Fate (1)

6 1 0
                                    

"Jadi... hanya seperti ini yang kalian bisa?"

Pertanyaan dengan nada merendahkan itu pelan saja namun terdengar sangat menusuk semua karyawan di F And T Resto 7. Tidak ada yang berani memprotes ataupun membela diri. Kepala-kepala tertunduk. Enggan bertatapan dengan kepala divisi pemasaran yang galak itu.

Bu Sandara, perempuan berumur 30 tahunan itu berkacak pinggang sambil memandang para karyawan satu persatu. Rambutnya yang diikat ke belakang serta kacamata berbingkai tebal menambah tegas sosoknya. Ia adalah kepala divisi pemasaran yang mengepalai segala urusan pemasaran F And T Resto di seluruh Indonesia. Beruntung ia hanya datang memeriksa restoran setiap 3 bulan sekali, kalau tidak semua karyawan pasti akan merasa seperti di neraka setiap hari.

Salah satu orang yang menundukkan kepala adalah Yura. Gadis berambut sebahu itu menunduk sambil menggerutu dalam hati. Ia sudah bangun lebih pagi dari biasanya hanya untuk memastikan restoran yang menjadi tanggung jawabnya ini lebih sempurna. Ia rela ikut berkecimpung di dapur dan bahkan ikut bersih-bersih serta melupakan waktu sarapannya hanya demi sebuah kesempurnaan. Tapi penyihir tua ini malah mengatakan 'hanya seperti ini?' What?? Mungkin penyihir ini perlu diajarkan cara menghormati hasil jerih payah orang lain.

"Saya penasaran apa saja yang dilakukan asisten manajer restoran ini?" Bu Sandara melemparkan pandangan sadis pada Yura.

Dan saat ia menghampiri Yura, mengamati gadis itu dari kepala sampai kaki, Yura mendapati dirinya membeku. Udara di sekitarnya juga mendadak jadi dingin. Seperti saat kemunculan hantu. Dingin dan menyesakkan dada.

Bu Sandara mendekatkan kepalanya pada Yura. "Apa kau sudah berusaha keras untuk restoran ini?" tanya-nya dengan tatapan tajam.

Yura tanpa sadar langsung menahan nafas. Semua mata di restoran itu pasti sedang memandangnya. Yura tidak suka jadi pusat perhatian. Ia akan sangat gugup kalau itu terjadi, seperti sekarang ini. Gugup dan takut. Tak bisa dihindarkan lagi, bahkan keringat dingin mulai keluar dari tubuhnya.

Bu Sandara mendengus. Kembali ke tempat dimana ia berdiri sebelumnya. "Restoran ini benar-benar bermasalah !" seruan marahnya menggelegar.

"Penurunan keuntungan selama hampir setengah tahun, penurunan jumlah pengunjung, cita rasa masakan yang buruk, manajer yang kabur tanpa alasan jelas, ketidakdisiplinan karyawan dan komplain dari banyak pelanggan. Apa ada yang lebih buruk dari ini hah?!" bentak Bu Sandara. Ia melotot dengan matanya yang sipit. Memberikan efek dua kali lipat lebih seram daripada pelototan orang dengan ukuran mata normal.

"Pendapatan kotor restoran ini hanya sebesar dua-" Bu Sandara menghentikan ucapannya. Ia lalu mengendus-enduskan hidungnya. "Sebentar, bau apa ini?"

Semua orang yang ada di sana lantas ikut melakukan hal yang sama. Memang. Sedikit tercium bau gosong di udara.

"Astaga. Sup samgyetangnya !" jerit Kim Taehyung. Koki asal Korea Selatan yang seumuran dengan Yura itu bergegas berlari ke dapur.

Tindakan Taehyung itu langsung direspon dengan hembusan nafas marah dari Bu Sandara. Ia menunjuk ke arah dapur sambil terus memelototi para karyawannya. "KELALAIAN adalah penyebab utama kegagalan di sini !"

Tidak ada yang berkutik tentu saja. Semua kepala semakin tertunduk lebih dalam. Sejenak kemudian Taehyung kembali dari dapur, menyikut Yura untuk menanyakan respon Bu Sandara akibat dari kelalaiannya tadi dan dibalas Yura dengan tatapan 'Kita dalam masalah'. Taehyung pun langsung menggigit bibir, memasang wajah cemas.

Two Sides Of HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang