Semua terjadi begitu cepat, seketika ruangan kelas bahasa indonesia sudah penuh oleh puluhan manusia.
I have a bad feeling kalau saja aku pilih tempat duduk bareng laki laki, kali aja aku bakalan di ajak ngobrol.
Im sorry Serigala aku bakalan duduk dekat kamu kali ini, sebenernya juga maunya dari awal dekat dengan dia.
Kelas berakhir dengan cepat, yah cuma instruksi besok mau bawa apa aja, seperti cabai, permen, dan satu bahan masak lain nya terserah mau apa saja yang penting bahan masak gitu, terus di jadiin kalung pake tali.
Besok aku pasti dikira pawang hujan, yang bener dong ngapain coba kami pake kalung.
Well cukup menjengkelkan untuk hari ini aku di anggap ga penting sama seorang wanita, dimarahi, di modusi.
Rasanya aku ingin pulang.
Bell pulang sudah berbunyi, aku berencana pergi ke pasar untuk membeli bumbu bumbu masak, sekalian alat yang di minta kakak kelas tadi.
"dit, liat Rahsya gak?" - kia
"Rahsya? Gatau" lagian aku ga kenal Rahsya siapa.
"udah 20 menit loh dia pergi sama tia, ga balik balik."
"kamu pulang sekolah ini mau langsung pulang?"
"Ga sih renc-"
"kia, yuk balik"- Serigala
"yuk" jawab ku dengan PD mampus.
"siapa yang ngajak kamu?" - serigala
Eh, sialan lagi lagi aku termakan kepedean, oh iya sih lagian aku mau kepasar juga ngapain ikut mereka pulang.
"ga boleh kasar gitu sya." - tia
"bodo." Serigala
"yaudah pulang aja dulu aku ntaran aja hehe."
"maaf ya dit, kami pulang duluan."-tia
"iya hati hati."
Ok, first of all aku memang udah pernah tersesat disini selama 3 jam tapi gatau dimana pasar.
"eh aditya ya?" -Silvia
"loh kak ayu ga balik?"
"lagi nunggu jemputan, mau kemana?" - Silvia
"mau kepasar cuma gatau arahnya kemana, baru di jakarta soalnya hehe."
"oh kepasar naik angkot dulu dari sini mah, eh kebetulan aku lagi ga mood pulang naik motor, yuk lah kita sekalian jalan jalan kepasar." - Silvia
"kakak mau kepasar? Ga pulang?"
"ga kok, pulang nih ujung ujung nya, rumah aku satu arah kok dengan pasar santai aja" - Silvia
"wah yaudah yuk, tertolong jadinya."
Singkat cerita sudah pulang dari pasar, aku tau kalian pasti sedikit kecewa tak di ceritakan kejadian mereka ber 2, kalau boleh jujur sih, aku tidak setuju jika mereka selalu berduaan. - Author.
~~~~~~~~~~~~~
Maghrib ini aku piket untuk memasak di dapur, karna aku tau Tia, Kia, dan Serigala masih lelah karna perjalanan dari Jogja ke Jakarta aku lebih memilih masak masakan yang berenergi, tentu saja ikan sungai.
"dit, aroma syurga apa yang kamu undang ke kamarku." - Kia
"bisa aja."
"wah wah aroma apa ini aku langsung beranjak dari kasur." - Tia
"kalian capek kan? Aku masak ikan Arsik sedikit rumit tapi gapapalah,yang penting kalian semangat lagi."
"dit kata umi aku cowok pandai masak itu idaman loh, jadi suami aku ya besok?" - Kia
"enak aja kakak duluan dong, kan aku lebih tua, kamu ga boleh nikah sebelum aku nikah, jadi suami aku dit ya?" - Tia
"hoho jadi suami kedua ibuk aja dit" - Ibu rusti
"eh ibuk, belom makan kan sekalian aja buk."
"padahal mau ngajak kalian makan di luar tadi, tapi terlanjur ada yang masak yaudah deh ibu ikut, hehe." - Ibu Rusti
"eh ini nanti kasih ke dia ya" aku memberi kalung permintaan senior tadi pagi.
"kamu buatin? Baik banget padahal udah di campakan seperti tadi." - Kia
"haha, bisa aja udah siapin piringnya panggil dia kita makan lagi nih."
Malam berlalu begitu cepat dengan kebersamaan yang indah ini.
Kupikir hidup di kosan ini tak terlalu buruk, dengan semua penghuni disini, ada yang kekanak kanakan seperti Azkia, Ada yang dewasa seperti Sintia, dan yang Shy Shy Owl seperti Serigala. Maksud ku galak tapi sukanya diem, sekali ngomong pedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Changed
Teen FictionLutfan Aditya, seorang pemuda yang sangat tampan, yang memiliki sifat anti sosial karna kejadian di masa lalu, memulai kehidupan baru nya dari seorang anak pesantren menjadi anak SMA.