6.

636 33 1
                                    

Suasana di ruang tv sangat mencengkam, di satu sisi seseorang merasa cemas dan takut. Di sisi lain sepasang kekasih sedang duduk berdekatan tetapi saling diam. Hingga salah satu dari mereka bersuara menghilangkan kesunyian itu.

"Apakah ada yang mau menjelaskan tentang kejadian tadi"

Wajah yang semula menunduk ,sekarang semakin menundukan kepalanya setelah mendengar suara kakaknya.

"Kamu tau bukan kalau tiba-tiba listriknya mati. Dan itu bertepatan saat aku mau keruang tv . Aku mendengar suara menangis dan aku hanya menenangkannya saja tidak lebih" jawab Chanyeol dengan nada yang tenang dan tegasnya.

'Bagaimana chan bisa menjawab dengan tenang' pikir Lisa.

"Apakah harus dengan berpelukan"

"Apakah aku harus menciumnya agar adikmu bisa tenang dan berhenti menangis"

Lisa dan Rose sama-sama terbelak dengan ucapan Chanyeol . Itu pernyataan atau pertanyaan yang harus ia lakukan. Perkataan yang cukup gila memang.

"Kamu mau pilih mana menciumnya atau memeluknya, heh"

"Sayang kamu ngomong apa sih" Rose merasa bingung dengan semua perkataan dan sikap dari kekasihnya itu.

"Aku hanya ingin jawabanmu,Rose"ucap Chanyeol dengan suara sedikit keras.

"Chan, lo apa-apan sih. Perkataan lo gak masuk akal" ucap Lisa mencairkan susana.

"Aku gak memilih dua-duanya . Kamu itu pacar aku , tunangan aku , calon suami aku. Tapi, kenapa kamu berkata kaya gitu."

"Aku tahu, tapi apa salahnya jika aku ingin menenangkan calon adik ipar ku sendiri. Dan kamu gak harus cemburukan sama adik kamu sendiri jika aku memeluknya. Itu semua hanya sebatas kepedulian antara calon ipar dan calon adik ipar gak lebih. Aku harap kamu mengerti" ucap Chanyeol sambil pergi menaiki tangga .

"Kamu puas liat kakak sama Chanyeol berantem . Kamu puas hah" kata Rose dengan berteriak tepat di depan adiknya itu.

"Gak gitu kak, aku ..."

"Lebih baik kamu pergi , ninggalin rumah ini lagi. Adik gak tahu di untung" saat Rose ingin melayangkan tangannya ke wajah Lisa ,Rani mama dari mereka menginterupsi gerakan tangan itu.

"Stop Ros, jangan pernah berlaku kasar pada adik mu. Lagi pun Chanyeol sudah menjelaskan semuanya bukan. Itu murni karena ingin menenangkan adik mu yang takut kegelapan, kamu pun tahu itu." Menghampiri Lisa dan memeluknya dari samping.

"Jadi mama belain dia, dan sejak kapan mama lebih berpihak pada dia daripada aku"

"Itu gak penting, ayo Lisa kita ke kamar . Kamu istirahat besok sekolah" berjalan bersama  Lisa meninggalkan Rose sendirian.

Saat di kamar Rani menidurkan Lisa di kasur king sizenya.
"Tidurlah, jangan di pikirkan masalah tadi. Anggap saja itu angin yang berlalu. Good night sayang" mencium puncak kepala Lisa dan pergi keluar kamar .

Lisa memejamkan matanya untuk sesaat, kejadian tadi sangat menyita pemikirannya. Perkataan Chan memang ada benarnya itu hanya sebatas menenangkan calon adik iparnya. Tapi perkataan tentang memilih untuk menciumnya atau memeluknya itu lah yang sangat menyita pemikirannya. Bisa-bisanya Chan berbicara seperti itu disaat calon istrinya berada di sana dengan keadaan marah. Tapi atas kejadian tadi ia sedikit senang karena mamanya ,Rani membelanya. Itu patut di syukuri untuk Lisa. Tak terasa rasa kantuk menerpanya dan membawanya ke alam mimpi.

........
Lisa pov

Dengan wajah yang ceria dan penampilan yang rapi dengan baju sekolahnya itu ku langkah kan kaki menuju ruang makan di sana terlihat mama tercinta  sedang merapikan sarapan untuk hari ini.

"Pagi mah" mencium pipi kiri mamah.

"Pagi, ayo sarapan keburu dingin nasi goreng belutnya."

"Siap , Lisa pasti akan lahab memakannya" dengan senyum mengembangnya. Ku lihat Mama ikut tersenyum .

"Kak Rose sama Chan mana mah" ucapku sambil menikmati nasi goreng belut ini.

"Lagi jogging, nanti juga pulang"

"Assalamualaikum" suara Kak Rose dan Chan.

"Wa'alaikumsalam"

Ku lihat Kak Rose dan Chan sama-sama berkeringat tapi Chan terlihat keren. Ku gelengkan kepala ,ini kenapa sih , aku malah berfikir yang tidak-tidak .

"Kamu kenapa geleng-geleng , kamu pusing" tanya mamah pada ku.

"Gak kok Lisa mau ke atas dulu mau ambil tas " jawab ku mengelak.

"Kami juga mau ke atas mau mandi dulu mah" ku dengar Chan ikut bersuara. Masa bodo ku berjalan , tidak lebih tepatnya sedikit berlari ke kamar ku ini.

Selesai menata pelajaran hari ini dan memasukannya ke dalam tas , aku turun kebawah . Tapi tidak ada seseorang pun .
"Mah ,Lisa mau berangkat" kata ku berteriak. Aku berjalan ke arah dapur mungkin mama di sana.

"Eh non Lisa , ibu tadi pergi ke butik soalnya mau di buka sama pegawai tapi malah kuncinya di bawa ibu" kata Bi Asih.

"Oh ya udah, kalo mama pulang bilangin Lisa udah berangkat ya bi . Assalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam non"

Ku lihat motor kesayangan ku terparkir di garasi dengan rapi , tapi saat ku tengok ke ban ternyata kempes , seingat ku kemarin baik-baik aja. Ku lihat jam di tangan ku pukul 06.35.

"25 menit lagi masuk." Aku berlari menuju depan rumah . Tapi tak ada taksi yang lewat , ini memang komplek rumah tapi biasanya banyak taksi yang lewat  malah kenapa sekarang tak ada satu pun yang lewat.

"Mau aku antar" ku balikkan badan ku dan melihat Chan berdiri dengan kaos biru polos serta celana levis panjang , sederhana tapi keren. Aish kenapa aku berpikiran itu lagi.

"Bagaimana mau aku antar ,sebentar lagi masuk loh . Tenang aku akan bawa mobilnya dengan hati-hati."

Penawaran yang cukup menarik , ku lihat jam di tangan  dan 20 menit lagi bel berbunyi. Tanpa menjawab perkataanya aku langsung masuk ke mobil jazznya itu , tak tahu malu memang tapi ini darurat.

Di perjalanan tak ada obrolan sedikit pun , hingga tak terasa mobil telah berhenti di halaman sekolah ku.

"Makasih"

"Sama-sama , mau aku jemput juga"

Cepat-cepat aku menjawab " gak usah gue bisa naik taksi atau angkutan umum"

"Okh"

Saat aku sudah keluar dari mobilnya. Dan baru beberapa langkah aku berjalan, Chan memanggil ku

"Lisa" aku berbalik badan .

"Gak mau ngucapin  salam sama calon kakak ipar mu ini" dengan senyum mengembang di wajahnya itu.

"Assalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam , calon istri ku" kata dia. Jangan tanyakan dengan wajah ku ini saat mendengar perkataan Chan itu. Kaget jelas tapi wajah ku terasa panas .

"Eh maksudnya calon adik ipar ku" kata dia lagi menggarukan kepalanya dan  tersenyum lebar menampilkan gigi putih nya itu . Aku pikir itu kepala sebenarnya tidak gatal , dia hanya salah tingkah pikir ku .

"Hem gue ke kelas dulu, bel kayanya bunyi" tanpa mendengar jawabannya aku berlari meninggalkan dia yang masih salah tingkah itu. Aku sedikit tertawa melihat tingkahnya tadi. Sangat aneh dan lucu.

Jodoh Pcy LalisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang