fake

118 6 0
                                    

•ZARA POV

Dipetjalanan tak ada yang memulai obrolan, dari dalam mobil terdengar hening dan yang terdengar jelas hanyalan suara kendaraan dari luar.

"Kita sudah sampai"

Aku melirik dari balik kaca, dan benar andre membawaku kesebuah lestoran, aku hanya tersenyum dan andre langsung turun dan segera membukakan pintu untuk ku.

"Silahkan tuan putri" ucapnya lembut

"Makasih" ucapku tersenyum tipis

Tiba tiba andre menggandeng tanganku, aku ingin melepaskan genggaman tangannya namun sangat sulit, andra menggengam tanganku cukup erat sampai terasa sedikit sakit,,

"Andre lepas" ucapku sedikit membentak

"Udah kamu diem aja ra" ucap andra lembut

"Jamu jangan macem² meskipun aku calon istri kamu, kamu belum berhak buat sentuh aku"-zara

"Oke" ucap andre sambil mempersilahkanku untuk jalan duluan

Sesampainya.

"Silahkan duduk" ucap andre masih terdengar lembut dan menarik kursi sehingga memberi celah untuku duduk

Akupun duduk, dan tak memperdulikan sikap andre padaku

"Kamu mau makan apa?" tanya andre yang sedang membaca buku menu berwarna hitam ditangannya

"Aku samain aja"

"Oke"

Andre pun memanggil waiters dan memesan makanan untuku dan andre, setelah selesai kami makan aku mengajak andre untuk pulang karna malam telah menunjukan pukul 21:00.

"Dre pulang yu"

"Iyah yu" ucap andre setelah itu memanggil seorang waiters untuk membayar makanan

Andre kembali menggandeng tanganku, aku segera menghempaskan tangannya dengan kuat hingga terlepas, andre hanya tersenyum.

"Silahkan masuk" ucap andra dan seperti biasa dia membukakan pintu untukku

Didalam mobil.

"Sayang" ucap andre memulai obrolan

Aku kaget mendengar ucapan andre barusan, hal itu membuatku tak dapat membalas panggilannya.

"Zaraa, kamu kenapa?" ucapnya kembali

"Eh, a..aku gapapa hmm" ucapku

"Sayang santai kita akan bersenang senang" ucap andra sambil mengelus kepalaku

"Loh ko kita jalan sini, salah jalan dree kita puter balik, ini mau kemana?" cerocosku

"Kamu tenang aja honey" ucap andre sambil memperliharkan tatapan liciknya

Ini membuatku takut, andre menghentikan mobilnya disebuah jalanan yang gelap dan sepi, kepala andra menghampiri kepalaku sampai hidung kami bersentuhan, sontak aku langsung mendorong dada andre, namun andre tidak menjauh sedikitpun, dan kini tangan andre mencengkram tanganku dengan kuat,,

"Andra lepasin, sakiiiittttt"

"Teriak aja sepuasnya sayangg gaakan ada yang denger, kita bebas disini"

"Engaaaaaaa!" aku meronta agar andre melepaskanku dia seperti macan yang kelaparan.

Tiba tiba tangan andra masuk kedalam kerudung panjangku, dan jelas aku menolak perlakuan ini, aku memukul dada andre dan mendorongnya hingga andre sedikit menjauhkan tubuhnya dariku.

"Aku benci kamu andraaaa!!!!!"

"Nikmatin aja sayang"

Akhirnya airmata jatuh dipipiku.

"Ya tuhan tolong dengarkan akuuuuuuuu, aku mohonnnn jika kau tidak mengabulkan permintaanku yang menginginkan alvian, untuk kali ini aku mohon lepaskan aku dari andre" mohonku dalam hati

Saat andre mendekatkan kembali wajahnya tiba tiba.

Telpon berbunyi.
"Alhamdulilah yaallah aku lega akhirnya aku bisa terlepas dari andra" ucapku tenang dalam hati

"Siapa?" tanya andre

"Ha..halo mah"
"kamu dimana ini udah malem sayang cepet pulang"
"Ini la..lagi dijalanmah"
"Kamu kenapa?nangis?"
"Enggamah ini aku lagii iniiii aku..."
"Yaudah kalo gapapa cepet pulang yah"
"Iyamah"

"Udah aku bilang pulang ya pulang!!" bentak ku pada andre

"Oke" ucap andra sambil mengangkat kedua tangannya

Benar benar isak tangis tak dapat aku bendung lagi. Aku melihat ke arah jendela dan tak ingin melihat andre sama sekali.

"Hapus air mata kamu, nanti orang tua kamu bakal nyaalahin aku disangkanya aku yang bikin kamu nangis"

"Emang kamu yang bikin aku nangis draa!" ucapku dalam hati dengan kesalnya aku tak dapat bicara apa apa lagi karna menahan emosi yang ingin aku luapkan, namun semuanya benar benar tertahan

"Jangan sentuh aku, aku bisa sendiri" ucapku saat andre mencoba menghapus air mata dari pipiku

Hal itu menghentikan niat andre.

Setelah sampai rumah, tanpa andre membukakan pintu mobil, aku langsung turun dan langsung meninggalkannya sendirian.

"Eh udah pulang" ucap mamah

Aku hanya terus berjalan menuju kamar, karna benar benar air mata tak dapat ku tahan

"Ara kenapa dre?" tanya mamah pada andre

"Tadi ara minta dibeliin barang gitu, tapi andre ngajak dulu ara makan dan setelah makan ternyata toko nya udah tutup" ucap andre berbohong

"Oh pantesan tadi pas mama nelpon ara kaya lagi nangis, kamu harus sabar ara emang kaya gitu, masih manja dan kadang ulahnya masih kaya anak kecil"

"Iyah mah, yaudah kalo gitu andre pamit pulang dulu, maaf pulangnya kemaleman" ucapnya sambil mencium tangan mamah

"Iyah hati hati yah"

"Assalamualaikum" ucap andre

"Waalaikumsalam" jawab mama

Diapun meninggalkan rumahkuu, aku benci lelaki itu bahkan aku tidak mau menyebut namanya sama sekali.

Seperti biasa dalam sepertiga malam aku memohon "jika engkau tidak memberikan al padaku, setidaknya jangan jadikan laki laki itu sebagai suamiku, aku benar benar tidak mau"

Andre menghancurkan kepercayaanku, aku kira andre telah berubah, aku kira andre benar benar lelaki yang baik.

~•~
"Ara" panggil mamah

"Iyah mah"

"Kamu jangan terlalu manja sama andre"

"Hahh siapa yang man..."

"Andre bilang sama mamah, kamu jangan minta yang macem macem sama andre apalagi bersikap kaya anak kecil gitu, mamah gasuka"

lelaki itu benar benar telah mencuci otak mamah dengan semua kebohongannya.

"Mah tapi bukan kaya gitu" ucapku sambil meneteskan air mata lagi

"Kamu emang bakatnya udah cengeng, diomelin gitu aja nangis"

Itu pertama kalinya mamah mengatakan kata cengeng padaku, meskipun aku memang cengeng tapi sebelumnya mamah tak pernah seperti ini padakuu.

Hai gays apa disini cuma aku yang kesel sama andre? Kejutan apalagi setelah ini? Yu ikutin terus bagian ceritanya, tapi jangan lupa buat vote dan share ceritaku😘 happy reading gays💞💞


Cinta sepertiga malamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang