Bab 9

175 1 0
                                    

Dikerajaan Swaradipa yang sekarang dikuasai oleh raja Kalamurtada dari kerajaan Kalamurka. Dimana pada waktu itu raja Kalamurtada sedang berada didalam suatu ruangan tempat dirinya melakukan pemujaan terhadap sesembahannya yang tiada lain adalah iblis. Ruangan yang sangat menakutkan dengan aroma kegelapan begitu menyengkat memenuhi tuangan yang sangat besar ini.

Disekelilingnya berdiri patung-patung dari mahluk alam kegelapan ada yang besar maupun kecil. Membuktikan bahwa patung-patung itu merupakan gambaran dari yajuj dan majuj. Sepasang mahluk laknat dengan sifat perusak dan penghancur. Suasana diruangan itu sangat hening dan agak gelap dengan aroma wewangian khas dunia kegelapan. Mata Kalamurtada menatap tajam pada altar datar yang ada dihadapannya. Altar persembahan itu berada ditempat yang sangat gelap diantara ruangan persembahannya.

Sekaligus tempat dimana munculnya mahluk itu. Sebentar kemudian aroma bau kegelapan semakin menyengkat memenuhi ruangan tersebut mengubur wewangian yang sudah biasa. Bersamaan dengan tercuimnya aroma aneh tersebut. Kalamurtada melihat suatu banyangan yang muncul dialtar itu. Biasanya ketika Kalamurtada mencium aroma tersebut tidak membuat dirinya terpengaruh bahkan bisa dikatakan biasa-biasa saja, akan tetapi sekarang Kalamaurtada merasa aneh. Aroma itu bukan seperti biasanya dirinya cium. Aroma kali ini begitu menyengat membuat Kalamurtada sangat terkejut. Walapun begitu Kalamurtada mencoba untuk menunjukkan keheranannya. Terlihat bibir Kalamurtada terkatup kemudian kedua tangannya terangkat didepan dada dengan kedua telapak tanganya bersatu diikuti dengan kepalanya yang menunduk pelan.

Bayangan yang muncul itu, sebentar kemudian sudah menunjukkan wujudnya yang membuat Kalamurtada sangat terkejut. Kalamurtada tidak menyangka wujud sesembahannya yang biasanya muncul dengan tubuh sebagaimana manusia, dimana tubuh selalu dterbungkus dengan kain yang menutupi tubuhnya. Mulai dari kepala yang hampir menutupi wajahnya sampai kemata kaki dengan kain berwarna merah darah. Meskipun selama ini Kalamurtada belum pernah melihat wajah sesembahannya karena terhalang oleh kain itu. Sehingga yang dilihat selama ini hanya oleh dirinya adalah rongga kosong diantara kain penutup wajah sesembahannya.

Kalamurtada sedikit meras takut. Manakala dirinya melihat sesembahannya yang kini muncul dengan tubuh yang tidak lagi tertutup jubah merah darah lagi. Tubuh sesembahannya itu begitu terbuka. Seakan ingin menunjukkan kekuatannya. Dengan tubuhnya yang tinggi dibalut kulit berwarna merah menghitam. Dengan kepala plontos sedangkan diantara sisi kedua keningnya terlihat tanduk mencuat keatas walau tidak panjang. Wajah kelihatan sungguh mengerikan. Kedua matanya merah menyala dengan hidung bengkok yang hanya kelihatan tulangnya. Kedua taringnya mencuat keluar diantara jejeran giginya yang tak beraturan. Sepasang sayap menempel dibelakang punggungnya. Dikesepuluh jari tangan terlihat kuku-kukunya yang panjang. Dimana tangan kanannya memegang sebuah tongkat panjang dengan ujungnya menyerupai sebilah arit yang melengkung kebawah. Sedangkan diatas pantatnya terlihat ekornya dimana dibagian ujungnya meruncing itu terlihat diantara kedua kakinya yang besar dan bertaji.

Sosok sesembahan itu menatap tajam pada Kalamurtada yang masih terkejut. Mahluk itu mendengus sebentar sebelum memanggilnya.

"Kalamurtada, kau telah melakukan kesalahan". Katanya dengan suara sember. Membuat Kalamurtada yang masih terdiam menjadi terperanjat. Meskipun merasa takut dirinya mencoba untuk menatap wajah sesembahannya itu. Baru kali ini dirinya benar-benar merasa takut takkala menemui sesembahannya itu. Kalamurtada mencoba untuk mengingat kebelakang. Kesalahan apa yang telah diperbuatnya. Sehingga sesembahannya muncul dengan wujud yang tidak biasanya dan kelihatannya begitu marah.

"Kalamurtada kau dengar aku?". Kembali mahluk yang menjadi sesembahannya memanggil dirinya.

"Aku mendenggarmu lalu kesalahan apa yang pernah aku buat?". Kata Kalamurtada balik bertanya dengan mencoba membuang perasaan takutnya.

Swarabumi : Pendekar Tiga Jurus Pemburu IblisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang