3 - Tekad

3.4K 595 49
                                    

"Beneran nggak mau saya anter, nih?" tanya Chanyeol sekali lagi. Saat ini Chanyeol dan Baekhyun tengah berdiri di depan moonbucks, bersiap untuk pulang, mengingat hari sudah mulai gelap.

Baekhyun berdecak kesal, "Kan saya udah bilang nggak daritadi. Mas kok kayaknya ngotot banget, sih!"

Oke, Baekhyun benar-benar menyesal telah mengajak kedua sahabatnya nongki. Karena, yah, kedua sahabatnya itu malah meninggalkannya seorang diri, ralat, berdua, dengan Chanyeol. Iya betul banget, Luhan dan Kyungsoo udah diculik sama Sehun dan Jongin. Memang nggak ada rasa solidaritasnya sama sekali. Untung Baekhyun sudah terbiasa sendiri. Ya, curhat, kan.

"Iya Baekhyun, iya. Saya minta maaf," ujar Chanyeol dengan senyuman. "Kamu mau pulang naik apa?"

"Kepo banget, sih, Mas." sahut Baekhyun jutek. Agak kesal dengan Chanyeol karna lelaki itu telah membawa kedua temannya kesini dan membuat Luhan dan Kyungsoo meninggalkannya dengan mengenaskan seperti ini.

"Oke kalau gitu saya anter kamu."

"Ck! Gojek." kesal Baekhyun seraya mengutak-atik ponselnya. Jemarinya berselancar untuk memesan ojek untuk mengantarnya pulang. Baru saja dirinya siap mengetik alamat rumah, tiba-tiba ponselnya mati total. "Ahilah, pake mati segala, sih!"

Chanyeol mengalihkan perhatiannya dari ponsel menuju lelaki manis di sampingnya. "Kenapa?" tanyanya khawatir seraya menatap ponsel Baekhyun yang mati.

"Mas bawa charger, nggak?" tanya Baekhyun sedikit canggung.

Chanyeol menggeleng, "Pake hape saya aja." ujarnya seraya menyodorkan ponselnya.

"Oke," Baekhyun nggak punya pilihan lain selain meminjam ponsel Chanyeol untuk memesan ojek. Sebenarnya Baekhyun bisa saja meminta Chanyeol untuk mengantarnya, tapi, ya, kita harus jual mahal, guys. "Anjir.." gumam Baekhyun pelan begitu melihat wallpaper ponsel Chanyeol. Iya, itu fotonya yang diunggah beberapa hari lalu ke akun instagramnya. Baekhyun bener-bener nggak ngerti sama jalan pikiran Chanyeol. Agak cringe juga kalau dipikir-pikir, tapi ya, Baekhyun pengin ngomel juga kesannya nggak tau terimakasih banget nanti. Baekhyun kan pinjem ponselnya.

"Kenapa nggak mau saya anter?" tanya Chanyeol seraya menatap Baekhyun yang tengah serius memainkan ponselnya.

Baekhyun menyodorkan ponsel Chanyeol, "Nih udah, Mas. Makasih ya."

"Kamu belum jawab pertanyaan saya, Baekhyun."

"Rumah saya jauh, kudu lewatin lembah gunung dan sungai. Jauhhhh banget lah. Kasian Masnya ntar." jawab Baekhyun benar-benar ngocolin.

Chanyeol menarik nafas, sedikit jengkel tetapi terhibur akan penuturan Baekhyun yang lucu itu. "Rumah kamu cuma tiga puluh menit dari sini, Baekhyun."

"Bawel banget sih, Mas."

"Ya-"

"Ojek saya udah dateng. Makasih ya, Mas." Baekhyun segera meninggalkan Chanyeol menghampiri mamang ojek. Baru saja dirinya hendak menaiki motor, tiba-tiba ia merasakan sebuah tepukan di pundaknya yang langsung membuat dirinya menoleh.

"Hati-hati." ujar Chanyeol dengan tatapan yang membuat hati Baekhyun sedikit meleleh. "Bang bawa motornya jangan ngebut, ya. Masa depan saya ada di tangan Abang, nih."

Baekhyun berdecak kesal seraya memutar bola matanya malas. "Udah bang jangan dengerin, orang gila."

Abang ojek cuma bisa tertawa, gemas akan interaksi keduanya. Abangnya chanbaek shipper ternyata.

**

Chanyeol melangkah masuk ke dalam rumahnya, langkahnya sedikit terseok karna betul-betul lelah akan hari ini. Tapi lelahnya sedikit hilang setelah bertemu dengan tidak sengajanya dengan Baekhyun. Lelaki manis yang tengah menempuh pendidikan di bangku kuliah. Lelaki manis yang beberapa hari lalu dirinya ajak untuk menikah. Mengingat itu, Chanyeol ingin tertawa sendiri.

"Nah itu Chanyeolnya udah pulang," ujar Mamah Byun melihat kedatangan Chanyeol.

Chanyeol terseyum melihat Mamah Byun dan Mamahnya tengah duduk bersama di sofa ruang keluarganya. "Eh ada tante," sahutnya seraya mencium tangannya dilanjut mencium Mamahnya.

"Kamu ini, masih aja manggil Tante. Mamah dong, bentar lagi kan kita bakal jadi keluarga yang sesungguhnya." sahut Mamah Byun seraya tertawa.

Chanyeol tertawa, "Iya Mamah. Eh aku punya Mamah dua dong ya,"

"Tetep ya, Mamah harus yang jadi nomor satu," sahut Mamah Park dengan candaan. "Gimana perkembangan kamu sama Baekhyun?"

"Ya.. gitu, deh. Ah iya, tadi aku nggak sengaja ketemu dia di moonbucks. Tapi pas aku mau anter pulang, dianya nolak." ujar Chanyeol sedikit menyesal.

"Tuhkan! Kata Mamah juga ide ini kurang cocok," ujar Mamah Byun. "Baekhyun tuh emang begitu kalau sama orang yang belum dia kenal banget."

Chanyeol tersenyum, "Gapapa, Mah. Aku pengin kenal Baekhyun dengan cara aku sendiri. Meski ini perjodohan, tapi seenggaknya aku harus berusaha."

"Ahh, nggak salah ternyata keputusan kita," ujar Mamah Byun kepada Mamah Park.

Mamah Park tersenyum, bangga dengan sikap Chanyeol yang begitu dewasa. "Yaudah sana kamu masuk kamar, mandi terus makan. Tadi Mamah Byun bawain makanan kesukaan kamu, tuh."

"Ah serius? Makasih ya, Mah." ujarnya. "Yaudah kalau gitu Chanyeol ke atas dulu."

Chanyeol melanjutkan langkahnya menuju kamar. Setidaknya, Chanyeol sudah berusaha untuk mendekati Baekhyun. Masalah Baekhyun ingin atau tidaknya menikah dengan dirinya, itu urusan nanti. Untuk sekarang, biarkan Chanyeol berjuang mendapatkan hati cinta pertamanya.

****

Haiii! Sori ya kemarin nggak update, karna sibuk hehehe. Jangan lupa vote dan komen lagi, ya, biar gue semangat. Thank you dannnn see you later! xx

Mas ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang