Hafizhah-14

94.6K 5.3K 82
                                    

"Allah memberikanmu kebahagian agar kamu mensyukuri apa yang di berikan-Nya. Dan ketika Allah mencabut nikmat itu darimu, Allah ingin kamu kembali dekat dengan-Nya"

—H&H—


"Dan apabila manusia ditimpa oleh suatu bahaya, mereka menyeru Tuhannya dengan kembali (bertobat) kepada-Nya, kemudian apabila Dia memberikan sedikit rahmat-Nya kepada mereka, tiba-tiba sebagian mereka menyekutukan Allah."

"Untuk itu kita jangan sampai lupa untuk bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan. Mendapatkan kebahagiaan,sholat lah tepat waktu, bukan justru melalaikan-Nya karena Allah tak segan mengambil kembali nikmat itu dari kita. Dan ketika kita mendapatkan kesedihan, dengan segera kita berlari mengadu kepada Allah, seakan-akan masalah kita lah yang paling besar. Ingat, Allah maha besar, sebesar apapun masalah akan Allah bantu selagi kita mau berusaha dan mendekatkan diri kepada-Nya. Kesimpulannya, jangan menunggu di berikan kesedihan lalu kita datang kepada Allah. Apa kalian ingin Allah ambil kembali nikmat yang di berikannya kepada kalian karena kalian melupakannya ketika lalai? Tidak bukan?"

"Karena kita yang membutuhkan Allah, bukan Allah yang membutuhkan kita. Utamakan Allah dalam kehidupan kalian. Allah, Allah, dan Allah. Maka Allah pun akan menjamin Dia akan membantu dalam setiap urusan yang kita lakukan, mempermudah setiap masalah yang kita alami" jelas Haura

Sore ini ia sedang ada kegiatan di kelas 1 MTS. Wanita itu dengan lantangnya menjelaskan materi pelajaran yang sudah terdapat di buku sesuai dengan tingkatan kelasnya.

"Sampai disini ada yang ingin di pertanyakan?" tanya Haura, sudah satu jam berlalu ia mengajar disana

"Tidak Ukhti" balas mereka kompak, yang tampak sudah lesu mengantuk

Wajar saja, dari pukul empat subuh mereka sudah bangun beraktivitas. Berakhir bisa memejamkan mata pukul sembilan malam, itu pun sebagian dari mereka sering ada yang menghabiskan waktu di kelasnya untuk tidur karena tak tahan menahan kantuk. Belum lagi ketika malam minggu datang, dimana pesantren mengadakan kegiatan rutin yaitu pencak silat. Agar para santri tak hanya di bekali ilmu pengetahuan saja, juga di bekali ilmu bela diri.

Siapa sangka, Haura juga sudah mengusai ilmu bela diri, hidup bertahun-tahun di lingkungan pesantren.

"Baiklah, Saya akan akhiri pelajaran hari ini. Dan semoga ilmu yang saya sampaikan hari ini. Assalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh"

"Waalaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh"

Haura meninggalkan kelas setelah merapihkan buku-buku yang di bawanya. Di luar sana, tepatnya di lapangan, ada santri putri yang tampaknya sedang menjalani hukuman. Hal itu sering terjadi setiap harinya, peraturan tetaplah peraturan. Mau bagaimana pun di langgar harus tetap menerima konsekuensinya, hal itu juga akan menerapkan disiplin bagi para santri nanti kedepannya.

Biasanya, hukuman seperti itu di berikan pada mereka yang tidak berbahasa, buang sampah sembarang, atau tidur ketika istigosah.

"Haura.." panggil Riva yang juga baru menyelesaikan kelas sore ini

Haura menoleh "Iya Riv, kenapa?"

"Tidak ada, cuma mau panggil aja" balas Riva, lalu menampilkan deretan giginya

Tiba-tiba terlihat perubahan dari sikap Haura. Wajahnya tampak pucat.

"Kenapa Ra?"

Wanita itu memengangi kepalanya. Tidak terasa pusing apapun, tapi ia merasakan sesuatu "Nggak apa-apa, aku harus istirahat sepertinya"

"Kan aku sudah katakan, lebih baik kamu istirahat dulu" celoteh Riva

"Ayo, aku antar" Riva mengulurkan tangannya kehadapan Haura

Hafizhah [sudah terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang