1 -Wtf

4.6K 706 34
                                    

Baekhyun menghempaskan badannya ke atas ranjang. Helaan nafas ia keluarkan begitu kembali mengingat pertemuan tergilanya dengan pria berdasi dengan suara baritonnya tadi. Baru terpikirkan oleh Baekhyun maksud dibalik tingkah pria dengan nama asli Park Chan... yeol? itu. Tebakan Baekhyun sih, pria itu tengah bermain Truth or Dare bersama temannya, dan sialnya, Chanyeol mendapatkan Dare yang artinya tantangan. Dan tantangannya adalah melamarnya. Right? Maksud akal kan kalau dipikir-pikir. Ya meski Baekhyun nggak yakin banget.

"Anjir!"

Baekhyun berjengit kaget begitu suara pintu yang terbuka dengan kencang memenuhi kamarnya. Matanya langsung memicing tajam begitu melihat pelaku dibalik itu semua. Byun Baekbom. Kakak satu-satunya yang kadang Baekhyun sesali kenapa harus menjadi kakaknya, dan kandung.

"Hayolo! Lagi mikir jorok lo ya?" ujar Baekbom penuh tuduhan.

"Bisa nggak sih, kalo masuk kamar gue ngetuk pintu dulu? Di sekolah nggak diajarin sopan santun, ya?" jawab Baekhyun pedas. "Ohiya lupa, lo sekolah juga bolos mulu, kan, kerjaannya." sambungnya lagi menohok hati. Tapi sama sekali nggak menohok hati Baekbom.

"Salah! Gua di sekolah bukan bolos, tapi ngecengin cewek-cewek!" sahut Baekbom penuh bangga, seolah hal itu adalah prestasi yang membanggakan bagi keluarga. "Emangnya elu, diem di kelas doang kayak ayam lagi bertelur bareng geng-an lo itu,"

Baekhyun menghela nafas kasar, moodnya sedang buruk dan ini bukan waktu yang tepat kalau Baekbom ingin mengajaknya debat. Tapi kalau untuk adu jotos, Baekhyun siap. Tangannya selalu mood untuk menjambak rambut kakaknya itu.

"Lo mau keluar dari kamar gue dengan selamat sentosa, atau rambut lo pitak gegara gue jambak?"

Baekbom menelan ludahnya kasar, "Lo lama-lama kayak ibu kos nagih uang bulanan ya!"

"Satu..."

Baekbom berdecak, "Galak banget sih, lo! Gak gue beliin eyeliner lagi, nih."

Bodo amat, gue bisa minta Papah beliin! jawab Baekhyun dalam hati.

"Dua..."

Baekbom memicingkan matanya, "Lah tumben nih anak nggak mau eyeliner gratis."

"Tiga! Sini lo gue jambak!"

"Ehhhh!" Baekbom berlari dengan sekuat tenaga ke ruang tengah untuk menghindari amukan adiknya itu.

"Sini lo, sampis!" teriak Baekhyun dengan suara melengkingnya dan berlari mengejar kakaknya. Untuk urusan ngamuk begini, Baekhyun paling jago untuk lari.

"Nah, itu Baekhyun." ujar Mamah Baekhyun dengan lembut. "Baek, ini ada yang nyariin,"

Tubuh Baekhyun sontak menegang begitu melihat pria berdasi yang beberapa menit lalu ia pikirkan itu sudah berada tepat di sofa ruang tengahnya, terduduk dengan penuh wibawa dan senyuman yang terlihat seperti menggodanya.

"Anjir, Mas!" panik Baekhyun. "Mas, ngapain disini!? Mas sales panci, ya, makanya ngejar-ngejar saya sampe ke rumah!"

Chanyeol tertawa begitupun Baekbom.

"Astaga, Baek! Mulut kamu tuh lama-lama kayak mak beti ya!" omel Mamah Baekhyun. Yang nggak tau mak beti, fix banget, kalian kalah update sama Mamah Baek!

"Lagian, Mah, masa dia tiba-tiba ngajak kenalan di moonbucks terus ngajak aku nikah! Kan gilak!" ujar Baekhyun menggebu. "Udahlah, Mas, jujur aja sama saya, Mas sales panci, kan? Atau mau nawarin saya asuransi?"

Chanyeol tertawa, lalu meraih sebuah sapu tangan dari dalam tas kerjanya. "Ini punya kamu tadi ketinggalan di moonbucks, saya coba panggil kamu tapi kamu kayaknya marah banget sama saya makanya nggak nengok dan langsung naik taksi. Jadi saya ikutin kamu sampe sini." ujarnya lalu menaruh sapu tangan itu di atas meja. "Dan lagi, saya bukan sales panci atau tukang asuransi kok."

Wajah Baekhyun sontak memerah padam mendengar penuturan Chanyeol. Well, Baekhyun kan juga muak kalau dipanggil-panggil terus seperti itu

"Nahkan, buruan kamu minta maaf sama Chanyeol." ujar Mamah Baekhyun.

Baekhyun melirik Chanyeol dengan kesal. "Tsk! Yaudah Mas, saya minta maaf."

"Hahahaha dasar oon," sahut Baekbom.

"Heh kutu kupret! Sini lo, gue belum selesai jambak rambut lo sampe pitak, ya!" Seketika alasan Baekhyun bisa sampai ke ruang tengah saat ini kembali teringat. Ia mencoba mengejar Baekbom yang sialnya bersembunyi dibalik tubuh Chanyeol yang tinggi.

"Bek, sumpah ini mah, gue tadi disuruh Mamah buat manggil lo karna ada nih cowok nyariin lo," ujar Baekbom penuh kejujuran, terlihat dari jarinya yang membentuk huruf V dan wajah super tegangnya. Baekbom kan nggak mau pitak makanya dia harus mencari pembelaan.

"Ih tau ah, gue mau ke kamar lagi!"

"Heh!!!" Mamah Baekhyun menarik lengan anak lelaki manisnya itu dengan sergap. "Bilang makasih dulu sama Chanyeol."

Baekhyun menatap Mamahnya jengah. "Makasih,"

"Yang ikhlas! Cium tuh tangannya."

"Mamah!!!!" rengek Baekhyun. Gila aja kali Baekhyun disuruh cium tangan cowok yang nggak jelas asal-usulnya ini.

"Yaudah semua eyeliner kamu Mamah bakar, ya!"

"YAAA!" Baekhyun segera meraih tangan Chanyeol yang besar itu, lalu mengecupnya dengan penuh kekesalan. "Makasih banyak ya, Mas Chanyeol."

Chanyeol mengusak surai coklat Baekhyun dengan penuh perasaan, "Iya sama-sama, Baekhyun."

Anjenggg!!!!!!!!!!!!

-

Sesuai janji gue, bab pertama di upload malam ini. Ohya, cerita ini bakal gue up pendek-pendek kayak gini, dan inshaallah tiap hari (kalau gue ngga sibuk). Btw, makasih banget ya udah pada vote dan komen, jgn lupa vote komen lg ya. Biar gue semangat hehe! See you later. xx

Mas ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang