Tanpa sadar hubungan kami sangat merenggang. Bahkan, kami pisah kamar. Ya, walau sebenarnya yang punya keinginan itu aku, sih.
Rinna tetap melakukan rutinitasnya. Tiap malam menungguku. Walaupun aku tak pernah sekalipun meresponnya. Ia tetap teguh terhadap hal itu.
Suara dering telepon memekakkan telinga. Berasal dari milik Rinna. Karena ia masih menikmati buaian mimpi. Aku mengangkatnya.
"Halo Nyonya Min, apakah kau sudah meminum obat dengan rutin? Dan bagaimana dengan kondisi kand-"
Rinna secara mendadak menyahut Smartphone itu dari tanganku. Dan dengan tergesa mematikannya.
Pandangan kami bertemu. Tanpa ku sadari tubuhnya kian mengurus. Peduli setan! Aku langsung berlalu meninggalkan Rinna.
....
" Hei, Rinna apakah kau masih tidak mau menambahkan tablet kemo dalam resep obatmu?" Wanita itu menggeleng
"Tidak Kak Seokjin. Aku percaya bahwa, meski tanpa bahan kimia mengerikan itu. Aku tetap bisa sembuh, kok."
"Oh iya, ngomong-ngomong bagaimana kabar little Yoon?"
Seketika ruangan itu menjadi hening.
Disambut dengan suara sesenggukan yang berasal dari perempuan dihadapan Kim Seokjin.
"Kak Seokjin. Bukankah aku adalah ibu dan istri yang buruk? Bahkan sebelum aku memberi tahu Yoongi Sunbae dan mendapati kehadiran bayi itu. Aku sudah kehilangannya. Aku sungguh wanita paling mengerikan yang ada di dunia ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tidsoptimist -𝒇𝒆𝒂𝒕. 𝑴𝒊𝒏 𝒀𝒐𝒐𝒏𝒈𝒊
Short StoryLoss's only felt when something was gone.