"Mandiri"

53 5 2
                                    

*************

So what's the different pikir ku sekolah di mana pun itu sama saja, toh kita punya kurikulum yang sama; lagian juga aku hanya berpindah dari pesantren, menjadi siswa SMA biasa.

Honestly, bukan itu tujuan ku jika dikata ingin mandiri anak pesantren mana yang tidak mandiri. Memang Abi dan Umi ku pengelola pesantren tapi mereka tak pernah memberi perhatian lebih walaupun aku anaknya.

Baiklah namaku Aditya Lutfan orang orang memanggil ku si sempurna dari Jogja, pfft baiklah itu berlebihan. Orang orang memanggilku Aditya karna nama Lutfan itu terlalu sulit untuk di ucapkan.

Ini hari pertama ku di Jakarta seharusnya aku bisa bersantai sedikit sesudah sampai di Ibu kota negara Indonesia.

But truly not.

"UMMI, mana jemputan Lutfan?."

"loh jemputan? mana ada jemputan."

"lah terus Lutfan ke kosan nya gimana?."

"kosan juga gada, ingat ya kata kamu mau mandiri, jadi yaa Umi cuma persiapkan tiket pesawat sama uang bulanan, sama uang kos juga kok jangan takut."

"seriusan, ampun Umi kok berlebihan sih maks-"

"udah ya Umi mau ngajar nih, oh iya dapat salam dari Ratna, Assalamualaikum."

"Umi, tunggu."

Biiip......

"Walaikumsalam."

Oke mari kita berpikir sejenak. Pertama tama aku meminta orang tua ku menyekolah kan ku di salah satu sekolah di Jakarta.

Kemudian aku di beri tiket dan berhasil sampai di Jakarta.

JAKARTAA LOH BUKAN JAMBI, DISINI TUH BANYAK KRIMINAL NYA. GILA AKU UDAH DI TERLANTARKAN.

Tidak ada gunanya mengeluh sebaiknya aku mulai mencari tempat tinggal.

Kata Umi aku bakalan sekolah di SMAN3 Jakarta tapi yasudah lah aku pakai Ojek Online saja.

~~~~~~~~

Oke, im fucked up sudah 3 jam aku jalan kaki di sekitar sekolah ini dan gada satupun kos kosan yang kosong sungguh inii-, oh tidak apakah ini akhir kisah ku apakah aku akan menjadi gelandangan dan aku akan di lupakan oleh orang orang yang mengenalku.

ya Allah selamatkan aku.

Tak jauh dari gerbang sekolah sebuah poster terbang tepat menabrak wajah ku

"paan sih ini?."

Anda butuh dana? Segera hubung-

"Sialan, aku kira bakalan seperti di film film akan ada scene sebuah kertas penolong."

Aku membuang selembaran poster tak berguna itu tepat di sebelah ruko di depan sekolah itu terdapat tulisan

Asrama campuran 100+ M

"Yaa Allah apakah aku buta keliling sekolah 3 jam di depan sekolah ternyata ada poster ginian"


Tanpa basa basi aku berlari ke arah panah poster itu di setiap langkah ku aku hanya berdoa "Aku mohon berikan kamar kosong." di setiap langkah yang berjarak 100M itu

"kayanya ini deh asramanya"

Asrama apaan lebih tepatnya ini kos kosan cuma bedanya ada tingkatnya, memangnya apasih definisi asrama.

+++++++++++

"Hmm?, kayanya murid sekolah depan deh."

"Assalamualaikum maaf buk mengganggu eh anu itu apa namanya ehh-"

"kamar kosong?, ada kok, kebetulan anak tahun ke 3 sudah pada keluar dari Asrama ini, dan kamu yang pertama."

"eh yang beneran buk? Alhamdulillah."

"karna kamu yang pertama bebas deh mau pilih lantai berapa, saran ibu sih di lantai dua soalnya kamar mandinya di dalam kalo lantai 1 sharing."

"yaudah sesuai saran ibu aja saya ambil kamar lantai dua."

"Eh main ambil aja ya kamu, Uang bulan pertama dulu."

"hehe lupa..."

Anak ini ga terlalu buruk sifatnya, bicaranya lembut juga. Aku yakin tahun ini bakalan lebih seru dari tahun kemarin.

************

Wah doaku di jabah terus hariini, oiya soal Asrama ini kosong melompong atau jangan gara gara doaku terlalu berlebihan ya sampe sampe se kosong ini.

Masa bodoh lah lagian ini adalah hari pertama ku di Jakarta, seenggaknya yang bisa di bilang "tersesat", dan mencari kosan seharian itu bisa di bilang jalan jalan kan.

Bismillah semoga tahun ini adalah tahun seru dan gada kejadian seperti "itu" lagi di masa SMA ini.

Karna kejadian itu aku seperti kuda hitam yang tak punya tujuan, seperti monokrom tak punya warna yang cerah.

Aku mohon berikan aku cerita sesungguhnya.

ChangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang