//Lalu//

6 0 0
                                    

Gio terus mengendarai motor vespa biru mudanya, dengan lihai ia melewati gang-gang sebagai jalan pintas. Seno dan Inez mengikut dibelakangnya, hingga keluar dari jalan tikus tersebut. Seno tampak terkejut mengetahui mereka akan melalui jalan raya. Sedetik kemudian, ia mengejutkan Gio dengan membunyikan klakson motor.

Gio menoleh,

"WOI GILA YA LO, MAU KEMANA KITA?!" teriak Seno.

"IKUT AJA!" Jawab Gio.

"Wah stres akut nih Gio, kamu 'kan gak pake helm?" Tanya Inez.

"Wah mampus gila, Nez, tolong cari toko helm di maps bisa kali ya." Pinta Seno.

"bisa dong." Jawab Inez

Inez justru berpikir untuk berbalik arah dan pulang kerumah masing-masing. Namun, ia mengurungkan niatnya untuk memberitahu idenya tersebut. Ia memilih untuk menikmati awal pertemanannya, daripada kembali pulang.

"balik arah Sen, 2 kilo dari sini." Ucap Inez.

"Kilo gram?" tanya Seno, lalu ia tertawa sendiri.

Inez diam tak berkutik.

Melihat motor Seno yang berbalik arah, Gio panik memundurkan motornya, dan ikut berbalik. Kini Gio yang mengikuti Seno. Gio tak hentinya membunyikan klaksonnya, Ia hendak menghentikan laju motor Seno dan bertanya kemana Ia akan pergi. namun Seno memilih tetap menjalankan motornya dengan lamban melalui gang kecil tersebut.

Plak!

Gio yang mengenakan helm, tertimpa sandal tepat dikepalanya.

"Euy! Brisik banget yak gatau apa anak gue tidur!" Ucap Ibu-ibu yang sedang duduk diteras dengan wajah emosi.

"Maaf, bu." Ucap Gio shock, tak menyangka akan ditimpa omelan.

Seno yang melihat kejadian melalui spion hanya bisa tertawa, berbeda dengan Inez ia tetap fokus memperhatikan maps.

Sampailah mereka ditujuan, penjual helm tepi jalan. Gio hanya manggut-manggut, ternyata Seno takut ditilang.

"Helm dong pak, yang SNI dan bagus, warna pink ada?" tanya Seno.

"Mahal, mau yang biasa aja? belum SNI tapi dek." Saran penjual Helm, melihat pembelinya yang masih anak sekolah.

"Gamau, mau yang safety pokoknya." Pinta Seno.

"Ini ada, 400 ribu tapi dek, gaboleh kurang." Kata Pembeli sembari membawa helm dihadapannya.

"Yauda iya." Ucap Seno, kemudian mengeluarkan uang seratus ribu-an empat lembar.

Gio kemudian menggeleng-gelengkan kepala, menahan tangan Seno.

"350 ribu aja bisa ya pak." Mohon Gio.

"Gabisa dek, gabalik modal ini." Tolak si Penjual helm.

"Yaudah No, disana ada penjual helm lagi, lebih murah kayanya." Ajak Gio, sebenarnya ini hanyalah trik untuk menawar harga barang.

"Eeh, Iyaiya 350 ribu dapet." Ucap penjual kemudian menerima uang dari Seno.

Kini helm pink ada ditangannya, ia kemudian memberikannya ke Inez.

"Nez, pake ini aja. Lebih cakep." Ucap Seno, sembari membuka helm yang dikenakan Inez.

"Wah, makasih banget. Aku ganti besok ya?" Ucap Inez.

"Gak usah Nez, kalo mau juga ambil aja. Kalo mau tetap di aku, gak masalah juga. Terserah kamu." Cengir Seno.

Inez kemudian termangun, memikirkan betapa murah hatinya Seno. Ia bahkan sangat peduli terhadap orang lain, yang bahkan baru dikenalnya.

Totally trustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang