Apa yang kamu lakukan jika kamu merasa bersalah kepada seseorang?
Sore ini masih sama. Bulat meminta masuk ke kamarku. Dan seperti biasa aku membukakan pintu untuknya. Sayangnya aku agak sedikit sibuk dengan layar laptop. Mengetik sesuatu yang kusuka sejak dulu.
Kubiarkan Bulat memainkan terminal listrik milikku disamping pintu. Tenang saja, sudah ku setting Off sebelumnya. Meskipun charger Hp tanpa USB masih terpasang manja disana."Biarlah. Yang penting tidak bahaya.." Begitu pikirku.
Belum lama sejak itu. "Tarrrr" Terdengar suara sesuatu telah dibanting kuat. Aku menoleh kea rah terminal listrik. Ah, ya ampun.. Si Bulat sudah berhasil mencabutnya ternyata..
"Apa itu yang dilemparnya kedalam kolong tempat tidur?" Nenek heboh.
"Itu benda putih putih warnanya.." Tambah Nenek.
Aku lekas menghampiri mereka di ruang tengah. Si Bulat berdiri terdiam sambil melongo agak menunduk.
"Ini mahal loh Bulat loh.. Mahal Uni lagi gak ada duit.." Ujarku setelah berhasil menggapai benda putih dibawah kolong, sambil lalu masuk kedalam kamar. Lantas duduk dipinggiran tempat tidur dan bergumul kembali dengan layar bercahaya.
Si Bulat menyusulku. Ia berdiri disampingku menghadapku, sedikit menunduk dengan mimik wajah sungguh merasa bersalah."Uni gak marah sama Bulat kok.." Ujarku sambil tersenyum.
Demi mendengar dan melihatku begitu, Si Bulat reflek tersenyum memamerkan barisan giginya yang belum utuh. Empat atas dan empat bawah. Kata orang, wajah Si Bulat persis aku sewaktu kecil. Masa iya? Kalau kulihat sendiri potoku yang dulu, rasanya jauh berbeda.Haha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Bulat, Adikku..
Non-FictionApa yang kamu lakukan jika kamu merasa bersalah kepada seseorang? Sore ini masih sama. Bulat meminta masuk ke kamarku. Dan seperti biasa aku membukakan pintu untuknya. Sayangnya aku agak sedikit sibuk dengan layar laptop. Mengetik sesuatu yang kusuk...