Sarkasme

84 0 0
                                    


"Your words represent your real character." Ini adalah pelajaran hidup yang paling saya pegang. Walau terkadang saya terlanjur berkata-kata dan menulis hal-hal yang menyinggung perasaan orang lain. Namun, akhirnya saya berusaha memperbaiki sikap buruk saya dengan meminta maaf, kemudian menghapus tulisan saya di media sosial.

Memang, dalam menulis, Anda dan saya sejatinya sedang menunjukan jati diri walaupun tidak secara langsung, baik dalam menulis di buku, blog, maupun di media sosial. Layaknya "mulutmu harimaumu", media sosial juga tak luput dari konflik sosial akibat miskomunikasi dan tindakan sarkasme yang menyalahi kaidah pergaulan.

"Mulutmu Harimaumu" adalah sebuah pribahasa atau pepatah yang artinya kurang lebih, karena kesalahan berkata maka akan berakibat buruk pada diri sendiri. Ibarat kita bermain dengan harimau, maka sangat mungkin harimau terebut menerkam kita.

"Mulutmu Harimaumu" identik dengan mulutmu ibarat pedang, kata-kata yang terlontar dari mulut kita dikatakan sebagai lebih tajam dari pedang. Seperti diatas, karena kesalahan berkata dapat mengakibatkan pertumpahan darah dan bahkan kerusuhan massal.

"Statusmu Harimaumu", hati-hati mengumbar status di media sosial. Status yang terkesan sarkasme, selain akan menyakiti pihak lain yang tersindir, juga akan berdampak buruk bagi si pembuat status. Si pembuat status akan mendapatkan sangsi sosial berupa pengucilan atau ramai-ramai di-bully seantero jagat maya. Bahkan, si pembuat status dapat dikenai sangsi hukum karena melanggar UU ITE.

Dikutip dari laman Wikipedia, sarkasme adalah suatu bahasa yang dimaksudkan untuk menyindir, atau menyinggung seseorang atau sesuatu. Sarkasme dapat berupa penghinaan yang mengekspresikan rasa kesal dan dengan menggunakan kata-kata kasar. Gaya bahasa ini memiliki karakter menggunakan kata kasar secara eksplisit, dan bukannya melalui sindiran, untuk melukai perasaan.

Begitu mudahnya akses media sosial, membuat tak sedikit pengguna yang memperlakukan media sosial sebagai diary pribadi, tempat menumpahkan segala unek-unek. Layaknya diary pribadi, tulisan yang keluar berupa curahan hati yang sering kali tanpa diayak terlebih dahulu. Tak jarang kata-kata 'sampah' bernada sarkasme ikut keluar.

Mungkin Anda masih ingat dengan Fenomena 'Dinda Kereta' yang ramai menjadi perbincangan di media sosial. Keluhan remaja putri bernama Dinda tentang ibu hamil yang meminta tempat duduknya di kereta Commuter Line, menyebar dari akun Path teman-temannya di berbagai media sosial lainnya. Tidak hanya itu, parodi humoris alias meme berisi sindiran terhadap Dinda juga beredar di jagat maya.

Perempuan itu dihujat oleh netizen oleh postingannya di kereta tentang ibu hamil. Di akun Path ia menuliskan ketidaksenangannya terhadap ibu hamil yang meminta tepat duduk padanya saat di bus umum. Berikut tulisan Dinda yang diunggah di Path, "Benci sama ibu-ibu hamil yang tiba-tiba minta duduk. Ya gue tahu lw hamil tapi plis dong berangkat pagi. Ke stasiun yang jauh sekalian biar dapat duduk, gue aja enggak hamil bela-belain berangkat pagi demi dapat tempat duduk. Dasar emang enggak mau susah.. ckckck.. nyusahin orang. Kalau enggak mau susah enggak usah kerja bu di rumah saja. Mentang-mentang hamil maunya dingertiin terus. Tapi sendirinya enggak mau usaha.. cape dehh."

Tak cukup sampai di situ, perempuan muda ini pun masih terus melampiaskan kekesalannya. Ia menilai ibu hamil yang meminta kursi di angkutan umum sebagai seseorang yang seenaknya dan menyusahkan. Dinda bahkan menyuruh ibu hamil tersebut untuk resign agar tak menyusahkan penumpang KRL lainnya.

Pembicaraan ini pun akhirnya menjadi lintas media sosial. Tak hanya di path, screenshoot status dinda pun ramai-ramai diposting di beberapa jejaring sosial lengkap dengan kecaman dari banyak orang yang menyesalkan pernyataan perempuan muda itu. Bahkan status path tersebut juga dilansir di sejumlah media.

Statusmu Harimaumu (completed)Where stories live. Discover now