(11) damai?

29 7 0
                                    


"Hai! Saya balik dengan anak dua ini!" Teriak Lucas sesampainya dalam Goa.

"Wow Cas, good job. Pasti yang lain sekarang bakal bangun. Wow. Panutan." Ucap Kun, tetapi mukanya datar, dapat dikatakan dia hanya bersikap sarkastik.

"Yaudah, ini gua ada makanan dari tas." Jawab Winwin.

"Hah? Makanan, mau dong hyung." Tiba-tiba terdengar suara Chenle.

"Lo dari tadi gue suruh bangun gak mau, sekarang ada makanan baru lo bangun." Ucap Kun yang membuat Chenle tertawa kecil.

"Yaudah gua siapin makananya, kalian duduk dulu. Kun, lo bisa jagain Jeno kan?" Ujar Taeyong dari belakang Kun. Kun menjawab dengan mengangguk kepalanya lalu membantu Lucas untuk menuruni Jeno.

"Kasihan banget sih lo, untung nggak parah banget sakitnya," Ujar Kun dengan pelan.

"Itu Daichi?" Tanya Minna, ia pun berdiri untuk duduk sebelah Daichi,

"Hmm.. maaf ya kita ninggalin Dai," Minna mengelus kepalanya Daichi yang melanjutkan tidurnya.

"Maaf juga Dai," Ucap Haerin yang datang dari belakang Minna. "Tianzhu mana?" Lanjut Haerin.

"Itu dari tadi dia di sana. Tadi gue tanyain kenapa dia bilangnya lagi mau sendiri," Jawab Minna, mereka melihat ke arah Tianzhu yang sedang sendiri menatap kekosongan.

"Gua samperin dulu." Ucap Haerin lalu mendekati Tianzhu.

"Zhu? Lo gak papa?" Tanya Haerin sesampainya di samping Tianzhu,

"Hah? Enggak kok. Cuman capek?" Jawab Tianzhu, ia merasakan Haerin duduk di sampingnya. Padahal jujur ia masih memikirkan itu.

"Gua tau kalo lo lagi bohong." Ujar Haerin sambil menatap Tianzhu dengan tatapan tajam, tetapi Tianzhu sudah lama berteman dengan Haerin sehingga itu tidak lagi mempengaruhi nya

"Yah, emang ada sesuatu tapi gue lebih baik diem aja," Jawab Tianzhu.

Haerin menghela nafas berat, "Yaudah, gua gak bisa paksain lo untuk kasih tau. Tapi kalau lo mau ceritain kita ada disini." Ucap Haerin panjang lebar, Tianzhu senyum kecil pada Haerin, ia mengangguk sebagai jawabannya.

"Oy kumpul, ini udah disiapin makanan!" Terdengar teriakan dari Lucas.

"Maaf Zhu, lo bisa ambil makanan gak?" Tanya Haerin.

"Hmm, gak papa. Nanti kumpul di sana yah." Jawab Tianzhu dengan menunjuk ke arah Daichi. Haerin mengangguk lalu pergi ke arah yang ditunjuk Tianzhu.

Tianzhu juga bangun dari duduknya lalu pergi ke arah kakaknya, di sana dia menunggu untuk diberikan makanan dari kakanya, tetapi ia mendapat perasaan yang membuatnya merinding, ia menoleh ke belakang dan melihat kubu Jaemin, Chenle, dan Haechan menatapnya.

Merasakan tatapan tajam dari 'temannya' itu ia merasa takut. Ia kembali menoleh ke depan tanpa memperhatikan yang lain. Tanpa sepengetahuan nya, Lucas, Haerin, Minna, dan Daichi merasakan ada yang aneh dengan tingkah laku Tianzhu.

'Kebetulan? Masa iya sih? Semua pasti udah takdir nggak mungkin kebetulan' batin Tianzhu menghela nafas lelah.

Setelah menerima segelas ramen besar yang akan dibagi berempat itu, ia berbalik ke arah sahabatnya.

"Eh Zhu, kok lo ditatapin aneh gitu sama mereka," Tanya Daichi yang sudah bangun,

"iya dari tadi gua lihat mereka natapin lo terus." Lanjut Minna, mereka bermaksud menanyakan kenapa Chenle, Jaemin dan Haechan menatapnya dengan sinis.

"Ah mungkin perasaan kalian doang, masa iya gue ditatapin. Suka ama gua kali." Jawab Tianzhu, ia mencoba untuk meringankan suasana sekitarnya.

Tapi sudah pasti sahabatnya merasa ada yang aneh dengan tingkah laku Tianzhu. Tapi karena Tianzhu sepertinya tidak ingin membicarakannya mereka hanya terdiam.

PAPER PLANE'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang