Menutup Kisah

27 1 0
                                    

Lama aku menunggu. Berharap Andra bisa kumiliki lagi, tapi rasanya mustahil. Selama ini aku menunggu harapan yang kosong. Aku sadar itu, tapi rasa sayangku ke Andra mengalahkan segala-galanya. Rasa sayang itulah yang sampai saat ini membuatku bertahan menunggu walaupun tetap dicuekin. Dan sampai akhirnya aku benar-benar sadar kalau Andri sama sekali gak mau peduli tentang aku lagi.

Kring.. Kring...

Suara handphoneku berbunyi. Dengan cepat ku raih handphoneku, dilayar tertulis kalau Yuga yang menelepon. Gak pakai lama telepon pun ku angkat.

"Ya, halo?" ucapku sebagai pembuka.

"Lagi apa non?" Tanya Yuga.

"Gak lagi apa-apa, baru pulang sekolah" Jawabku sambil mengganti seragam sekolah.

"Gimana? Ada kabar terbaru apa dari Andra?" Tanyaku cepat.

"Andra lagi, Andra lagi. Gak ada kabar apa-apa sih, ketemu juga gak. Tapi denger-denger Dia ada gebetan baru tuh dan katanya udah mau jadian." jawab Yuga dengan polos dan jujurnya tanpa peduli perasaanku.

Jleb. Jleb. Jleb.

Akupun ngerasa lemes. Lututku terasa lemah. Secepat itu Andra ngelupain aku?

"Beneran?", cuma kata-kata itu yang bisa keluar. Tenggorokanku rasanya tercekat. Gak bisa ngomong apa-apa saking shocknya.

"Ya kapan sih aku bohong? Kalau beneran kenapa? Gak terima?" tanya Yuga blak-blakan.

Akupun terdiam.

Sulit bagiku untuk percaya.

"Sudahlah, gak usah terlalu dipikirin. Masih SMA gitu, jalan masih panjang. Jodoh gak ada yang tau" timpal Yuga, seakan mengerti keadaanku yang seketika hening tanpa suara.

Ada benernya apa yang Yuga bilang. Aku masih sekolah, jalanku masih panjang dan sayang kalau dilewatkan cuma untuk menangisi orang yang gak penting. Yang gak bisa nerima apa adanya aku.

Aku, Andri, Yuga. Beda usia kami memang lumayan jauh. Beda 5 Tahun. Saat aku duduk dibangku SMA, Andri dan Yuga adalah seorang Mahasiswa.

"Halo? Masih hidup?" tanya Yuga usil.

"Ya masihlah." jawabku jengkel.

"Habis, lama banget diemnya. Yaudah, ntar malam aku telepon lagi ya." sahut Yuga menutup pembicaraan kami.

"Jangan lupa makan, nanti kurus. Jangan dipikirin trus. Life must go on!" tambahnya sebelum benar-benar menutup telepon.

Belum sempat aku sangkal, telepon pun terputus.

Huh.
Dasar nyebelin!
Orang belum selesai ngomong juga.

Akupun duduk melamun mengingat lagi apa yang telah dikatakan Yuga. Kemudian menangis lagi, dan sampai akhirnya aku tertidur.

• • •

4 bulan sudah berlalu...

Kudengar, Andra sudah pacaran dengan anak dari Sekolah lain.

Dan apa yang aku rasakan sekarang?

Pas dengar Andra benar-benar punya pacar baru, ya aku cuma bisa bilang "Oh..."

Jujur, sedih itu gak ada.

Bayang-bayang Andra perlahan hilang.

Yang ada sekarang, hati ini sudah mencoba ikhlas untuk melepas Andra.

Dan kupastikan, aku benar-benar bisa melupakan dan merelakannya bersama dengan yang lain.

Aku gak mau terus-terusan sedih. Aku capek nangis.
Sementara dia? Bodo amat sama perasaanku. Malah asik sama yang lain.

Yah... pelan tapi pasti.
Ku buka lembaran baru tanpa harus menangisi sosok Andra lagi.

• • •

Tit tit.. tit tit.. Bunyi pesan masuk dari handphoneku.

Segera ku baca, rupanya dari Yuga. Isinya? Cuma sebuah gambar orang yang lagi senyum.

"Ish, gak jelas banget sih ni anak!" gerutuku dalam hati.

Tapi dalam hati aku tau..
Mungkin maksud Yuga ngirim pesan begitu cuma untuk menghiburku.

Padahal, tenang aja.
Aku disini baik-baik saja.
Bahkan sangat baik-baik saja.

• • •

Tanpa sadar ku sebut nama Yuga berulang kali.

Yuga, Yuga.

Sambil mengingat-ingat lagi akan sosok Yuga yang selama aku patah hati selalu jadi tempatku berkeluh kesah.

Ah, Yuga.

Aku bisa sekuat inipun berkat anak itu. Yang selalu memotivasi aku untuk bisa bangkit dari luka. Satu sisi, darinya aku tau semua informasi tentang Andra. Sisi lain, dia juga yang berusaha nge-healing aku untuk bisa nerima kenyataan kalo Andra punya pacar lagi.

Dan kali ini kupastikan dengan tegas, tugas Yuga ngepo-ngepoin Andra selesai. Yuga sih gak kepo, Andra pasti selalu cerita apapun yang lagi Andra alamin ke Yuga. Akunya aja yang kepo. Sudah tau Andra gak mau, masih aja ngarep. Ya, setidaknya setelah ini, gak ada lagi Nona yang merengek-rengek ke Yuga nanyain kabar Andra dengan segala kegalauan yang mungkin sebenarnya bikin Yuga bosen dengernya.

Yeah, it's ok!
Mau Andra punya pacar selusin atau bahkan sampai punya istri, sekarang aku sudah benar-benar gak peduli. Aku mau hidup normal lagi tanpa harus nangisin, ngebahas dan ngepoin dia lagi.

Semoga kamu bahagia terus ya, Ndra!
Ucapku mantap dalam hati.

• • •






Sepenggal Kisah Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang