RESAH & GELISA

1.9K 306 12
                                    

*Semoga mash ada yang setia menuggu ceritaku. Happy reading all.*
                    -----------------------

"Bagaimana? Apa sebaiknya kita cari makan ditempat lain?" Pertanyaan Lisa sukses membawa Rose ke alam sadarnya.

"Tidak perlu. Kita sudah jauh- jauh berjalan sampai kemari, hanya perlu makan,  yang lain aku tidak perduli. Lebih baik kita cari tempat dan pesan makanan segera."

"Ok, ikut aku."

Rose berjalan sesantai dan setenang mungkin, meski tak dapat ia pungkiri gemuruh dalam dada membuatnya memacu jantung 2x lebih cepat ketimbang biasanya. Bagaimana tidak, ia tahu saat ini dirinya tengah menjadi bahan diskusi terutama para cewek, terlebih Taehyung yang juga berhasil tertangkap melalui sudut matanya dengan setia menggikuti tiap pergerakannya.

Senang? Bohong jika ada cewek yang berkata tidak suka menjadi pusat perhatian, terlebih orang tersebut merupakan idola yang hampir semua orang mengenalnya. Terlebih lagi, ia juga merupakan orang yang disukai.

Tapi sayangnya yang Rose rasakan bukanlah hal itu, melainkan resah dan gelisah itulah yang menyelimuti otak dan hatinya. Ia benar-benar berusaha bertingkah setenang dan sesantai mungkin. Dan untuk sampai sekarang ia berhasil.

"So, mau makan apa? Biar aku yang pesan."

Rose memandang Lisa dengan mata terharu. Tau aja kalau sahabatnya sekarang lagi benar-benar malas untuk sekedar berjalan walau hanya beberapa langkah saja. Begitu pikir Rose. "Aku ingin_"

Belum sempat Rose berkata, suara berat namun lembut memanggil namanya, "Rose." Dan ia tahu betul pemilik suara tersebut. Sialnya. Meski 10 tahun berlalu namun tetap saja masih membuat Rose berdesir setiap kali Taehyung. Ya dia. Yang berdiri tepat disampingnya kini tersenyum kecil yang memanggil namanya.

"Bisa ikut aku sebentar?"

Terlalu berlebihan mungkin jika apa yang Taehyung katakan terasa sensasi menyenagkan menyelimuti hati Rose. Namun begitulah kebenarannya. Kata pertama, setelah mereka dewasa dan dalam rentang waktu yang terbilang lama, tetap memberi efek menggelitik dalam dada dan inilah salah satu yang Rose benci pada dirinya.

"Ada hal yang ingin aku bicarakan denganmu. Tapi sepertinya tidak bisa disini_" ada jeda pada ucapanya. 

"Terlalu ramai disinikan dan akan jadi pusat perhatian pula. Jadi, kau ada waktu untukku sebentar?"

Salah satu yang Rose benci lagi dari dirinya adalah, patuh. Entah kenapa ia tidak dapat menolak segala hal yang berkaitan dengan Taehyung. Padahal dengan jelas pikirannya menyuruh untuk menolak dengan 1001 alasan yang banyak tersedia. Tapi apa hendak dikata. Tubuhnya bergerak dan berjalan keluar cafe tersebut meninggalkan Lisa yang masih terdiam, mematung.

Maaf Lisa...

---------

Taman seribu janji. Begitulah mereka menamai. Yang entah apa maksudnya tapi yang jelas, taman yang banyak berdiri pohon-pohon besar tersebut menjadi tempat favorit mahasiwa/wi untuk bertemu. Mulai dari sekedar bersenda gurat dengan teman, diskusi atau pendekatan hingga pacaran dan Rose yakin ia masuk dalam katagori teman. Deru kendaraan hanya sayup- sayup terdengar, diikuti angin sepoi- sepoi membuat Rose jauh lebih salah tingkah disebabkan Taehyung yang sedari tadi hanya diam dengan posisi duduk menyamping ke arah dirinya.

Rose jengah, ia ingi secepatnya keluar dari suasana canggung nan menebar- kan ini. Untuk itu, ia memberanikan diri memecah keheningan ini. "Aku akan ada mata kulian setenga jam lagi. Jadi, jika tidak ada hal penting yang mau kak Taehyung katakan aku permisi."

Rose beranjak dari duduknya dan akan segera melangkah pergi. Namun tangan Taehyung lebih cepat menarik tangannya dengan lembut, menuntun agar Rose kembali duduk. Dan sial. Sebenci apapun rasa yang ada pada dirinya. Selalu akan goyah setiap kali melihat Taehyung tersenyum tulus ke arahnya.

"Sekarang kau sudah dewasa_" Kata Taehyung sembari menyelipkan beberapa rambut Rose yang keluar ke belakang telinganya dan itu semakin membuat Rose membulatkan mata karena terkejut. Dan lagi, Rose hanya bisa menggumpat dalam hati. Double sialan. Kenapa juga ia pakai acara tersenyum segala.

Berlebihan? Tidak. Mau diakui 1000 kalipun, pesona Kim Taehyung memang selalu bisa dan akurat meluluh kan setiap hati para wanita yang melihat. Kesadaran Rose kembali saat gendang telinganya menagkap suara berat Taehyung berkata.

"Dan bukankah sudah waktunya kita membicarakan mengenai apa yang orang tua kita lakukan saat kita sama- sama belum memahaminya dulu."

Rose mengerti, sangat mengerti arti dari ucapan Taehyung. Senang? Ya. Bahkan sangat senang. Sungguh Rose tak menyangka jika Taehyung masih menggingat berjanjian diantara orang tua mereka. Dimana ia dan Taehyung  sudah dijodohkan saat pertama kali Rose lahir kedunia oleh sang kakek. Namun seketika perasaan suka itu lenyap, berubah menjadi benci begitu teringat pada kenyataan sekarang ini Taehyung tengah menjalin kasih dan tercap sebagai nasional playboy. Yang lebih membuat Rose marah,  perfect couple, begitulah yang disematkan mahasiwa/wi terhadap Taehyung dan Nayeon. Dan itu membuat Rose kesal. Ia pun menjawab Taehyung dengan nada dingin.

Dengan tertunduk, Rose berkata. "Kak Tae tenang saja. Itu hanyalah sebuah ucapan yang tak disengaja dan bukan sebuah janji yang harus ditepati. Jadi aku rasa tidak perlu untuk dibahas kan."

Karena lama tidak ada respon, Rose memberanikan untuk mengangkat wajahnya kearah samping dimana Taehyung berada. Dan Rose sedikit terkejut saat mendapati Taehyung tengah melihat dirinya, tatapan yang tak terbaca. Nyaris bersamaan antara mengasihi dan juga marah.

"Apa kau belum mengerti juga?"

Pertanyaan itulah yang keluar dari bibir Taehyung sebelum akhirnya pergi meniggalkan Rose yang juga seketika diselimuti tanda tanya besar dikepalanya. Bingung. Itulah yang terjadi pada Rose sekarang. Terlalu bingung hingga ia tak mencoba untuk sekedar memanggil Taehyung untuk meminta penjelasan tentang apa maksud dari ucapan tersebut. Rose justru sibuk bergulat dengan pikiran nya sendiri.

"Apa maksudnya? Siapa disini yang harusnya marah? Aku. Tapi kenapa justru dia yang bersikap seakan-akan akulah yang berbuat salah. Ck, dasar menyebalkan."

Rose terduduk lemas. Tanpa bisa ia cegah, air matanya jatuh dari kedua matanya. Lelah dan sakit. Itulah yang selalu Rose rasakan setiap kali dirinya teringat pada perasaan yang ia miliki pada Taehyung. Andai saja ia tidak pernah terbangun malam itu, pastilah ia takkan terjebak pada cinta yang di rasa bertepuk sebelah ini.













🙂 Ok, segini aja dulu. Lanjut??????

 DESTINY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang