalan ending langsung soalnya udh mentok dan gak ada inspirasi lagi hehehehe.
Makasih yang udh mau baca🙏🙏🙏jangan lupa tinggalkan jejak ya dengan cara coment dan pencet bintang😉😍👍
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayna Azura
Teen Fiction"Aku sangat takut." Sahut sang adik yang tak henti-hentinya menangis. "Tak usah takut ada aku di sini, aku akan selalu ada disisimu dan melindungimu." Jawabnya yakin. Sang adik hanya bisa menganggukkan kepalanya pertanda bahwa ia percaya akan kata...