Aku selalu larut pada tiap keindahan, tidak cukup bagiku hanya menguntai kata perihal kerinduan, pesona tak gemintang yang memberi kesejukkan, gemulai bak rembulan yang selalu bersinar tatkala gelap bermunculan. Ditemani secangkir kopi diantara tumpukkan buku tua, dengan setitik tinnta aku sematkan sebuah nama di penghujung puisi, diawali dengan santun untuknya, menyaksikan merpati yang saling menampung jeda, memberi pesan dengan desirnya nun menggoda.
-Shilospink
YOU ARE READING
Sajak Tanpa Arti
RandomAku bukanlah borjuis Kegiatanku hanyalah menulis Aksara demi aksara kutulis Kurangkai bait dari baris demi baris Kususun menjadi puisi yang eksotis Puisiku dinamis Terkadang romantis Terkadang egois Aku bukan borjuis Bukan juga kapitalis Aku realist...