Chapter 50

4.5K 112 15
                                    

Seminggu setelah kejadian itu, tidak ada lagi yang bicara. Gosipnya menganggap malah aku yang mencium Greyson bukan sebaliknya dan makin memburuk hingga sekarang, mereka masih terus mengejek, bahkan sampai tega melakukan hal buruk seperti; menaruh kaos kaki busuk didepan pintu kamarku atau didalam tasku, ada juga yang lebih buruk adalah aku disiram susu saat makan siang di kantin, itu benar-benar menjijikan.

"selamat pagi, Gabriel" sapa Brooklyn untungnya dia percaya pada ceritaku kalau bukan aku yang mencium Greyson "ini sarapanmu, aku pulang telat hari ini" lanjutnya sambil menaruh sepiring grape's pancake dan susu putih.

Sambil memotong kecil pancakenya, aku terus melamun. Baru saja aku bangun tidur, aku cuman ada kelas siang hari ini. Bagus sekali, karena tidak bersama dengan Greyson. Oh, setelah kejadian itu Greyson belum mencoba meminta maaf seperti... mungkin menelponku atau kirim e-mail padaku. Sama sekali tidak. Ahh, masa-masa SMA kembali lagi?

*****

"Gabriel!" teriak seseorang sambil melambaikan tangannya padaku, Sabrina "aku... mengadakan pesta hari ini di Aquarius's Club, kamu tamu VIP jadi tolong datang, ya" ucapnya sambil memberikan kertas undangan "disana juga ada Greyson, mungkin kalian bisa saling... mengobrol? Aku tidak tau." Dan dengan senyuman dia pergi.

Pergi ke pesta katanya? Ada Greyson? God, aku bahkan belum pernah pergi ke Club. Tidak menghiraukan, aku kembali berjalan menuju kelas.

Aku tidak fokus pada mata kuliah hari ini, yang aku pikirkan hanya kejadian itu. Maksudku... aku... apa aku terlalu polos? Hanya satu ciuman saja aku marah? Mungkin saja disini berbeda, tradisi mereka mungkin itu hanya sebuah... sebuah apa ya... aku sebenarnya merindukan Greyson, tapi aku tidak mungkin menghampiri Greyson lebih dulu. Aku tidak salah, dia yang salah dia yang menciumku lebih dulu.

Menghela napas, sumpah apa aku datang saja ke pesta Sabrina?

"hei, Gabriel." Tangan Anna mencolek pinggangku "kamu datang ke acara Sabrina?"

Aku menoleh padanya "tentu," ucapku tanpa nada.

"kamu gila?" dia tiba-tiba menarik bangkunya agar lebih dekat denganku "dia yang membuatmu jauh dengan Greyson, lalu kamu mau datang?"

"memangnya kenapa?" aku mengernyit "kamu bisa ikut denganku kalau mau."

"ah, baiklah terserah."

Anna kembali menjauhkan bangkunya dariku, sumpah aku tidak tau apa yang barusan aku bicarakan. Kenapa aku harus ikut? Aku menghembuskan nafas panjang dan menaruh kepalaku diatas meja, aku pasti sudah gila.

*****

Menelentangkan badan, aku menatap langit-langit ini sudah hampir jam tujuh malam sedangkan pesta dimulai setengah jam lagi, aku belum melakukan apa-apa untuk memilih pakaian saja rasanya benar-benar malas, aku bingung. Benar-benar bingung.

Bagaimana kalau Greyson tidak ingin bicara padaku? Dia bahkan sampai sekarang tidak ada kabar sama sekali, seharusnya dia meminta maaf atau sekedar basa-basi supaya bisa membaik.

"Gabriel, bagaimana deng—hei! Kenapa tidak mandi dan siap-siap?" dia menarik bantal dari kepalaku "hampir dimulai pestanya, Gabriel" kali ini dia menarik tanganku agar bangun.

Aku menghela napas, lagi. "aku tidak ingin ikut, Brook." Ucapku memeluk kembali bantal "aku tidak ingin bertemu Greyson, lagipula aku tidak pantas ada dipesta itu."

"sudahlah, tidak usah pikirkan anak itu. Cepat mandi dan aku akan menunggumu lima menit dari sekarang!" dia menarik tanganku dengan kasar "cepat Gabriel!"

"ah baiklah..." dengan malas aku menuju kamar mandi.

Malam ini, aku akan dirubah menjadi bukan diriku lagi. Sama seperti waktu pertama kali tidak memakai kacamata, walau aku sudah berkali-kali melakukan ini tetap saja, rasanya ini sama sekali bukan diriku yang sebenarnya.

"nah, sudah!" seru Brooklyn "sekarang waktunya pesta...!" dia begitu senang sekali.

*****

Memasuki club dengan perasaan aneh, banyak yang mengantri hanya karena ingin masuk tempat ini. Suara lagu dengan volume tinggi sudah terdengar, aroma rokok bertebaran dimana-mana tidak terlewatkan dengan tangan laki-laki nakal mencolek salah satu bagian tubuh perempuan yang baru saja datang. Dengan senang hati perempuan itu mempersilahkannya, apa ini?

Jadi... neraka seperti ini

Aku terus menggenggam tangan Brooklyn dengan kondisi apapun, aku tidak ingin ikut didalam salah satu diantara mereka. Tidak akan pernah.

Satu jam setelah itu...

"OH MY GOD!" aku berteriak kemudian tertawa dengan keras, sumpah ini begitu menyenangkan "aku... aku ingin ini lagi, dimana Brooklyn?" suaraku mulai tidak jelas, karena kebanyakan meminum apapun itu, tapi itu benar-benar sangat lezat. Sumpah.

"Gabriel?" suara itu, iya suara itu pasti itu Greyson "ken—kamu kenapa seperti ini?"

Aku membalikan badan dengan lemas dan tidak jelas, kemudian tersenyum tanganku masih memegang gelas kosong bekas minuman tadi "oh, Greyson... apa kabarmu?" aku menarik kemejanya mendekat, setelah itu menatap wajahnya dengan begitu dekat dan... aku tertawa.

"sial, kamu mabuk berat Gabriel" ucap Greyson menjauhkan wajahku "aku akan antar kamu pulang."

"tidak usah, Greyson aku masih ingin disini..." aku menjauhkan badannya lebih jauh lagi, aku benar-benar tidak ingin pulang "kamu saja sana bersama junior kesayanganmu, bodoh"

"Gabriel, kamu mabuk!" Greyson menarik tanganku kasar "kamu harus pulang!"

Aku merintih "I AM OKAY GREYSON! STOP PULLING MY HAND!" dia berhenti, berhenti menarik tanganku, aku terduduk.

"stop Greyson, I can't... you treat me like I am your bestfriend, but sometimes you treat me like I am your princess" kataku lirih "I don't understand, actually who I am for you? Friend? Bestfriend? Or something more than that?"

"you can't do this to me, Greyson. It's so hard to me or you can explain about last week, you kiss me." Aku mulai menatapnya "do you remember?"

"Gabriel... aku... kamu mabuk," ucapnya mengalihkan semuanya.

"ANSWER ME!" teriakku "I am a women, Greyson—" dan aku menangis didepannya.

"Gabriel, I... I can explain, but you have to go home first, your not okay"

----------------------------

hai hai hahhaha, gue udah ada ide dongggg. hmm gimana?gabagus ya:') eh iya, buat jadi tokoh gabrielnya kira-kira bagusan siapa ya?ada yang mau rekomen?

DONT FORGET TO VOTE MY STORY:)

Nerd GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang