Melarikan Diri

208 33 13
                                    

iffany oooh sayang apa yang terjadi.....”  Histeris seorang wanita yang baru saja datang berlarian entah dari mana. Yuri terpaksa menyingkir dari kursinya karena ummanya bergegas ingin memeluk calon menantu kesayangannya. “Dari mana saja kau, sehingga baru memberi kabar.” Kesal Mrs. Kwon pada yuri. Pria itu tidak bisa menjawab apapun, karena sedari tadi ia duduk disana dan lupa memberitahu orang-orang kalau tiffany mengalami kecelakaan. Yuri baru akan memberikan alasan saat ponselnya berdering dan nama taeyeon sepertinya mendesak untuk diangkat.
“Yul. Dia melarikan diri.” Itu adalah hal mengejutkan selanjutnya yang harus yuri hadapi. Ia melirik ummanya dan tiffany secara bergantian sehingga memutuskan untuk meninggalkan ruangan itu. Nafas taeyeon terdengar memburu seperti habis berolahraga lari.
“Kurasa aku tau dia dimana.” Jawab yuri teringat panggilan sebelumnya. Ia mulai mematikan panggilan telpon dengan taeyeon dan mengambil ponsel jessica. Untung saja benda itu tidak memliki password apapun sehingga yuri bebas menjelajah. Ia membuka arah map diponsel jessica yang mengarahkannya pada rumah. Tempat milik jessica lebih tepatnya.
Yuri baru saja akan mencari tempat parkir digedung apartement yang tidak terlalu luas itu saat ia melihat seorang wanita dengan gips dan perban ditangan, kaki, serta kepalanya berjalan memasuki gedung tersebut. Ia tidak dapat melihat banyak karena pintu apartement lebih dahulu ditutup. Begitu yuri hendak mengikutinya masuk wanita itu keluar lagi mengikuti seorang pria yang menjabak rambutnya memaksanya berjalan terpincang-pincang. Yuri mengurungkan niatnya untuk parkir didalam gedung, ia memilih parkir paralel disebelah gedung sambil terburu-buru untuk menghentikan aksi dihadapannya.
Langkah yuri terhenti saat pria itu menunjuk marah pada gadis yang tersimpuh lemah dihadapannya. Ia hendak menampar gadis itu tapi tidak jadi, sehingga ia memutskan untuk menendang tong sampah disebelahnya dan meninggalkan gadis itu menangis dijalanan yang kotor. Yuri mengepal erat tangannya menyaksikan pemandangan itu, terlebih saat gadis itu mencoba berjalan cepat sampai terpincang-pincang mengejar pria angkuh yang meninggalkannya. Yuri segera berlari meraih tangan gadis itu hingga membuatnya berteriak.
“Aaakh!!” Rintihnya sambil memegangi tangannya yang dibalut perban. Yuri tidak meminta maaf melaikan menatap gadis itu kasar. “Siapa kau?!” Kesal gadis itu.
“Dari pada bertanya siapa aku, lebih baik ”
"Seharusnya kau berterima kasih dari pada bertingkah pingah seperti itu." Kesal yuri menarik tangan kann jessica yang tidak dibalut perban.
"Lepaskan aku. Kenapa pula aku harus berterima kasih padamu?" Kesal jessica menyentakkan tangannya ari yuri. Ia berniat mengikuti pria yang tadi memukulnya itu.
"Aku tidak membiayai semua pengobatanmu untuk hal sia-sia ini."
Dor!! "Diam di tempat!!" Suara ledakan senjata itu membuay semua orang menoleh keasal suara. Disaa ada seoeang pria dibawah todongan senjata polisi. Ia nerusaha melirik ke kiri dan kanan entah mencri apa namun ia tetap menunduk.
"Apa yang..." Yuri tidak mengijinkan lagi gadis itu bergerak. Ia mengangkat jessica dengan mudah seprti pengantin menuju kamar tidur mereka. Yuri menutup mulut jessica dan membawanya kemobil yag terparkir tidak jauh dari sana.
Dai kejauhan terdengar samar-samar polisi menyebutkan hak-hak miranda bagi calon tahanananna. Yuri tidak melihat lagi begitu jessica yang terhalang dada bidang yuri untuk melihat kebelakang. Secara tiba-tiba DOOR!! Ledakan senjata berikutnya menggema diudara.
Sang tersangka mencoba untuk melarikan diri saat akan diringkuk petugas. Ia melemoarkan tong sampah disampingnya dan menyerang petugas. Sehingga dalam kondisi itu, polisi boleh menggubakan senjata mereka, dan peluru itu tepat bersarang dikaki tersangka. "Aaaaaakkkhhhh!!!!" Teriak pria itu kesakitan.
"taecyeon-a...taecyeon.... Oc taecyeon!!" Yuri terpaksa menutup mulut jessica dan memasangkannya seftybelt begitu mereka sampai dimobil.
"Kau gila?! Aku tidak membawamu sejauh ini untuk berurusan dengan kriminal.Diamlah. kita akan pergi dari sini." Belum selesai yuri bicara sebuah sirene mengeum depan kuat. Itu berasal dari mobil polisi yang memblokade jalan untuk mengefakuasi warga sipil. Yuri mengambil kesempatan itu untuk pergi tepat sebelum tembakan berikutnya dilepaskan.
Tembakan kali ini berasal dari senapan polisi yang direbut oleh tersangka dan berhasil menembak seorang polisi. Baku tembak seperti filn hollywood pun terjadi. Hal terakhir yanh dilihat yuri adalah seorang pria dengan darah mengucur dari dadanya perlahan terjatuh keaspal yang memerah karena darah. Hal terakhir yang jessica lihat bahwa kekasihnya telah tersungkur dalan borgolan polisi dan dibawa menggunakan kantong mayat. Ia tidak kuasa membendung air matanya dan tangis pecah meraung saat itu juga. Ia ingin kembali kesana, tapi tentu saja yuri tidak akan mengijinkannya.
Yuri membawa jessica ke apartementnya. Ia menggendong jessica seperti oengantin lagi karena jessica membuang kruknya entah kemana. Sesampainya di unitnya yuri mendapati taeyeon tengah menonton tv dan sedikit terpeanjat saat mendapati ia membawa gadis lain keapartemen mereka dengan sangat mesra.
"Aku akan membuat teh." Taeyeon otomatis berdiri begitu yuri mendudukan jessica disampingnya. Ia memberikan bahasa isyaray pada yuri 'apakah ia gadis itu?' Tanya taeyeon tanoa suara hanya dengan gerak bibir berlebihan. Yuri mengangguk pelan, diikuti taeyeon yang juga mengangguk dan menuju dapur membuat minum untuk tamu mereka.
Breaking news: seorang bandar narkoba dengam inisial OT telah berhasil diringkuk petugas. Baku tembak yang terjadi antara polisi dan tersangka menyebabkan timbulnya korban luka serius dari aparat yang berada dalam kondisi kritis, sementara OT sendiri dikonfirmasi meregang nyawa di lokasi kejadian. Saat ini polisi..... Yuri buru-buru mematikan tv tersebut.
Plak!! Sebuah tamparan mendarat di pipi yuri. "Kau telah membunuhnya." Tuduh jessica.
"Apa kau bilang?"
"Seharunya aku mengejarnya dan bicara padanya. Jika kau tidak mengahalngiku aku sudah bicara padanya dan ini tidak akan terjadi."
"Kau dipukul dan dihajar sepertj hampir mati, dan kau masih ingin menemui bajingan itu?"
"Orang yang kau sebut bajingan itu adalah orangnya yang menampungku dan memeberiku temoat tinggal saat tidak ada orang yang peduli padaku."
"Ya, dan setelah dia menidurimu dia menjualmu pada orang-orang dan menjadikanmu alat pencetak uangnya."
PLAK!! PLAKK!! PLAK!! Berkali-kali tamparan mendarat dipipi yuri tanpa ia bisa melawan dan menghentikannya. "Hei hei hei!!!" kau menyakitinya. Taeyeon membawa yuri menjauh dari jessica. " Aku tidak tahu ada apa denganmu. Tapi bukan begini cara berterima kasih dalam budaya kami nona." Sini taeyeon menyuruh jessica kembali duduk tenang dikursinya. Tentu saja gadis itu enggan, ia memilih melempar gelas minuman yang d buat taeyeon pada yuri kemudian berjalan menuju pintu.
"Hei, kurang ajar, tidak tahu terima kasih!!!" Taeyeon mengejar jessica bersiap menarik rambut gadis itu agar berlutut meminta maaf padanya. Baru saja tangan taeyeon menyentuh pergelangan tangan jessica, gadis itu langsung ambruk sehingga taeyeon hanya membawanya kedalan pelukannya. Kepanikan bertambah saat Ponsel yuri berdering sangat memekakkan telinga karena sebuah panggilan dari ummanya.
"Kau dimana tiffany sudah sadar." Ucapan itu membuat yuri otomatis melirik taeyeon.
"Pergilah, aku akan memanggil dr. Park." jawan taeyeon yang diangguki oleh yuri. Ia meninggalkan taeyeon dan jessica dengan harapan tidaka akan ada hal buruk yang terjadi selama ia pergi

autumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang