3. Padamnya Sebuah Keceriaan

17 0 0
                                    

     Pagi yang ceria, hari kedua masuk sekolah. Namun masih terhitung hari pertama bagi gadis bertubuh tinggi -Bougenville- tersebut, maklumlah anak itu baru sampai di kostnya kemarin sore. Setelah 2 Minggu waktu liburan ia habiskan di kampung halamannya. Ia sudah menyimpan berbagai macam cerita untuk sahabatnya -orang yang terlalu kurus jika dibandingkan dengannya- Untuk itu sepagi ini ia sudah celingukan di samping kelas, namun matanya tak juga menemukan orang yanh dicarinya tersebut.

"Woy Bougenville! Ngapain elo celingak-celinguk di situ?"

     Orang yang terlihat baru saja makan gorengan dari kantin tersebut meneriakinya. Bougenville yang merasa namanya dipanggil pun menengok,

"Eh Elo Dandelion, gue nyariin elo. Gue kira elo lagi di toilet,"tebak Bougenville dengan sangat ngawur. Sejak kapan Dandelion suka ke toilet pagi-pagi. -samping kelas merupakan toilet cewek-

     Lalu kedua orang absurd itu pun bercerita-cerita di dalam kelas. Terkadang hanya terdengar sahutan kecil seperti, "Oh","Em...", "Gitu ya?" dan yang paling panjang,"Eh masa sih? Kayakmana, kayakmana?" Saat salah satunya bercerita. Namun suara tawa cekikikan akan lebih dominan dari mulut Dandelion saat Bougenville bercerita hal-hal yang somplak. Anak-anak lainnya juga pada sibuk membentuk formasi cerita liburan mereka masing-masing.

"Eh, kamu udah masuk, Say?"

      Itu adalah keheranan Melati, -Si Jenius di kelas ini- yang langsung menghampiri tempat Bougenville dan Dandelion bercerita. Soalnya dia afal betul, kalau si Bougenville biasanya melebih-lebihkan hari libur. Melati sudah menganggap Bougenville adiknya sendiri, untuk itu dia selalu memanggilnya dengan sebutan "Say" kepanjangan dari "Sayang" bukan Sayton lho ya...

"Udah dong Tetehku, sekarang kan kita udah kelas Dua Belas. Jadi udah harus rajin,"Bougenville menjawab sok manis.

"Eh, eh, kalian semua udah tau info menarik belum?"

      Tak biasanya Melati bersikap heboh, namun di pagi yang tak biasa itu ia melakukannya. Berbicara dengan nada ala acara gosip-gosip di TV dan melakukannya di depan kelas, yang sontak membuat perhatian seluruh anak-anak sekelas teralih padanya.

"Apaan sih? Apaan?"sahut salah satu gerombolan anak-anak cowok yang tidak sabaran.

"Pelajaran lkjhgfdsa diilangin!"Seru Melati sambil menepukan kedua tangannya, seolah-olah itu adalah berita paling menggembirakan yang pernah ia sampaikan.

"Wah beneran?! Asyik..., yess!"

        Bougenville langsung teriak-teriak kesenengan duluan, melakukas hifive dengan Dandelion. Begitu juga dengan reaksi anak-anak lainnya yang tak beda jauh, bahkan dari gerombolan anak-anak cowok yang nanya tadi ada yang sampai joget-joget makjelas saking senengnya.

Drrtt...
Drrtt.... (anggep aja bunyi getaran hp kalau ditulis jadi gitu)

       Ponsel dalam saku seragam Bougenville bergetar, sebuah pesan teks masuk. Sms dari kepsek (ceritanya Bougenville dekat dengan Kepala Sekolah -keponakannya-) Begini isi pesannya,

"Info bagi anak XII.A1 pelajaran ABC yang tadinya diajar oleh guru mata pelajaran lkjhgfdsa. Dikarenakan Bu Zxcvbnm yang memegang pelajaran ABC sedang cuti untuk melahirkan."

"Anjiiiirrr"Bougenville berkata dengan spontan setelah membaca pesan tersebut.

     Membuat anak-anak lain penasaran dan menoleh ke arahnya, maka Bougenville yang merasa jadi pusat perhatian pun langsung membagi-bagikan kabar yang diterimanya dari Kepsek tersebut. Dan seketika itu pula reaksi teman sekelasnya pun tak beda jauh dengan Bougenville. Karena sebenarnya bukan pelajaran lkjhgfdsa-nya yang mereka benci, tapi sistem mengajar gurunya. Mereka merasa percuma pelajaran itu dihapus tapi mereka masih akan bertatap muka secara resmi dengan guru mata pelajaran satu itu. Pokoknya cara mengajarnya itu ribet deh, kebanyakan teori doang.

     Seketika itu pula keceriaaan yang tadi begitu menggebu-gebu meluap. Tak berbekas.

    
     



Diary BougenvilleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang