"Ikhlaskan saja. Begitu yang didengarnya dari beberapa mulut yang bicara. Tapi nyatanya, hati tetap tidak bersedia. Padahal sudah lelah matanya banjir air hingga sembab. Telinganya sudah berjuta kali mendengar saran untuk menyerah. Pikirannya telah berulang memberi perintah. Hatinya tetap tidak peduli. Hati hanya tau bagaimana dulu bahagia, sebelum hati baru bertandang, kemudian membuat luka hati yang lama"
