1. Remedial = Gagalnya Rencana Indah

18 0 0
                                    

"Huh..., akhirnya semesteran kelar juga!"

     Bougenville menarik napas panjang kemudian mengembuskannya. Lega. Setidaknya di liburan semester nanti ia punya waktu istirahat dari yang namanya soal-soal meskipun hanya beberapa hari.

     Libur mungkin akan terdengat seperti oase yang paling menyejukan bagi semua siswa yang saat ini berstatus -PELAJAR- dan berada di tingkat akhir. Baik itu bocah ingusan -Kelas 6 SD-, maupun yang sedang beranjak puber -Kelas 9 SMP- atau yang bisa dikategorikan sedang beranjak ke tahap dewasa -mungkin-, -Kelas 12 SMA-. Bagaimana tidak? Tugas, Les, itu dan ini yang katanya amunisi buat ngadepin Ujian adalah menu wajib sehari-hari yang mau ataupun tidak harus ditelannya.

       Liburan itu sebenarnya baru dimulai besok, tapi Bougenville telah memutuskan untuk memulai liburannya lebih awal Satu hari dari teman-temannya. Toh..., semesterannya juga udah kelar, jadi nggak pa-pa kan bolos? Oh iya, pasti nggak pa-pa deh!. Dia geremeng sendiri, jika di sinetron-sinetron mungkin udah di zoom mukanya doang sambil ada suara-suara yang katanya dalem hati tapi bisa kedengeran gitu deh.

     Jadi ia hanya bangun untuk mematikan alarmnya untuk kemdian selimutan lagi, ntar sore aja beresin baju buat pulang kampungnya. Ia lebih memilih melanjutkan pelayaran mimpi di pulau kapuk kesayangannya. Matanya baru setengah menggelayar saat suara ketukan pintu itu sama sekali digubrisnya.

Tok
Tok
Tok

     Bougenville tidak tau jika Dandelion -orang yang sedari tadi mengetuk pintu- itu sudah kesal setengah mati karena ketukan pintunya sama sekali tak digubris. Alhasil dia pun menggedor pintu itu sambil teriak sekesel-keselnya,

"Bougenville woy! Buka woy! Hari ini kita remed pelejaran asdfghjkl!"

       Kesadaran mata Bougenville sebenarnya tinggal 5 watt, tapi mendengar kata "remed pelajaran asdfghjkl" ia mendadak melotot, langsung terbangun dan membuka pintu kamar kostnya.

"Seriusan Lo? Kita kena remed asdfghjkl?"

     Maklumlah pelajaran asdfghjkl beserta guru yang mengajarnya adalah hal paling killer sekaligus horor di kelasnya (hal ini sepertinya berlaku juga di kelas-kelas lainnya)

"Ye, satu kelas keueleus bukan kita aja! Udah elo buruan ganti baju katanya kita disuruh bawa buku asdfghjkl yang dari kelas sepuluh. Buku paket, tugas sekaligus catatan. Gue dapet info ini dari sms-nya si Melati, Lo tau sendiri kan anak itu yang paling dipercaya sama Bu Desember,"Dandelion menjelaskan panjang lebar.

(Ceritanya Bu Desember adalah nama guru pelajaran asdfghjkl)

"Oh, oke."

      Pagi itu Bougenville langsung ngibrit ke kamar mandi, hanya berdiri di depan wastafel sambil cuci muka dan gosok gigi. Lalu ngibrit berganti seragam kotak-kotak-Ungu yang merupakan jadwal seragam hari itu. Mengacak-acak tumpukan bukunya yang sudah tertata rapi hanya untuk mencari buku pelajaran asdfghjkl dari kelas 10 dan memasukannya ke tas dan buru-buru ke sekolah yang jaraknya hanya 20-an meter dari kostnya dengan jalan kaki bersama Dandelion yang memilih menitipkan motot di tempat kostnya (disana ada tempat parkir yang aman soalnya).

     Pagi ini, gagal sudah rencananya untuk beristirahat seharian di kamar kostnya.
   

Diary BougenvilleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang