Jungkook duduk dengan setumpuk pekerjaannya saat jam sudah menunjukkan pukul 8 malam.
Membenahi letak kaca mata bacanya sesekali. Mencoret beberapa bagian pada laporan milik bawahannya yang salah, lantas menumpuknya pada sisi kiri meja ruang tengah.
Jungkook memang lebih suka bekerja di ruang tengah saat di rumah. Niatnya memang sambil mengawasi putranya. Mengingat dirinya orang tua tunggal sejak empat tahun yang lalu.
Saat Eunwoo berusia 1 tahun.
"Kook?"
Jungkook mendongak, menemukan Yoongi yang menuruni tangga dengan Hana di gendongan. Keponakan Jungkook itu sudah nampak terlelap pulas di rengkuhan ibunya. Sepertinya kelelahan ikut ibunya menjaga Eunwoo.
"Hyung udah mau pulang? Nggak nunggu Jimin jemput aja?"
Menggeleng sambil membenahi gendongan. Masalah kenapa Jungkook memanggil Yoongi dengan hyung sedang usia Jungkook lebih tua adalah karna kebiasaan. Sejak kecil Jungkook selalu menempeli Yoongi dan menganggap Yoongi adalah kakaknya.
Karna orang tua Yoongi juga yang memang lebih tua dari orang tua Jungkook, semacam adat keluarga.
Yoongi melirik pada pintu kamar Eunwoo yang masih sedikit terbuka. Lantas menoleh pada Jungkook yang sempat mengikuti arah pandang Yoongi.
"Taehyung barusan aku suruh mandi di kamar Eunwoo. Soalnya Eunwoo barusan banget tidurnya. Jadi, kamu buatin dia makan malem bisa? Nggak enak juga kalo kamu ajakin kesini tapi nggak kamu kasih apa-apa."
"Iya, hyung. Abis ini aku masakin sesuatu. Hyung, mau di pesenin taksi?"
"Nggak, Kook. Hyung udah pesen. Kalo gitu, hyung pulang yaa. Baik-baik di rumah. Kabarin kalo Eunwoo kenapa-napa."
Jungkook mengangguk. Mengantar Yoongi hingga ke pintu. Tepat di depan pintu rumah, sepupu Jungkook itu berbalik, sontak membuat Jungkook sedikit berjengit karna begitu tiba-tiba.
"Oh, iya Kook."
"Ada yang ketinggalan, hyung?"
"Nggak, bukan. Itu—eumm.. Taehyung cantik, terus Eunwoo juga kayaknya suka banget sama Taehyung."
Mengernyitkan dahinya tidak paham. "Iya, tau. Terus maksud hyung, apa?"
Berdehem pelan. "Saran doang sih, deketin gih. Cantik, baik, ramah, seru lagi. Terus Eunwoo juga suka. Istri idaman mu, kan?"
Dan detik setelahnya, wajah Jungkook bersemu merah tanpa bisa di cegah. Berdecak sebal saat Yoongi malah tertawa renyah. Pamit masuk ke taxi yang sudah di pesan untuk pulang.
Kakak sepupunya itu, memang sedikit jahil dan sialan sekali.
**
Taehyung selesai mandi tiga puluh menit setelahnya. Mengenakan sweeter rajut berwarna putih yang memang kebesaran di badannya. Bahkan Taehyung harus menggulung bagian lengannya. Hanya mengganti pakaian yang di berikan Yoongi tadi, Yoongi bilang kebetulan di lemari Eunwoo ada satu sweeter besar milik Jungkook yang salah masuk lemari.
Kata Yoongi tidak masalah di pakai, Jungkook tidak akan keberatan.
Melangkah tenang menuruni tangga. Mengedarkan pandangannya lantas mengerutkan alis saat menemukan meja ruang tamu penuh dengan berkas-berkas dan laptop yang masih menyala.
Tidak betah sebenarnya melihat hal berantakan seperti itu. Tapi lebih tidak sopan lagi jika dirinya lancang mengutak-atik sesuatu yang bukan haknya.
Menoleh ke arah dapur ketika menemukan suaara gaduh di sana. Tersenyum kecil saat menemukan punggung tegap Jungkook yang sibuk memasak di pantry dengan celmek melekat di tubuh berototnya.
"Ada yang bisa ku bantu?"
"Eoh, astaga."
Tertawa renyah karna respond Jungkook. Berdiri tepat di samping pria berotot itu, melirik masakan apa yang sedang Jungkook buat.
"Ah, Japcae?" Mendongak, menatap Jungkook yang nampak sedikit gugup sambil tergagap menjawab pertanyaannya.
"Eo-eoh... J-japcae."
Tersenyum manis. Mengedarkan pandangan pada sekeliling dapur. "Ada yang bisa ku bantu lagi, Jungkook-ssi?"
Jungkook mencoba menetralkan detak jantungnya yang tidak bisa di bilang baik. Mungkin efek terkejut. Ya, terkejut. Hanya terkejut.
"Tidak ada, Taehyung-ssi. Kau bisa duduk saja. Sebentar lagi selesai. Ini hidangan terakhir."
Menundukkan kepalanya sedih. Sedikit mencebikkan bibirnya, tanpa sadar jika pria besar di sapingnya ini, tengah mencengkram erat sumpit di tangannya menahan gemas.
"Tapi aku ingin membantu. Benar-benar tidak ada yang bisa aku lakukan untuk membantu?"
"Eumm.. Mungkin, bisa tolong tata alat makannya?"
Tersenyum begitu lebar. Mengangguk antusias lantas melaksanakan perintah Jungkook tanpa bertanya dua kali.
Bersenandung pelan sambil menatap beberapa alat makan di atas meja. Tanpa sadar bahwa tiap gerakan tenangnya yang telaten, terekam baik di penglihatan Jungkook.
Pria Jeon tersenyum penuh makna. Mengagumi bagaimana tubuh kurus itu terlihat begitu anggun di tiap gerakannya. Manis sekali untuk ukuran seorang laki-laki.
Dan Jungkook, pira 30an itu, jatuh cinta seperti remaja pada pemuda manis bernama Kim Taehyung.
'Apa ku coba saja saran Yoongi hyung? Tidak ada salahnya kan?'
BUNDA__KookV
12/11/18
Tbc.Gak tau lagi, bagus???
Makin kesini sebenernya ngerasa tulisan makin amburadul.
Tolong kritik saran yaaa... Tapi dengan bahasa yang memanusiakan manusia. Tidak terima anak buah lambe turah yang nyasar yaaa... Terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUNDA : KookV
FanfictionJungkook pikir, ucapan anaknya hanya sekedar ucapan kosong seorang bocah ketika dia mengatakan ingin menjadikan seorang pemuda manis yang setiap sore melukis di taman kompleks rumah mereka sebagai ibu barunya. Namun ketika Jeon Eunwoo demam tinggi d...