Merengkuh Pagi

42 2 0
                                    

Pada gejolak perangkum riak yang mengerak aku kembali menerka luka di sepanjang sunyi yang tergulung decit besi rel kereta api beradu kesedihan dalam lintas antara hinggap yang lepas dan luka yang pantas di situlah aku menjalin senyap merawat harap tempat tubuh meretas lumpuh ingatan yang masih butuh pelukan yang telah runtuh separuh yang tak lagi utuh ramai hanya puing mahkota bisu tempat jiwa menitip raga menjaga yang tak terjaga mengasihi yang tega mendamba suci dalam jelaga disitulah aku merekat patah mengikat langkah balut rangka bergelut duka berdamai dengan andai menerima yang tak kuterima mengemas tanpa memelas kangen hanya bising dalam kilau beling pendar yang mengoyak sadar mencekik yang telah tercabik menyiksa yang tak lagi merasa menempa yang telah hampa dan cukup! di situlah aku menitip pesan dalam doa peraduan agar kau tetap senang, bahagia, tercukupi, sehat, dan tak kekurangan biar aku yang menempa diri hingga ke belantara tersembunyi hingga kota ini merengkuh pagi dengan dua kenyataan udara semakin dingin dan hadirku yang kian memudar dan di situlah aku benar-benar melupakanmu


-Shilospink

Sajak Tanpa ArtiWhere stories live. Discover now