Chapter 27

3.9K 160 2
                                    

Hatiku terasa ditusuk-tusuk oleh ribuan pisau sekarang, kenapa harus Elita yang menjadi ratu malam ini? Oh ayolah, ia memang cantik malam ini. Tapi? Yang menjadi kekasihnya itu aku, bukan Elita. Kenapa dia yang dikatakan ratu malam ini? Dari sini aku bisa melihat Sasha memberikan mahkota untuk Elita, dia tampak senang sampai memeluk lengan Freddie, bahkan Freddie tidak menolak, Freddie malah menggandeng tangan Elita, ia terus tersenyum pada teman-temannya yang mengambil foto mereka bersama. Hatiku terasa lebih sakit sekarang, aku tidak menyadari kalau pipi ku basah, aku menangis. Tidak jangan disini. Aku harus memahami kalau ini hanyalah sebuah acara yang dibuat oleh kepala sekolah, aku tidak boleh menolak. Ini hanya rencana.

Tapi tetap saja, mereka akan berdua ke Kalimantan, menginap dua hari, melaksanakan makan malam romantis yang sebenarnya sangat aku inginkan. Semuanya lenyap, harapan bodoh yang aku buat, mereka pantas mendapatkan ini, karena mereka sama-sama terkenal di sekolah. Bodohnya harapan aku, mungkin Freddie akan malu jika pasangannya itu aku.

Aku menjauh dari panggung, entah ini menuju kemana tapi yang jelas ini sudah keluar dari aula. Aku menangis lagi, air mata ini terus keluar tanpa aku suruh, mungkin kah ini rasanya jika sedang patah hati? Ini lebih sakit, tidak saat aku jatuh dari sepeda dan kakiku berdarah.

Apa ini pertanda jika aku sangat tidak ingin kalau harus kehilangan Freddie? Aku takut, apalagi saat Elita mengatakan ia mencintai Freddie melebihi aku, apa yang harus aku lakukan?

"Gabriel?" ujar Freddie yang tiba-tiba sudah berdiri dihadapanku "sedang apa disini? Apa kamu tidak melihatku tadi?" tanyanya dengan mahkota di kepalanya "kamu kenapa? Kamu menangis?" tanyanya lagi sembari memegang kedua bahuku.

Aku langsung menghapus air mataku yang masih mengalir dipipi ku, aku hanya diam. Aku tidak bisa beralasan lagi untuk berbohong, seharusnya aku tidak menangis "kamu kenapa?" tanyanya lagi, dan lag-lagi aku terdiam berusaha tersenyum dan berusaha tidak terjadi apa-apa.

"Kamu kenapa, Gabriel? Cerita sama aku" tanyanya lagi.

"Aku... Aku tidak apa-apa, tadi aku cuma mengantuk dan biasanya kalau menguap aku suka mengeluarkan air mata"

"Kamu bohong, aku tahu kamu habis menangis, iya kan?" matanya terus menatapku, itu membuatku nyaman. Dan aku tersenyum "aku tidak apa-apa sayang, oh iya kamu menang ya? Selamat ya, nanti kamu mau jalan-jalan sama Elita ya? Hebat, kamu cocok banget pakai mahkota itu, oh iya nanti aku mau minta foto dari temen kamu soalnya tadi temen kamu mengambil foto kamu, pasti kamu keren" kataku sambil menangkup kedua pipinya.

"Kamu tahu? Aku tahu kamu kenapa-kenapa, kamu tidak mau aku jalan-jalan dengan Elita, kan? Kamu pasti sakit hati saat Elita yang dipanggil bukan kamu, makanya kamu menghindar dari aula dan sekarang menangis ditempat seperti ini, iya kan?"

"Kata siapa? Aku senang kamu menang, maksud aku melihat kamu menjadi raja, menjadi orang populer di sekolah, itu keren sayang... Dan aku tidak akan melarang kamu jalan dengan Elita, itu sudah rencana aku akan senang melihat kamu senang" ucapku sembari mengelus pipinya.

"Kenapa kamu harus menangis? Kenapa kamu harus berdiam diri? Kenapa kamu harus merahasiakan semua perasaan kamu? Kamu bisa mengatakan kalau aku menyakiti diri kamu, sayang, aku ini pacar kamu, di sini yang berpacaran bukan hanya aku tapi kita, sekarang kita bukan aku dan kamu" Freddie mengambil tanganku dan menggenggamnya.

"Kamu sayang denganku?" tanyaku. Dan Freddie mengangguk cepat "tentu, aku sangat sayang denganmu"

"Jika kamu sayang, aku tidak akan mengatakan perasaan aku padamu, kamu pasti tahu apa yang aku rasakan sekarang, kamu pasti menyadarinya"

"Tapi bagaimana bisa aku menyadarinya jika kamu sendiri menyembunyikan itu semua?"

"Ada saatnya kamu harus menyadarinya dan ada saatnya kamu tidak perlu tahu apa yang aku rasakan, tapi lihat sekarang. Kamu bahkan tahu aku disini"

Nerd GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang