Mencintai mu

7.5K 412 13
                                    

Setelah pertemuannya dengan dokter Meta, Hilya bergegas kembali kedalam kamar tempatnya dan sang suami menginap. Entah mengapa ia begitu ingin memeluk suaminya.

Beberapa kali Hilya hampir menabrak orang lain saking terburu-burunya. Dia tidak tau apakah sang suami akan segera kembali tapi Hilya begitu merindukannya sekarang.

Clek

"Dek, dari mana saja?"

Tidak menghiraukan pertanyaan khawatir suaminya, Hilya yang begitu bahagia melihat wajah sang imam langsung berlari memeluk Rizal erat.

"Kamu kenapa dek?"

"Dek? Hilya kamu dari mana?"

Rizal semakin frustasi ketika yang ditanyanya tidak memberi jawaban namun semakin mengencangkan pelukannya.

"Ya sudah kalau tidak mau cerita. Sudah shalat magrib? Sebentar lagi isya dek"

Walau dengan terpaksa, Hilya melerai pelukannya dan bergegas mangambil air wudhu lalu menunaikan kewajibannya sebagai seorang muslim.

Selepas Hilya mengerjakan shalat magrib, adzan isya berkumandang keduanya larut dalam pertemuan dengan sang pemilik cinta.

Diimami oleh Rizal, mendengar setiap bacaan qur'an yang Rizal lafazkan membuat air mata Hilya tidak kuasa berdiam diri.

Selepas salam, tanpa membuang waktu Hilya mendekat dan mendekap Rizal kembali.

"Mas tau tidak?"

"Apa?"

"Hilya sayang mas!"

"Dek... Kamu kenapa?"

Merasa ada yang aneh dengan sang istri, Rizal melepas paksa pelukan bidadari dunianya, membuat kedua mata mereka saling menatap intens.

"Tolong jangan buat saya khawatir Hilya"

"Mas khawatir?"

"Tentu saja"

"Kenapa?"

"Karna kamu orang yang paling berharga untuk saya. Jadi cepat katakan ada apa"

Otak Rizal dipenuhi tanda tanya namun kedua kakinya menurut saja saat tangan mungil Hilya menariknya menuju sofa tidak jauh dari tempat tidur.

"Mas, Hilya mau tanya"

Rizal hanya diam tidak mengerti dengan tingkah aneh istrinya.

"Jawab yang jujur ya mas. Janji?"

Kenapa kamu sebenarnya dek. Lirih Rizal dalam hati.

"Maasss.... Janji yaa"

Rengek Hilya yang hanya dibalas tatapan tidak mengerti oleh Rizal.

"Sejak kapan mas suka sama Hilya?"

"Sejak Hilya kecil tumbuh menjadi gadis cantik dan centil"

Goda Rizal sambil mencolek hidung sang istri. Mencoba untuk mencairkan suasana diantara keduanya walau hati Rizal terus bertanya-tanya. Ada apa dengan Hilya?

"Jadi mas sudah suka lama sama Hilya"

Rizal mengangguk.

"Tapi kenapa mas terus jaga jarak dari Hilya. Kalau ketemu Hilya mas selalu menunduk liat lantai. Padahalkan Hilya lebih cantik dari lantai"

"Karna kamu cantik. Mas takut khilaf"

"Khilaf kenapa?"

"Khilaf melamar perempuan dibawah umur. Kamu itu selalu buat mas istighfar dulu, suka dandan berlebihan, suka tatap-tatap mas padahal bukan mukhrim, suka pakai farfum yang wanginya subhanaAllah menggoda iman, kadang-kadang lepas jilbab seenaknya depan mas"

HilyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang