Thank to Hyo

253 48 22
                                    

"Sial sial sial, kenapa aku tidak menyadarinya." Kesal yuri sembari berlari menuju kantor kepala sekolah. Ia sangan yakin bahwa tiffany tadi melihatnya, ia sangat yakin itu. Yuri mengutuk dirinya sendiri kenapa sangat tidak berhati-hati.

"Yak! Kwon yuri mau kemana kau?!" Teriak mr. Changmin diujung. Yuri baru akan menjawab tapi guru olah raga itu telah sampai dihadapan yuri dan menarik telinganya. "Apa yang kukatakan soal berlarian dilorong sekolah, dan apa yang kukatakan soal membolos jam pelajaranku?" Tanya mr. Changmin sambil menarik telinga yuri hingga memerah.

"Maaf aku sir. Tapi aku sedang ada urusan penting."

"Jangan banyak alasan kau, kembali ke kelas sekarang."

"Tapi aku..."

"Kembali ke kelas mu tuan." Yuri tidak punya banyak pilihan. Ia baru saja mendapatkan surat peringatan dari ms.seo minggu lalu. Tidak mungkin ia akan mendapatkan surat peringatan dari mr. Changmin untuk minggu ini. Sehinnga yuri memutuskan untuk kembali kekelasnya dan bersabar hingga jam pulang tiba.

"Tae bisakah kau antarkan aku kerumah?" Mohon yuri begitu jam pelajaran berakhir.

"Aku ada rapat Osis. Ada apa denganmu?"

"Ada perang dunia besar sebentar lagi. Baiklah aku akan pulang sekarang. Do'a kan aku oo." Taeyeon hanya mengangguk meski ia tidak mengerti apa yang yuri bicarakan. Yuri memacu mobilnya setelah menyempatkan membeli coklat dan bunga untuk tiffany. Ia bisa saja mengabaikan tiffany seperti gadis lainnya yang ia kencani, namun yuri merasa mengabaikan tiffany akan menjadi masalah besarnya karena hubungan mereka adalah hubungan dua keluarga besar. Dan ia tentu saja tidak ingin menyebabkan lebih banyak masalah lagi.

Yuri tidak menyapa siapapun. Ia hanya berteriak " Aku pulaaaaang." Dan langsung berlari menuju kamar tiffany. Meskipun tiffany memiliki apartemennya sendiri, tapi yuri sangat yakin bahwa hari ini tiffany akan berada dirumah. Sebab ia telah menghubungi nyonya Han sebelumnya.

"Apakah itu yuri?" Tanya Mrs.kwon pada pelayannya. Wanita itu mengangguk membenarkan.

Yuri menaiki dua anak tangga sekaligus dan segera mendobrak ke kamar tiffany. " Hahaha oppa, sudah lepaskan saja dulu ini." Suara itu berasal dari tiffany yang mana dihadapannya saat ini berdiri seorang pria jangkung yang mengenakan kemeja putih dan denim hitam. Tiffany sedang berusaha membuat pria itu melepaskan kemejanya sambil tertawa lepas, dan pria itu juga terlihat sangat senang ketika tiffany melakukannya.

"Sialan! Apa yang kau lakukan dirumah ku brengsek!!" Yuri meraih kerah kemeja pria itu dan segera memukul wajahnya hingga pria itu tersungkur. Tiffany yang terkejut tidak bisa mengatakan apapun. "Kau pikir apa yang kau lakukan huh!" Yuri kembali menghajar pria itu.

"Apa yang maksudmu!!" Kesal pria itu balas mendorong yuri hingga membentur dinding dan memukul wajahnya.

"Hei hentikan, apa yang kalian lakukan." Teriak tiffany.

"Sialan! Berani sekali kau berselingkuh dengan tunanganku!!" Kesal yuri hendak melayangkan pukulannya lagi, tapi pria itu menahannya. Kesempatan itu digunakan tiffany untuk menarik yuri menjauh. " Kenapa kau menarikku?"

Pllaaakkk!!! Tiffany menampar yuri sangat keras dipipinya, hingga bekas tangan tiffany yang memerah dipipi yuri. Tiffany juga merasakan perih ditangannya apalagi yuri yang mendapatkan pukulan untuk pipinya. "Hentikan kebodohanmu itu." Ujar tiffany sambil menahan air matanya membuat yuri tertegun.

"Apa yang terjadi?" Tanya seorang wanita pendek berwajah imut baru saja memasuki kamar itu dan melihat kegaduhan disana. Hiks hiks eooeeekkk ooeeeekkkk terdengar tangisan bayi didalam ruangan itu. "Aaaah astaga hyo. Kau bangun lagi?" Wanita itu segera menghampiri anaknya yang sedang berbaring dikasur. Ia merasakan celana jagoan kecilnya yang baru sepuluh bulan itu basah, sehingga ia melirik suaminya yang berdiri disudut ruangan.

autumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang