BUNDA : 3

10.1K 1.4K 36
                                    









Tawa lepas Taehyung, terlihat menggemaskan.

Begitulah yang ada di kepala Jungkook sejak setengah jam yang lalu mereka duduk bersisihan di teras samping rumah Jungkook.

Bercerita banyak hal tentang masing-masing mereka.

Hingga Jungkook tahu bahwa Taehyung dua bersaudara. Dan dia lah bungsunya. Terbiasa di manja oleh keluarganya membuat pemuda manis itu luar biasa muak.

Memilih tinggal sendirian sejak satu bulan terakhir. Tapi tetap saja ada campur tangan sang ibu, yang masih tidak rela kalau dirinya benar-benar lepas dan hidup mandiri.



Sama hal nya dengan Taehyung. Pemuda itu juga sedikit banyak tahu, bahwa dia sudah menjadi ayah tunggal sejak empat tahun lalu. Sejak Eunwoo berumur satu tahun.



Istrinya meninggal karna kecelakaan pesawat, jasadnya baru di temukan setelah empat hari dari jatuhnya pesawat.

Meninggal. Tidak tertolong. Dan hari itu adalah pukulan terberat untuk Jungkook.



Tapi pembahasan menyedihkan itu tak bertahan lama, di karnakan obrolan lain yang terasa lebih menarik. Tentang pekerjaan Taehyung.



"Jadi, kau hidup sendiri dan melukis di taman setiap sore? Itu benar-benar pekerjaanmu, Taehyung?"

Tertawa renyah. Menggeleng dengan kedua tangan lentik yang menggenggam mug berisi coklat hangat.


"Tentu saja bukan. Kau fikir aku makan dengan apa, hyung kalau pekerjaan ku hanya melukis di taman setiap sore?" Di ikuti tawa lainnya yang terdengar begitu renyah.



Secara reflek, pria 30an itu ikut mengembangkan senyumnya.


"Lalu? Apa pekerjaanmu?"




"Penulis. Aku menulis banyak hal. Novel, dongeng anak-anak, puisi, sajak-sajak. Apa saja yang bisa ku tulis dengan jari dan isi kepalaku, aku akan dengan senang hati mengerjakannya."


Terkekeh lembut. Menyeruput coklat hangat yang di berikan oleh Jungkook. Tidak sepanas tadi, tapi masih cukup hangat.


"Wauw, bisa berikan rekomendasi salah satu novel terbaik yang kau tulis?"



Taehyung menoleh. Tersenyum manis, meletakkan mug nya di atas meja. Mengangkat kedua lututnya ke atas kursi lantas memposisikan tubuh menghadap Jungkook.

"Kau suka membaca, hyung?"

Jungkook menatap Taehyung sambil tersenyum. Menggeleng kecil. "Tidak."

"Lalu untuk apa? Tulisan ku membosankan. Aku tidak menyarankan untuk orang yang tidak gemar membaca."



"Tapi aku ingin mengenalmu. Semuanya."



Hening. Taehyung masih dia setelah Jungkook menjeda kalimatnya. Semburat merah perlahan menjalari pipi tembamnya. Membuat mata rubahnya mengerjap beberapa kali, malu-malu.


"H-hyung ini bicara apa. Kita sudah berkenalan sejak tadi sore."


Jungkook menggeleng. "Belum semuanya. Aku tidak ingin hanya mengenal bagaimana sosokmu. Aku, juga ingin mengenal semua tentangmu, Taehyung. Tanpa terkecuali. Termasuk kisah yang kau ciptakan dengan tanganmu."



Dan detik setelahnya, Taehyung tidak lagi mengerti, cara mengontrol detak jantung yang menggila itu, bagaimana.



'Y-ya Tuhan... Jantungku kenapa?'















BUNDA__KookV
12/11/18
Tbc.



Sepenggal manis.
Manis tidak?
Sepenggal aja, jangan banyak-banyak.

Oh iya, perubahan tata bahasa yaa.. Maaf. Ternyata buat BUNDA lebih nyaman pakek formal begini.

Ada yang gak suka? :")




BUNDA : KookVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang