5. Perkelahian

15 5 0
                                    

Tiba tiba sahut Reka, "emang ya tuh bocah, kasar amat sama perempuan". Reka sedikit kasihan oleh pengakuan Adiba barusan atas perlakuan Dimas terhadap nya.

"yaudah pokoknya nanti kalau kakak jumpa Dimas kakak kasih tau kedia buat beri kesempatan sekali lagi biar tugas kamu selesai" ujar kan Icha sambil menenangkan pikiran Adiba. Adiba pun menganggukkan kepala nya. Tanpa berpikir panjang Adiba beranjak pergi ke toilet untuk membasuh wajah nya yang penuh air mata tadi. Adiba melewati beberapa kelas kakak senior semua mata kakak senior tertuju pada nya sekaligus banyak yang kasihan melihat seorang gadis cantik yang berjalan tunduk menuju arah toilet. Adiba memasuki Toilet wanita. yakali dia masuk toilet cowok sih. Oke kita kembali lagi.

Adiba melihat dirinya di hadapan kaca besar Toilet.
"Gue kok bodo banget sih kenapa gue harus terima tugas dari kak Icha, kenapa gue setiap jumpa kak Dimas selalu sial ya allah, Hikss Hikss..." Adiba menangis.

Disamping itu ada seorang pria yang telah mendengar tangisan Adiba dibalik Toilet.
Adiba membasuh wajah nya dan mengeringkannya menggunakan tisu Toilet.

Adiba keluar dan tiba tiba Adiba berhenti untuk memastikan ada orang yang mendengar ia menangis barusan atau tidak. Adiba menoleh toilet sebelah dan toilet cowok.

Ternyata kosong tidak ada seorang pun disana. Adiba berjalan menuju kelas nya saat Adiba melewati kantin kak elan Adiba melihat perkelahian yang tengah di ribungi oleh siswa siswi yang berada di kantin .
Ya siapa lagi kalau bukan Ranggi si tukang malak, tetapi disisi lain Adiba mencoba mendekati perkelahian itu dan dia jugak melihat pria yang tadi melakukan perbuatan kasar, ia dia itu adalah Dimas.

"heh lo itu jangan berani berani nya sama cewek dong, gue tau lo ketua OSIS di sekolah ini", Ranggi mencengkram kuat kera baju Dimas dan "BUKKK", pukulan jatuh di ujung bibir Dimas dan mengeluarkan cairan merah.

Dimas pun langsung menarik kera baju Ranggi dengan kasar, "lo tau apa tentang gue hah?? Enak aja lo nonjokin gue", mata Dimas melotot kearah Ranggi dan "BUKKK", sekali pukulan mendarat di perut Ranggi.

Ranggi tidak tinggal diam dia memukul perut Dimas dengan kuat dan alhasil Dimas tersungkur di bawah, Ranggi menarik kera baju Dimas lagi dan berkata, " ehh gak usah sok pura pura bego deh lo, loh apain tadi tuh anak baru sampe ia nangis ha?? Gue ingatan sekali lagi ya jangan kasar sama cewek bos kalau lo kasar sama cewek, berarti lo jugak kasar sama bos cewek lo, PAHAM LO !!!", Ranggi mengemas Dimas hingga meringis kesakitan lagi.

Ranggi beranjak pergi dari kerumunan teman teman nya Ranggi terkejut melihat sosok Adiba yang tengah menyaksikan perkelahian mereka, Ranggi tidak peduli ia langsung cabut ke kelasnya.

Adiba merasa aneh dengan Ranggi.
"apa kak Ranggi dengar perkataan gue tadi ya di Toilet, tapi kok pas gue periksa gak ada orang, sih ahh bodo amat lah", batin Adiba dalam hati.

Adiba merasa kasihan dengan kak Dimas iya pun pergi ke kelas nya untuk mengambil kotak P3K yang tak pernah iya tinggal dari dulu.

***

Adiba menghampiri Dimas yang tengah duduk di ujung kursi taman sekolah yang sambil membersihkan kan luka nya. Tapi Adiba ragu mendekatinya, Adiba takut akan kejadian ke 2 kali nya.

"ngapain loh disini, lo mau buat gue celaka lagi", ucap Dimas yang membuat Adiba kemunduran langkahnya.

"emmm... Adiba cuman mau ngasih ini kek kakak biar dara di luka ya berhenti mengalir", dengan berani Adiba berbicara dan menyodorkan kotak putih itu.

BRUKKKK, sontak Adiba terkejut melihat perlakuan Dimas saat ini, Dimas mengempaskan kotak putih itu dan membuat semua isi kotak itu berserakan.

Tanpa pikir panjang Adiba tunduk dan memunguti isi kotak P3K yang berserakan itu di bawah kakinya Dimas. Dimas terkejut melihat wanita itu, Adiba menangis untuk kedua kali dihadannya. Dimas merasa sedikit bersalah.
Lalu Dimas pun ikut memunguti obat dan peralatan yang berserakan di buatnya.

Adiba berdiri dan beranjak pergi dari hadapan Dimas. Adiba terkejut melihat tangan Dimas yang sedari tadi menggenggam erat pergelangan tangannya.

"Lepasin tangan aku kak, sakit tau gak!!!", ucap Adiba kesakitan, Dimas melepas genggamannya.

"G Gue minta maaf ya atas kejadian di atas gedung tadi, gue khilaf, maafin gue ya", Dimas berkata tunduk agar Adiba tidak melihat bibir Dimas yang terus mengeluarkan darah.

Dimas menarik tangan Adiba untuk segera duduk di samping nya. Adiba sedikit curiga terhadap Dimas,

"kenapa ya nih bocah bicara gak liat gue sih, malah suruh gue duduk lagi kok gak karna gue nyelesain tugas kak Icha ogah bener gue deket deket sama cowo jahat kek dia, cihhh", batin Adiba yang merasa kesel.

"kak Dimas!!!", Adiba teriak di telinga Dimas, sontak dimas terkejut dan langsung melihat kearah Adiba.

" iya, kenapa gak pake toa sekolah aja lu panggil gue", sindir Dimas dan alhasil membuat Adiba tertawa.

"Hhhhhhh, mau nya sih gitu tadi kak", jawaban Adiba kocak, sehingga membuat Dimas pun ikut terkekeh melihat tinggal gadis yang di hadapan nya ini.

Tapi, "Awwww", Adiba melihat Dimas yang tengah meringis kesakitan. Tanpa pikir panjang Adiba mengambil kapas dan alkohol untuk me bersihkan luka di ujung bibir dimas. Dengan hati hati Adiba membersihkan luka itu.

Dimas merasa ada yang lain hari ini. Dimas memperhatikan wajah mulus Adiba sambil tersenyum dalam hati. "maafin gue Adiba, gue dah buat lo tersiksa hari ini", batin Dimas sambil memandang wajah Adiba dengan lekat.

"Awww", ringisan Dimas sekali lagi membuat tangan Adiba berhenti.

"Duhh maaf kan, sakit kali ya kak maaf ya dikit lagi bersih kok ini luka nya", ucap Adiba sambil melanjutkan kegiatan dia di hadapan Dimas.

Dimas tersenyum kagum melihat Adiba yang mengoles kan betadine pada Lukanya. " sumpah ternyata lo cantik banget ya kalau lagi panik", batin Dimas melihat wajah Adiba.

"Dah selesai deh", Adiba msmbereskan alat alat nya dan melihat wajah Dimas yang sedari tadi tak berkedip melihat Adiba.

"Hey, Hey, hey tayo hey tayo dia bis kecil ramah", sontak Dimas terkejut dalam lamunannya. Dimas terkekeh melihat tingkah Adiba yang berhasil membuyarkan pikiran nya seketika.

"eeh bocah buat copot jantung gue aja", Adiba terkekeh melihat wajah Dimas.

"Kakak ganteng jugak ya kalau lagi marah, HAHHA HAHAH", ucap Adiba dengan jujur yang membuat Dimas melebarkan senyum nya.

CHESYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang