6 - Gila

2.6K 526 60
                                    

Dianjurkan baca bab sebelumnya dulu ya, zheyenk. Vote dulu atuch muah.

“Mas pikir, menikah itu cuman tinggal ijab kabul terus beres gitu aja? Nikah tuh butuh persiapan yang matang. Apalagi saya masih labil begini sifatnya. Memangnya Mas siap, hadepin saya yang kayak bocah gini? Ngajak nikah kok kayak ngajak main ke dufan!” cerocos Baekhyun menggebu.

Chanyeol tertawa geli. “Jadi kamu mau aku nikahin?”

“Saya ngga ada omong mau dinikahin ya!” kesal Baekhyun seraya menyesap minuman dihadapannya itu sampai titik darah penghabisan. Emosi!

“Ehm,” Chanyeol berdehem. “Memangnya Mas siap, hadepin saya yang kayak bocah gini?” ujar Chanyeol meniru perkataan yang baru saja lelaki manis itu lontarkan, lengkap dengan nada bicara Baekhyun yang khas.

Wajah Baekhyun memerah. Menyadari bahwa beberapa menit yang lalu ia salah memilih kalimat untuk dilontarkan pada lelaki tinggi itu. “Ck, pokoknya gitu!”

Chanyeol tersenyum, lalu menyodorkan piring dihadapan mereka. “Yaudah, kamu makan dulu aja.”

“Minuman saya abis!” rengut Baekhyun seraya menyantap makanan dihadapannya itu dengan dahi yang berkerut karena kesal. Berdebat dengan lelaki tingi itu cukup menguras tenaga dan emosinya.

“Hahahaha, iya aku pesenin lagi. Mau berapa? Dua gelas?” tanya Chanyeol dengan tawa. Pilihannya tidak salah, Baekhyun sangat menggemaskan.

Bukannya menjawab, Baekhyun justru melayangkan tatapan mematikannya pada Chanyeol. Dan ya, tatapan itu cukup untuk membuat Chanyeol berhenti meledeknya.

****

Wajah Baekhyun tertekuk begitu mobil Chanyeol meninggalkan parkiran restaurant. Makan siang kali ini berjalan dengan tidak baik. Iya, Baekhyun terlanjur gondok abis sama Chanyeol, dan lelaki itu justru seperti menganggapnya angin lalu. Terus saja menggodanya dengan kalimat receh hingga membuat Baekhyun sudah duduk manis di mobil Chanyeol saat ini. Dengan terpaksa.

“Mas,” panggil Baekhyun penuh penekanan.

Chanyeol menoleh dengan senyuman manis, “Apa, sayang?”

“Najis.”

Tawa Chanyeol sontak menggelegar memenuhi ruang mobil. Mati-matian Chanyeol menahan hasratnya untuk tidak menyubit pipi gembul lelakinya itu.

“Turunin saya di depan sana, ish! Batu banget, sih.” dumel Baekhyun.

“Aku anter pulang, Byun.”

Baekhyun menoleh dengan wajah tertekuk, tapi detik kemudian ekspresi wajahnya berubah begitu melihat lelaki tinggi disampingnya itu tengah mengendari mobil, lengkap dengan wajah tampannya. Oke, Baekhyun terpana akan ketampanan Chanyeol.


“Kenapa liatin akunya gitu banget? Bingung ya, ada cowok seganteng ini di bumi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Kenapa liatin akunya gitu banget? Bingung ya, ada cowok seganteng ini di bumi.” ujar Chanyeol lengkap dengan nada khas om-om yang tengah merayu wanita cantik.

Baekhyun mengerjap seraya membuang wajahnya ke depan. Terlihat jelas semburat merah muncul di kedua pipinya itu. “Heran, kok ada ya cowok se-pede ini.” ujar Baekhyun berusaha terlihat biasa.

“Hahaha,” Chanyeol tertawa, mengetahui kalau lelaki manis disampingnya itu tengah menahan malu.

"Gausah ketawa! Pokoknya turunin saya, ish!

"Iya nanti aku turunin di depan rumah." kata Chanyeol seraya bersiul dengan lantunan lagu. Padahal, siulan itu ditunjukan untuk meledek Baekhyun. Ya gimana ya, Baekhyun kalau misuh-misuh seperti itu terlihat sangat menggemaskan.

"Ngga ada kerjaan banget, sih, Mas. Mending urusin berkas-berkas aja noh di kantor." sewot Baekhyun.

"Berkas di kantor aku gitu-gitu aja, aku gak suka."

"Hah?"

"Iya. Gak bisa ngedumel, ngoceh, trus ngegemesin kayak kamu."

Baekhyun menoleh. "Hah?"

"Hah-hah mulu! Kayak tukang keong."

Baekhyun menatap Chanyeol datar. "Bodo amat. Suka-suka, Mas lah. Saya mau tidur aja. Paling juga Mas nyasar karna ngga tau alamat rumah saya."

"Kalau aku ngga nyasar, kamu nikah sama aku ya?"

Baekhyun yang semula sudah memejamkan matanya, sontak membelalak. "Yang bener aja dong, Mas! Gak adil itu namanya."

"Kok ngga adil?"

"Ya kan Mas bisa minta bantuin Sehun temen Mas yang lagi deket sama Luhan temen saya."

"Aku aja ngga ada pegang hape dari tadi."

Baekhyun menoleh, menelisik Chanyeol dari atas hingga bawah, lalu kembali menyenderkan kepalanya pada jendela sampingnya. "Terserah Mas, lah. Mau jungkir balik kek, terserah. Saya ngantuk."

"Sebentar dulu." cegah Chanyeol. "Kalau aku anter kamu sampe rumah dengan selamat, kamu harus mau kabulin 1 permintaan aku."

Baekhyun memutar bola matanya. Ini perihal mengantar pulang saja sampai dibikin macem sayembara. "Ck, iyaiya. Bawel."

"Yaudah, selamat tidur." ujar Chanyeol seraya mengusak surai hitam Baekhyun.

'Kalau gini sih, gue malah ngga bisa tidur, anyink.'

****

Hallo!
I'm back.
Makasih untuk yg sudah nunggu cerita ini dengan sangat sabar. Hahaha, love u guys.

Aku terpaksa kemarin rehat menulis sejenak, selain karena kena writer's block, trs aku juga sibuk ujian kelas 12. Hahaha sampe stress. Tapi, Alhamdulillah, membuahkan hasil yang baik! Nilai UN aku tertinggi /sombong amat nyink wkwk lol/

Intinya, thank u untuk pembaca setia, baik yang lama atau yg baru. Love u! Jgn lupa vote dan komen ya!<3

Mas ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang