"Gheaaa..."
Teriak Putri begitu panik saat gadis itu sudah tergeletak di tanah. Iya, gadis itu bermama Ghea, dan saat ini dia tengah pingsan.
Lelaki yang ditabrak tadi hanya diam memandangi gadis yang coba disadarkan oleh temannya itu. Entah apa yang tengah dipikirkannya, dia tak berekspresi sama sekali. Hingga suara Putri yang meminta tolong padanya membuatnya ikut membantu. Segera dia mendekat dan mengangkat tubuh gadis itu menuju UKS.
× × ×
"Selamaaat sore!" kata gadis berambut sebahu yang dikuncir lalu dijawab "Sore! sore! sore!!!" oleh para adik kelasnya. Dilanjut sapaan oleh gadis berhijab yang tingginya tak sampai se dagu gadis sebelumnya.
"Apa kabarnya?"
"Luar biasaaa!!!" sungguh jawaban yang menggelegar penuh semangat dan antusiasme.
"Hai semuaaa... Kenalin nama kakak Aulinda Fitria" ungkap gadis itu sembari melambaikan tangan dan tak lupa dengan senyuman termanisnya.
"Dan nama kakak Audri Fitria" ucapnya seraya membungkukkan badan ala-ala putri kerajaan jaman bahula.
"Dan nama saya Adesty Fitria" sahut gadis berambut sebahu digerai yang datang tiba-tiba, menampilkan senyum muanis dengan deretan gigi yang terhalang behel.
Hal itu ditanggapi bingung oleh para adik kelas. Ada yang menganggap mereka sedang bercanda, mengira mereka anak kembar tiga, bahkan ada yang cuek-cuek saja dan lebih asik menggali emas di hidungnya. Nggak sopan.
"Hai... Kalian pada penasaran ya?" pertanyaan gadis berhijab alias Aulinda a.k.a Linda mengintrupsi. "Walau nama kami ada kesamaan, tapi itu hanya kebetulan lo" lanjutnya. Akhirnya mereka ber 'oh' ria berjamaah.
"Ada apa?" tanya Audri pada Desty yang sebelumnya memintanya mendekat.
"Mau ngasih tau kalau Gheyhaliza Pradani dan Putri Rai Sukmana dari kelas 10 ipa 2 izin"
"Emang kenapa?"
"Si Gheyhaliza pingsan, sedangkan si Putri nemenin" terang Desty dengan singkat, padat namun kurang jelas.
Audri memutar bola matanya jengah, "Yaelah. Belum apa-apa aja udah pingsan, gimana nanti waktu kemah" menurutnya, generasi sekarang itu pada lemah, mungkin karena kebanyakan makan micin kali ya.
"Heh jangan suudzon dulu jeng, itu anak tadi habis jatoh ketiban tongkat" sekarang Desty bergaya ibu-ibu tukang ghibah.
"Hah? Yang ada itu sudah jatuh tertimpa tangga Des" Audri kembali dibuat jengah.
"Ya inikan versi pramuka. Lagian ini juga salah pak pradana, bawa tongkat lima biji aja malah nyelakain anak orang" Audri hanya mengiyakan saja, ngobrol sama Desty itu nanti malah jadi ghibah kemana-mana.
"Yaudah, nanti gue catet izin" cuek Audri.
"Ok ship" Desty mengacungkan dua jempolnya pada Audri.
"Linda gue cabut dulu ya" setelah mendapat kata "Ya Des" dari Aulinda, Adesty berlalu meninggalkan dua temannya dari hadapan adik kelas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Scarf (Cerita Pramuka)
Fiksi Remaja[slow update] Gheyhaliza Pradani, seorang gadis manis yang sering dipanggil Ghea dan sangat mencintai alam. Masa sekolahnya hanya diisi dengan belajar dan kegiatan pramuka, hingga pertemuannya dengan Gigih memberikan sebuah pengalaman baru baginya. ...