Kim Minna sekarang sedang di kamarnya memikirkan barang barang apa saja yang akan ia bawa untuk pergi ke pantai bersama sahabat sahabatnya.
Ia dan ketiga temannya akan menghabiskan masa tiga hari luang mereka sebelum sibuk dengan kegiatan kuliah ke Hawaii, bahkan menginap beberapa hari di Villa besar milik keluarga Haerin. Keluarga Haerin memang yang terkaya dari mereka berempat, jadi tak usah diragukan apa villanya bagus.
Di depan Minna sudah ada tiga koper. merah, abu dan putih yang terbuka lebar menunggu untuk di isi. Ia memegang selembar kertas daftar barang barang yang nantinya akan dia bawa untuk pergi ke pantai.
"Sunblock? check, Kacamata hitam? check, Power bank? check, Uan-"
"Dek berenti bilang cek cek terus kenapa sih! Kalo kedengaran ampe ruang?? Berisik tau nggak." Kata Doyoung yang tiba-tiba menerobos masuk ke kamar adiknya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Ini cek, Itu cek, bla bla bla cek," lanjut Doyoung sambil mengikuti gaya berbicara Minna, ataupun bisa dibilang, menjelek-jelekan Minna."Ih apaan sih! Nggak lihat apa orang lagi ngelist? kalo nanti ada yang lupa nggak kebawa salahin Kakak! Nggak peduli jauh atau nggak kakak harus bawa barangnya!" Ujar Minna yang jelas kesal dengan kakaknya yang tiba-tiba masuk ke kamarnya seenaknya.
"Dih enak aja lo! Gue bukan babu lo! Beneran lagi ngelist emang? Baju sendiri aja belom masuk koper. Orang mah dimana mana baju rapihin dulu masuk kedalem koper baru barang barangnya. Lah ini malah kebalik." Ucap Doyoung yang ikut nge-gas.
"Ya terserah lah! yang mau pergi bukan kaka kan?! mau masukin apa kek ya terserah gue. Barang juga punya gue. Nggak kayak kakak yang kerjaannya di rumah sendirian, dih udah kayak cicak yang nemplok di dinding,"
"Kayak lo nggak aja sih?! Kalo lo nggak diajak liburan ama temen temen lo palingan lo sendirian di rumah, kagak mau keluar kamar. Au lo lagi ngapain di kamar sendirian, dikunci. Yakin di kamar lo pasti ada sekarung makanan."
"Dih nggak sih."
"Iya sih."
"So-"
"Kakak! Adek! Kalau berantemnya gak selesai selesai nanti Mama potong uang jajannya 70%." Terdengar teriakan suara Ibu Minna. Ibu mereka cara agar anak nya tidak bertengkar adalah mengancam mereka dengan memotong uang jajannya.
Seketika, Doyoung dan Minna bertatap muka. Dua-duanya menyipitkan mata mereka dengan tujuan untuk mengintimidasi lawannya tanpa mengatakan kata apapun. Entah apa yang ada di pikiran mereka sekarang, mungkin memikirkan kata kata umpatan atau cara membalas dendamnya nanti.
Doyoung yang sudah tau perkelahian mereka tidak akan ada ujung-ujungnya, memutuskan untuk pergi meninggalkan kamar Minna. Minna menghela nafas lega, akhirnya ia dapat melanjutkan packing nya dengan tenang.
Ah, kalian pasti bertanya kenapa tidak Minna menyuruh pelayan untuk melakukannya? Sejujurnya, Minna tidak suka dengan orang yang menyentuh barang-barang miliknya, Ia lebih nyaman ketika mempersiapkan barangnya sendiri.
🌉🌉🌉🌉
Pagi menjelang, semua sudah berkumpul di tempat pertemuan. Barang-barang mereka sudah dibawa masuk oleh pelayan. Sekarang mereka hanya perlu menunggu sebentar pilot pribadi untuk menyiapkan jet yang akan membawa mereka ke Hawaii.
"Ah kayaknya udah lama kita nggak pergi bareng kayak gini." ujar Daichi membuka obrolan karena sahabatnya yang dari tadi sibuk sendiri.
"Iya ya. Pergi jauh-jauh tanpa ada yang gangguin. Kayak kakak yang nyebelin." Jawab Minna dengan mengecilkan suara pada kalimat terakhirnya. "Kalian nggak ada yang ketinggalan kan? Jangan kayak waktu itu, Hp ketinggalan dikamar." lanjut Minna dengan mata tertuju pada Tianzhu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAPER PLANE'S
Random●Paper Plane's 1 ✔ [end] ●Paper Plane's 2 [on going] gimana klo mmber nct berintetaksi sama cewek?? canggung?? gugup?? romantis?? absurd?? gila?? atau berantem terus?? berbagai jenis relationship ada disini. cari hate-love? cari romantis? cari sali...