Sesuatu yang menyenangkan!

3.8K 349 10
                                    

Happy reading!

Enjoy!

.................

Ale benar-benar harus mengontrol ekpresi wajahnya dengan susah payah, mengabaikan kedutan disudut bibirnya karena berusaha menahan tawa. Apalagi ketika matanya tak sengaja melirik kearah Prilly yang kini masih mempertahankan apa yang sejak tadi wanita itu lakukan, raut wajah kesal begitu ketara diwajah cantiknya.

Prilly kini hanya bisa merengut dengan hati yang setengah mati menahan dongkol terhadap pria yang saat ini tengah berbincang dengan anak buahnya. Masih teringat jelas bagaimana ia hampir mati saking paniknya ketika mengetahui ada seekor hiu sedang berenang kearahnya, dan bagaimana marahnya ia ketika Ale mengatakan jika hiu tersebut ternyata tidak benar-benar nyata melainkan sebuah kapal selam berukuran sedang yang bisa dikendalikan dengan remote control.

Prilly juga masih mengingat dengan jelas bagaimana pria itu malah tertawa bahagia, disaat ia merasa nyawanya hampir lepas dari raganya. Dia takut, sangat-sangat takut!

“Jika kamu masih terus seperti itu maka bisa dipastikan kamu akan mendapatkan rekor merajuk terlama oleh rekor muri.” Prilly berdecih, membalikan tubuhnya enggan menatap Ale yang kini hanya tertawa kecil dan menggeleng pelan. Dari dulu sampai sekarang yang namanya membujuk seorang wanita memang bukanlah suatu hal yang mudah.

“Baiklah saya akui saya salah dan saya meminta maaf atas kejadian tadi.” detik itu pula Prilly membalikan tubuhnya dan menatap Ale dengan pandangan marah.

“Jelas kamu memang salah!” Ale mengangguk membenarkan, dirinya memang salah karena sudah membuat wanita itu takut setengah mati karena ulah jahilnya. “Kamu tau? Saya hampir mati karena saking takutnya tadi! Apa bagimu itu lucu Tuan Alevander?!”

“Saya tau, maka dari itu saya meminta maaf.” sahut Ale datar. Bahkan terlalu datar untuk seseorang yang baru saja mengucapkan kata maaf kepada seseorang.

“Tidak semudah itu!” erang Prilly, wanita itu memutuskan untuk berdiri menatap Ale yang juga sedang melihatnya datar. “Saya ingin segera kembali ke resort! Setelah itu jangan coba-coba untuk menganggu saya lagi.” ancamnya seraya menunjuk wajah Ale dengan berani.

Ale mengedikan bahunya, “Baiklah..” ujarnya seraya berbalik meninggalkan Prilly untuk mengurus beberapa hal kecil dengan anak buahnya. Kendati demikian Prilly tetap merasa ucapan Ale tidak dapat dipercaya, karena mustahil bagi seorang Ale membiarkan hidupnya tenang dan itu memang benar. Ale takkan membiarkan pion caturnya hilang begitu saja dari genggamannya.

Berusaha mengatur emosi dengan helaan nafas yang ia atur seteratur mungkin, Prilly memilih untuk kembali memandangi riak air laut dibawah sana ketika kapal yang ditumpanginya melaju kencang sehingga membuat rambut panjang Prilly terhempas kesana kemari. Suasana yang tenang ternyata berbanding terbalik dengan apa yang ia rasakan, sejak tadi ia melamun berpikir keras apa yang akan ia katakan kepada manager resort atas ketidakberadaannya semalaman hingga sampai detik ini. Dia pasti akan dicap sebagai Chef tidak profesional dimata rekan-rekannya yang lain, dan itu semua karena Ale! Karena dia yang membuat Prilly terpaksa harus menginap semalaman ditengah laut.

Ingatkan pula dirinya untuk segera menghubungi Bima setelah ini.

“Bodoh! Kenapa kalian bisa sebodoh itu?!”

Prilly yang semula melamun langsung tersadar mendengar suara bentakan dari arah belakangnya, tampak Ale sedang memarahi beberapa orang yang saat ini hanya menunduk pasrah menerima amukan sang boss. Jujur, Prilly merasa kasihan kepada orang-orang yang bekerja dibawah naungan Ale karena jelas sekali pria itu tidak memiliki perasaan manusiawi sedikitpun.

Impossible [Our] DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang