Ken S.G.

226 31 8
                                    

Give your vote and comment:)

"Terkadang, memberikan seseorang kasih sayang lebih mudah ketimbang memberi seseorang itu rasa nyaman"
-Ubroken Shadow-

***

Dentingan musik memenuhi seluruh penjuru ruangan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dentingan musik memenuhi seluruh penjuru ruangan ini. Gelas-gelas berisi alkohol datang silih berganti, namun belum membuat remaja-remaja itu puas. Tanpa sadar, salah satu bantender perempuan itu mendekati mereka yang masih setengah sadar dari mabuknya.

Wangi parfum mawar begitu mencolok di indra penciuman--siapa saja yang menciumnya. Spontan, salah satu remaja lelaki berambut coklat terang bersingut menjauhi wanita itu.

"Masih butuh minum?" tanya bantender itu dengan suara lembut.

Lelaki itu mengangkat kepalanya, menyerngit tidak suka. Ia memang tidak benar-benar dalam keadaan mabuk, terlihat dari caranya menatap tajam wanita bantender itu.

Sekilas tatapannya beralih pada ketiga temannya yang masih uring-uringan. Mereka tampak berantakan. Rambut acak-acakan, kantong mata menghitam, botol wine ada dimana-mana, ditambah mereka dalam keadaan mabuk.

Melihat ketiga--ah tidak! maksudnya, keempat remaja yang masih berpakaian sekolah berada di club malam sambil mabuk-mabukan seperti ini, sungguh terlihat tidak pantas. Mau gimana lagi? Toh salah satu remaja lelaki itu pemilik club ini. Siapa yang berani mengusir mereka? Mungkin pekerja yang sudah bosan mencari duit.

"Berikan gue satu gelas lagi!" lelaki bermata hazel itu mengangkat tangannya--memanggil bantender itu.

"Masih?" tanya Ken biasa namun tetap saja nadanya terdengar dingin dan menusuk.

Aaron mengalihkan perhatiannya kini. Matanya terfokus pada objek di depannya. Aura yang dipancarkan seorang Ken--yang tak pernah menyebutkan nama panjangnya memang terlalu kalut dan gelap, begitu dingin dan tatapannya yang tajam seperti elang membuat Aaron semakin menciut. Begitu jauh dan tak terjamah siapapun.

"Ken, lo nggak minum?" tanya Aaron, tidak menjawab pertanyaan Ken.

"Nggak!"

Aaron menggangguk paham. Yang punya Club ini kan si Ken, ngapain juga Aaron masih nanya, secara Ken itu bebas minum kapan saja.

"Club biliar sekarang!"

Perintah Ken, membuat Aaron, dan dua orang disampingnya langsung terbangun dari tidurnya.

Rodgio mengucek matanya, berusaha menghilangkan jenuh di kepalanya, "Kenapa nggak daritadi? Kalau tahu gini, gue nggak akan minum sampai mabuk!"

Unbroken Shadow Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang