🍌🐟 1.1

13.3K 709 182
                                    

Disclaimer © Banana Fish by Yoshida Akimi

🌸🌺🌼

Bersekolah di New York sebenarnya susah-susah gampang bagi seseorang yang punya wajah khas orang asia tersebut. Meski sudah sepuluh tahun tinggal di Negeri Paman Sam, dia masih belum bisa bergaul dengan orang-orang Amerika. Mungkin juga karena kepribadiannya yang sedikit tertutup, dia jadi susah mendapatkan teman. Padahal dia orang yang baik, entah dilihat dari wajah atau hatinya. Kau akan mengerti jika sudah berteman baik dengannya dan pasti akan melindunginya dari hal-hal buruk, menjadikannya tetap polos karena itu adalah kelebihannya.

Dia yang mempunyai warna rambut hitam pekat dan warna mata yang sama itu bernama Eiji Callenreese, kulit putih khas orang asia dengan wajah masih terlihat imut diusia yang sudah menginjak sembilanbelas tahun. Eiji mengambil kuliah di New York Film Academy, ingin mendalami diri dalam hal fotografi. Setelah cedera yang dialaminya saat masih SMA, dia bukanlah lagi seorang atlet High Jump.

Eiji sedang dalam perjalanan pulang ke rumah yang ditinggali olehnya bersama Ibu kandung, Ayah dan adik tiri yang lebih muda dua tahun dengannya. Saat Ayah kandungnya meninggal ketika umurnya enam tahun, Ibunya menikah lagi dengan orang Amerika tiga tahun kemudian. Karena itu di sinilah Eiji berada, tinggal di Negeri keduanya bersama keluarga baru. Eiji memiliki adik laki-laki bernama Aslan Jade Callenreese, yang biasa dipanggil Ash oleh teman-temannya. Tapi belakangan ini, Eiji jadi sering ikut-ikutan memanggilnya begitu.

Bisa dibilang Eiji hidup dalam keluarga yang baik, meskipun Ayah tirinya terlihat keras, tapi dia sungguh Ayah yang pengertian bagi Eiji. Meski begitu tetap saja keinginan Eiji untuk meninggalkan Amerika dan tinggal sendiri di Jepang sangatlah besar, tapi alasan untuk tidak pergi sama besarnya hingga dia masih tetap bertahan di sini. Di dalam tubuhnya mengalir darah orang Jepang, DNA dirinya adalah asli orang Jepang. Tidaklah salah jika Eiji begitu merindukan tanah kelahirannya, apalagi sudah sepuluh tahun dia belum pernah mengunjungi makam Ayahnya.

"Eiji?"

Sebuah suara yang terdengar lembut memanggil, Eiji menoleh dan mendapati adiknya sedang bersama teman-temannya duduk di tangga taman. Wajah temannya terlihat garang, tapi mereka baik pada Eiji. Alasannya karena adik pirangnya ini adalah bos mereka, meski baru kelas dua SMA, kharismanya sangat luar biasa. Terkadang itu membuat Eiji iri, adik tirinya ini bisa melakukan apa saja yang tidak bisa dilakukannya.

"Ash, ayo pulang. Ayah dan Ibu pergi ke California selama sebulan, jadi jangan berkeliaran terus."

Ash mendekati Eiji yang terlihat lebih pendek darinya, lalu berjalan berdampingan meninggalkan teman-temannya yang tak masalah dengan sikap cuek Ash. Lagi pula Eiji sudah memberikan senyum serta lambaian tangan pada mereka dan pamit pulang, membuat mereka yang berwajah garang tiba-tiba menjadi luluh.

Ash mengambil alih kantung belanjaan yang sejak tadi dibawa Eiji, membuat sang Kakak tersenyum lembut. Sepertinya Eiji akan memasak makan malam khas Jepang, itu memang kebiasaanya kalau menyiapkan makanan. Katanya dia tidak mau kehilangan rasa cintanya pada makanan Jepang, meskipun hanya Ibunya saja yang memakan masakannya, Ash dan Ayah tirinya sangat jarang.

"Eiji, boleh aku tanya sesuatu?" Ash akhirnya bersuara setelah beberapa lama diam mendengar celotehan kakaknya yang ingin memasak sesuatu tersebut.

"Tentu saja, Ash."

Pemuda bernama Ash tidak segera bicara, dia menatap ke arah jalanan yang ramai di sore hari dengan mata hijau layaknya berlian. Matanya seolah menyorot penuh kewaspadaan di sekitar. "Kenapa kau tidak kembali ke Jepang?"

My SweetheartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang