Disclaimer © Banana Fish by Yoshida Akimi
🌸🌺🌼
Eiji bangun cepat untuk menyiapkan sarapan, sebenarnya dia masih mengantuk karena baru bisa tidur jam dua pagi. Tapi kalau dia tidak menyiapkan sarapan, Ash akan membeli Hot Dog lagi. Makanan cepat saji memang enak, tapi bukanlah yang terbaik. Jika dimakan terus-menerus, hanya akan merusak tubuh. Anak yang tidak peduli pada kesehatan harus memiliki seseorang untuk mengontrolnya.
"Ash, sudah saatnya bangun!" Teriak Eiji meski tak keras, sempat melirik jam entah yang keberapa kalinya. Dia mengelap tangannya yang basah sehabis mencuci piring ke apronnya, lalu menggantungnya. "Ash?" Panggil Eiji lagi. Tanpa menunggu dia segera masuk ke kamar Ash, melihat adiknya itu masih tertidur tanpa memakai baju. "Ayolah Ash, bangun."
"Hnnn." Gumamnya tambah menenggelamkan dirinya pada selimut.
Eiji menghela napas, Ash memang susah dibangunkan. "Aku sudah membuatkanmu Sandwich, jangan lupa dimakan. Aku harus pergi sekarang juga, jangan lupa kirim pesan kalau kau sudah bangun." Eiji mengusap kepala Ash. "Aku pergi dulu."
Setelah keluar dari kamar Ash, Eiji masuk ke kamarnya sendiri. Mengambil tas yang berisi laptop dan tak lupa pula kamera canggih yang dibelikan Ayahnya. Setelah menulis sebuah memo dan meletakkannya di dekat Sandwich yang sudah dibungkus, Eiji pergi setelah mengunci pintu rumahnya.
Baru saja Eiji melangkah beberapa kali menjauhi rumah, dia merasakan keberadaan seseorang yang mengikutinya. Eiji berharap masalah yang dialami dirinya dan Ash bisa diselesaikan dengan segera, berkat selalu diawasi dan tiga kali diculik, instingnya jadi semakin terasah. Meski dirinya sangat yakin bahwa anak buah Ash yang sedang mengikutinya saat ini tidak berniat menyembunyikan keberadaannya, karena itu ada kejadian yang sering terjadi.
Seorang pria berumur sekitar tiga puluhan tahun menghentikan langkah Eiji, dia sedikit menunduk sebelum mengucapkan sesuatu. "Kau sedang diikuti, anak muda. Ada dua orang di belakangmu, mau aku panggilkan polisi?"
Inilah yang sering terjadi.
Karena sudah terlalu sering mengalaminya, Eiji jadi bisa menjawab dengan sangat baik. "Tidak perlu, Tuan. Stalker itu tidak menyakitiku. Jika itu terjadi, aku bisa mengatasinya sendirian." Katanya dengan tersenyum.
"Tapi, apa yang bisa anak-anak sepertimu lakukan? Aku akan tetap memanggil polisi."
Eiji sungguh kesal, dia mencoba tersenyum meski dipaksakan. "Ah, tidak perlu Tuan. Kalau begitu aku pergi dulu." Lalu berjalan dengan cepat.
"Hey, tunggu!"
Masih pagi, tapi Eiji sudah menghela napas lelah.
⚫🍌🐟⚪
Ketika Ash terbangun dari tidur panjangnya di siang hari, dia segera beranjak ke kamar mandi dengan lemas untuk membersihkan dirinya. Setelah itu turun ke dapur, mendapati Sandwich buatan Eiji dan sebuah memo untuknya. Ketika selesai makan, Ash pergi dari rumah dan kembali ke sarangnya.
Beberapa anak buahnya ada di tempat, beberapa lagi kemungkinan sedang ada di bar main billiar atau sekedar minum alkohol. Sampai di markas, Ash hanya melihat berita-berita di dunia maya lewat tablet, ponselnya sengaja dia tinggal di kamar agar Eiji tidak menghubunginya dan menanyakan macam-macam.
"Alex, belum ada kabar dari Shorter?" Tanya Ash ketika dia mulai merasa bosan dibuat menunggu lama.
"Belum ada, bos."
Sebenarnya Ash sedang menunggu Shorter, teman baiknya yang keturunan China di dunia kekerasan ini. Seharusnya pria berambut mohawk itu sudah harus datang seperti yang dijanjikan, tapi kenapa dia belum datang juga? Ash jadi sedikit menyesal meninggalkan smartphonenya di rumah, mungkin Shorter meneleponnya dan ingin menjelaskan alasan keterlambatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweetheart
RandomBanana Fish fanfiction Yg nantinya bakalan jadi kumpulan fiction tidak jelas dan berantahkan. Cara menulis agak sedikit berbeda karena malas, bukan ciri khas saya banget. Tapi jika kalian mencari tantangan berbeda, fict ini mungkin akan jadi angin s...