DAY 3 ✨

23 5 0
                                    

   "Banyak kata yang tidak bisa terucap setiap kali aku bersamamu"

                      🍃🍃🍃

Seorang perempuan dengan tas berwarna abu-abu berjalan menyusuri lorong sekolah yang masih sepi dan gelap. Dia sangat suka datang pagi dengan alasan, bisa mencium aroma udara yang khas pada pagi hari dan tidak terjebak di kemacetan. Itu alasannya untuk datang pagi hari.

Sekolah ini sangat berbeda dengan sekolahnya dulu dibandung. Di Bandung dulu, meskipun pagi-pagi tapi sudah ada murid yang datang ke sekolah. Berbeda disini.

Riana memasuki ruangan kelas yang masih sepi dan gelap. Dia sengaja tidak menyalakan lampu, dengan tujuan dia ingin tidur untuk sementara.

Riana membuka ponselnya dan langsung membuka aplikasi musik. Riana bergerak gusar tidak nyaman dalam posisi tengkurap nya di meja.

Entah kenapa, dia tidak bisa tidur. Akhirnya dia berdiri di balkon kelas. Dan melihat matahari nampak malu-malu untuk menunjukkan cahayanya. Satu persatu murid mulai datang

Riana tidak menyadari bahwa ada seseorang yang kini berjalan menuju sampingnya.

Riana tidak menghiraukan keberadaan laki tersebut. Dia masih dalam pemikirannya sendiri.

"Sendiri aja" ucap laki tersebut.

Riana tidak mendengar itu. Sudah jelas dia menggunakan headset untuk menutupi telinganya.

Revano yang merasa di kacangi hanya bisa menghela napas. Revano akhirnya mencolek bahu rania.

Riana yang menyadari langsung melepas headset yang melekat di kupingnya. Revano melihat Rania yang kembali terdiam dan menatap kosong kearah depan.

"Banyak masalah ya? "Tanya revano.

Riana yang sedang tidak mood langsung masuk kedalam kelas. Rencana rania di gagalkan revano. Revano mencekal tangan sebelah kiri riana. "Lo ga bisa jawab pertanyaan dari orang ya? Lo Enggak bisu kan? "Ucap revano.

Riana yang kesal langsung melihat kearah tangannya yang dicekal laki-laki yang tidak ingin ia kenal. "Lo tuh siapa si? Sok kenal banget. Yang jalanin hidup itu gue. Bukan lo, jadi apa masalah lo buat ikut campur. Cuman buang-buang waktu aja"ucap riana dan langsung melepaskan cekalan tangannya dari tangan revano.

Apa gue terlalu kepo yah sama dia? -batin revano.

                        
                      🌻 🌻 🌻

Jam pelajaran terakhir sedang berlangsung. Dan, revano dan riana tidak ada yang saling berbicara satu sama lain. Revano yang gugup dan riana yang cuek.

Revano diam-diam melirik ke arah perempuan yang sedang fokus ke arah papan tulis. Riana tidak menyadari ada seseorang yang sedang memperhatikannya. Revano sedang beradu antara logikanya yang suruh tidak usah meminta maaf dan hatinya yang berkecamuh untuk segera meminta maaf.

Akhirnya revano kalah dengan argumen logikanya. Dia lebih memilih kata hatinya. "Emm, riana. Gue minta maaf soal tadi, gue bukannya-"

Riana langsung menaruh jari telunjuknya ke arah bibir revano. Dan membuat revano diam.

"Sst, jangan berisik gue lagi fokus. "Ucapnya dan langsung mengambil jarinya lagi yang tadi ada di bibir revano.

Revano hanya tersenyum

"Fokus nih, tumben? " tanya revano.

Riana hanya melirik sinis, dan membuat revano tertawa kecil.

"Oke anak-anak, saya akan memberikan kalian soal. Dan, beruntung waktunya ingin segera pulang. Saya akan memberikan kalian kesempatan untuk membentuk kelompok sendiri. Maksimal 5 orang. "Ucap bu margaretha.

Aldo langsung menghampiri meja revano dan riana. "Gue sekolompok ya sama lo" ucapnya sambil nyengir dan pergi.

Revano hanya mendengus sabar.

Bel pulang sekolah sudah berbunyi, dan membuat semua murid bergembira.

"Oke anak-anak sekian dari saya. Dan ,selamat siang"ucap bu margaretha dan pergi meninggalkan kelas.

Riana sedang memasukkan semua barangnya ke tas.

"Revano, gue boleh masuk kelompok lo ga? "Tanya riana.

Revano mendengar itu, ya dengar.

"Ehh, ga boleh ya. Yaudah deh, gue cari kelompok -"

"Gak, eh boleh kok. Maksimal 5 orang ini. Tapi kelompoknya laki 4 orang sama lo jadi 5 gapapa kan? "Ucap revano.

Riana hanya tersenyum "oke, gapapa. Nanti kabarin gue yah kalo mau kerja kelompoknya. "Ucap riana.

Revano hanya mengangguk

"Iya gue kabarin kok." balas revano sambil tersenyum manis.

Riana yang menyadari dirinya terlalu jauh melangkah dengan senyumannya yang manis. Akhirnya dia kembali mengurungkan senyumnya kembali.

Dia takut akan terjatuh kembali.

Revano yang menyadari itu, merasa ada yang hilang. Kemana senyum riana, kenapa dia tidak tersenyum kembali.

Riana pergi meninggalkan kelas yang sudah sepi dan hanya beberapa anak yang masih di kelas.

Aldo, toriq, dan jevan datang ke meja revano.

"Ulululu, babang repano sedang falling in love "ucap aldo.

Toriq tidak mau kalah dan dia ikut menimbrung "hahahaha, ku tunggu jadianmu" ucapnya dan langsung terkena jitakkan dari revano.

"Jadian pala lo" ucap revano dan langsung pergi keluar kelas dan diikuti sahabat-sahabatnya.

Haiii,, readers.

Jangan lupa vote + comment nya yahh.. 🌚🌝

See u next part...

BETWEEN USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang