Typo periksa ya!.
Aku lagi buru-buru hehe.-WOC-
Nadila duduk diantara ketiga temannya yang asyik berbincang-bincang banyak hal.
Mulai dari masa lalu Aruna, perkembangan basket,sampai anak yang minggu lalu kena skors gara-gara berantem karena masalah basket keluar lapangan."Seriusan?Nana sama Rica?Widih!"seru Aruna setelah berhasil menelan sesendok nasi goreng udang yang dipesannya.
"Yoi,Anak dua tuh emang nggak ada damainya.Kiamat terus hidupnya"ucap Yogi tertawa kecil.
Nadila masih dalan posisinya. Menyimak omongan mereka.
"Lo ngelihat,Jun?"tanya Aruna penasaran.
Juna yang semula diam langsung menoleh."Ha?"tanyanya tak mengikuti topik.Sebetulnya Juna masih memikirkan nasibnya nanti setelah selesai makan.
Apakah dia akan ditagihi uang?
Jika iya Juna sedang bokek sekarang.Aruna mendelik "lo kenapa?diajak ngomong malah ngelamun?" hampir saja Nadila kaget,ia mengira dirinya yang dimaksud.
"Gue?gak tahu,Gue males lihat orang berantem."ucap Juna seadanya,seperti orang tak mood.
"Udah biarin aja,Juna mah gitu" ucap Yogi memojokkan Juna.
"Kesian amat lu"sindir Aruna pada Juna, kesal.
Nadila bisu terlalu lama. Sampai-sampai ia lupa kalau makanan didepan telah lama menantinya lagi setelah sesuap tadi. Oh iya dia juga lupa cuci tangan."Gue cuci tangan dulu" akhirnya Nadila dapat bicara. Mulutnya seperti di plester!
"Iya"ucap mereka bertiga kembali fokus pada pembicaraan.
-WCO-
Nadila menatap pantulan wajahnya di cermin kamar mandi setelah membilas tangannya.
Tangan kanan Nadila langsung menutup wajahnya bak orang setres"Buat apa gue ikut kesini,Aruna!"kesalnya berteriak kecil pada pantulan dirinya.
Kini tinggal wajah pasrah yang dapat dilihat Nadila disana.
Nafsu makannya hampir hilang."Tunggu,harusnya gue pulang aja ya?"Setelah terdiam,akhirnya Nadila melemparkan tatapan horor.
"Tugas IPS gue"ucapnya pada diri sendiri. Nadila teringat tugas IPSnya yang belum selesai di atas meja.
Ah iya,dedlinenya besok!
Nadila mengela pasrah. Sudahlah, kali ini mungkin ia harus merelakan tidur siangnya.Lalu Nadila berbalik.
"Yatuhan"ucap Nadila kaget.Nadila langsung berhenti,matanya menangkap sosok Arjuna dengan tatapan dingin di depannya.
Mata Nadila tak lepas dari tatapannya.
Dingin-dingin begini Juna memang tetap ganteng."Permisi,gue mau pakai kerannya"Nadila yang tersadar,langsung membenarkan posisinya dan pergi dari kamar mandi.
Ini seperti awalan dari sebuah drama!
-WOC-
Juna meraih handuk merah di dekat bathtubnya. Mata lelaki itu kini sedang menatap cermin yang terpajang di depan meja riasnya.
Tangan kekarnya lalu meraih satu persatu kancing kemeja hari seninya.
Dan tepat pukul 6:45, sepatu putih milik Juna sudah melekat pas di kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
With(out) Cold
Science FictionA perfect cover by: @suputri21 "Ketika mereka bertemu dengan dingin" Mari kita mulai, Dingin itu adalah hal yang menentukan hidup atau mati Nadila Askara dan Arjuna Devandra. Sebuah takdir mempertemukan keduanya. Tapi, bagaimana jika air yang ingin...