4 : Perendinate

84 17 3
                                    

Happy Reading 💋

"(Perendinate) Ingin ku tunda segala hal mengenai dirimu, agar kisah penasaran ini tidak berlanjut dan menyiksaku"
-Unbroken Shadow-

***

Tahun Ajaran baru.

   Chika menaruh harapan baru di tahun ini. Begitu banyak yang dia minta, entah apa Tuhan mendengarkan panjatan do’a nya itu?

  Ia berulang kali mengembuskan napas, melirik Vea—Mamahnya yang hanya diam menyetir. Wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu sama sekali belum bicara apa-apa dari pagi buta.

Bahkan sepulang dari Rumah Sakit, menjenguk Chelsi—kembarannya, Mamahnya itu masih diam membisu.

  Chika tak mau ambil pusing, ia pun sedari tadi hanya melihat jalanan lewat kaca spion. Bersenandung dalam hati, semoga hari pertamanya di Sekolah Musik menyenangkan.

  Yah benar! Chika sudah setuju untuk bersekolah disana—Sekolah yang Chelsi impikan, tapi tidak dengannya. Sekolah yang juga menginginkan Chelsi menjadi bagian penting disana, namun tidak menginginkannya. Sekolah yang juga bisa membuat Chelsi semakin bersinar, tapi tidak untuknya. Dan kini semua berbanding terbalik dengan realita.

Hanya karena penyakit Chelsi kambuh, Chika yang harus jadi korban.

Menggantikan posisi Chelsi, Sekolahnya, bahkan dirinya sekalipun.

  Vea memberhentikan mobil-nya kemudian melepas seabelt-nya. “Kita sudah sampai,” Vea membuka suara, menyadarkan Chika dari lamunannya.

Chika terpesona sejenak melihat betapa besar dan mewahnya Sekolah Musik  yang dimaksud Chelsi saat mereka duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama, bangunan setinggi tiga lantai yang sangat kokoh dan meninggalkan kesan elegan disetiap detail-nya.

“ Kamu akan sekolah disini, sampai Chelsi pulih kembali.” Jelas Vea.

Chika mengangguk lemah. Menahan sesak yang mencekik rongga dadanya.

‘Apa anak Mama Cuma Chelsi? Kenapa Mama hanya peduli pada Chelsi, tanpa melihat aku yang hanya ingin senyuman tulus Mama?’

“Bersikaplah seperti anak yang berpendidikan, jangan buat nama Chelsi dan Mama rusak.”

Chika menoleh bersamaan dengan Vea yang menariknya ke ruang kepala sekolah. Apakah sebegitu bencinya Vea pada dirinya? Kenapa Vea enggan sekali menyebut nama Chika, seakan jika ia menyebutnya adalah hal paling memalukan dalam hidupnya?

Chika mulai bertanya-tanya dalam benaknya, apa benar dia kembaran Chelsi yang sangat sempurna itu? Apa ia benar anak kandung Vea? Jika memang iya, lalu kenapa? Kenapa begitu sulit untuk menerima kehadirannya?

“Sebenarnya Chika itu anak siapa Mah? Chika anak pungut yah?” akhirnya pertanyaan itu keluar dari mulut Chika.

Vea menatap anaknya, tajam. Mereka sedang berada di ruang kepala sekolah saat ini, untuk mengurus administrasi sekolah Chika.

“Jangan mulai Chika,” ancam Vea, memperingati dengan desisan.

  Chika hanya tersenyum kecut. Jawaban yang tidak sepadan dari Mama-nya itu selalu saja membuatnya hampir ingin membenci dirinya sendiri. Ia benci karena dia terlahir tidak menjadi Chelsi atau setidaknya persis seperti Chelsi.

Dia hanyalah bayangan. Bayangan yang mencoba ingin dilihat dan diingat.

“Chelsi adalah pianis muda terkenal, semua orang di Sekolah ini memujanya. Jadi berpura-puralah menjadi Chelsi untuk sementara, dan jangan lakukan hal aneh yang akan membuat nama Chelsi tercemar!”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Unbroken Shadow Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang